9 Jul 2014
Edisi Ramadhan: Karena Peran Muslimah Begitu Berharga, Tetapi Kenapa Seakan-akan Diam?
Allah SWT menciptakan semuanya itu berpasang-pasangan. Panjang - pendek, tinggi - rendah, luas - sempit, dan juga Allah menciptakan Nabi Adam as juga Siti Hawa. Menjadi sebuah bukti betapa Allah Maha Pencipta dengan segala hikmah dibalik ciptaan-Nya. Mari kita menilik persoalan yang membelit generasi muda Islam terkini, yaitu sempit dan sedikitnya peran serta muslimah dalam mengemban dakwah Islamiyyah. Bahkan kebanyakan mereka dari mereka tidak pernah aktif dalam lapangan dakwah. Mereka beralasan bahwa dakwah, amar makruf nahi munkar adalah tugas kaum lelaki.
Apakah alasan itu beralasan? Mari lihat firman Allah :
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (At-Taubah: 71)
Khadijah (radiyhuanha) memberikan kenyamanan, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan bukti terbesar dari sangat pentingnya peran ini. Para Sahabat Nabi yang memilih meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke tempat yang ribuan mil jauhnya demi Islam pada awal-awal penyebaran Islam di Mekkah, juga memiliki dukungan dari istri mereka.
Pekerjaan
para wanita Muslim di bidang Dakwah pada dasarnya memperkuat kerja dakwah pria. Sangat menyedihkan bahwa
peran ini begitu terlalu diabaikan dan diremehkan. Dengan sifatnya sebagai
selimut spiritual dan psikologis manusia, wanita dapat memainkan peran penting
dalam Dakwah. Demikian juga bahwasanya wanita muslim lah yang paling tahu watak seorang muslimah. Jikalau laki-laki yang mencoba berdakwah kepada seorang muslimah, yakinlah akan mengalami kesulitan. Selain kesulitan dalam menjaga izzah, juga sulit dalam memahamkan.
Wanita, yang memahami peran mereka akan dakwah dan kebangkitan Islam, akan
mulai mendidik diri mereka sendiri dan mencapai hak-hak mereka atas pendidikan
dan tarbiyah. Lihatlah Hadis riwayat Abu sa’i bahwa Para sahabiyah pernah
mengadu kepada Rasul saw karena merasa tidak mendapatkan kesempatan yang sama
dengan para sahabat dalam mendapatkan penjelasan agama. Sebab Rasul saw ketika
menyampaikan ajaran Islam dalam majlis, hanya dihadiri oleh kaum laki-laki.
Maka Para wanita itu meminta kepada Rasul saw agar menyediakan satu hari khusus
untuk memberi pelajaran kepada kaum wanita tanpa kehadiran laki-laki.
Ummu Sulaim mengajar anaknya Anas bin Malik tentang Islam, meskipun
suaminya menolak Islam. Ketika Abu Thalhah melamarnya (sebelum menerima Islam)
dia mengatakan bahwa mas kawinnya adalah Islam, Abu Thalhah pada gilirannya
memeluk Islam dan menikahi Ummu Sulaim.
Jika kita bergerak ke lingkaran yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa
wanita Muslim memainkan peran besar dalam pengorbanan dan layanan untuk agama
Allah. Sumayyah menyerah hidupnya ketika Abu Jahal membunuhnya karena memilih
menjadi seorang Muslim. Dia adalah Muslim dan perempuan pertama yang tewas
dalam Islam.
Khadijah, istri pertama Nabi yang sangat kaya, menghabiskan uangnya untuk
mendukung dakwah suami tercintanya. Ummu Salamah rela meninggalkan suaminya dan
melihat anak-anaknya dianiaya ketika dia hijrah. Ummu ‘Imarah turut berjuang
dalam membela Nabi (damai dan berkah besertanya) dalam perang Uhud, dengan
merawat yang terluka dalam pertempuran adalah peran Perempuan Muslim memainkan
peran dalam perang sepanjang sejarah Islam.
So, tidak ada alasan lagi untuk tidak ikut dalam medan dakwah. Sesungguhnya engkau begitu berharga.
7 Jul 2014
Siapkan Diri Sambut Ramadhan
“Selanjutnya,
jika salah seorang dari kamu mencapai bulan itu, maka ia harus berpuasa” (Q.S.
Al Baqarah: 185).
Nah teman-teman pasti tahu kan setelah baca terjemahan dari
ayat Al-Qur’an tersebut bulan apa yang dimaksudkan, yap betul, akan segera
datang bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan sangat dimuliakan oleh
seluruh muslim di dunia, bulan yang sakral dan suci bagi orang-orang yang
menginginkan pengampunan atas dosa-dosanya yang terdahulu seperti hadits yang
diriwayatkan Ibnu Majah Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan
mengharap pahala, maka diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah
lalu."
Bulan
Ramadhan akan segera tiba, dan tanpa persiapan yang matang kita tidak dapat
mengoptimalkan Ramadhan kali ini secara maksimal. Hal ini harusnya dihindari
karena pahala yang berlipat-lipat tersebut tidak sia-sia kita lewatkan begitu
saja. Nah, agar bulan Ramadhan tahun ini kita dapat mengoptimalkannya untuk berbenah
diri menjadi pribadi yang lebih baik maka ada beberapa hal persiapan yang perlu
kita lakukan.
Pertama yaitu niat. Niat ini sangat penting dimana setiap perbuatan yang akan
kita lakukan akan selalu diawali dengan niat. Bahkan dengan hanya dengan
berniat yang baik saja mendapat pahala, bagaimana dengan melakukan hal baik
tersebut, pasti akan bertambah pahala yang lebih besar. Anggaplah Ramadhan kali
ini sebagai Ramadhan terakhir yang kita lalui sehingga kita dapat
bersungguh-sungguh dalam menjalankannya karena kita tidak bisa menjamin kita
akan bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Tanamkan tekad yang disertai
dengan keikhlasan untuk konsisten dalam beramal saleh dan beribadah pada bulan
Ramadhan ini.
Yang
kedua yaitu bertaubat. Ramadhan adalah bulan yang sangat layak untuk
memperbarui taubat, karena di dalamnya dilipatgandakan kebaikan, dihapus dan
diampuni dosa, dan diangkat derajat. Jika seorang hamba selalu dituntut untuk
bertaubat setiap waktu, maka taubat pada bulan Ramadhan ini lebih dituntut
lagi, karena Ramadhan adalah bulan mulia waktu dimana rahmat-rahmat Allah turun
ke bumi.
Selanjutnya
yang ketiga yaitu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan puasa dan ibadah
lain. Hal tersebut sangat perlu dilakukan bahwa sebenarnya pahala di bulan suci
Ramadhan ini bukan hanya dari berpuasa saja melainkan ada ibadah lain yang
memiliki pahala tak jauh besar dari sekadar berpuasa. Pengetahuan-pengetahuan
lain yang berkaitan dengan Ramadhan juga perlu kita ketahui seperti
anjuran-anjuran, prioritas-prioritas amal yang harus dilakukan dalam Ramadhan,
dan lain-lain agar setiap muslim dapat mengoptimalkan bulan ini sebaik mungkin.
Dan
yang terakhir yaitu persiapan fisik. Fisik yang prima dapat mendukung
berlangsungnya aktivitas utama di bulan Ramadhan yaitu berpuasa, selain itu
fisik juga berperan penting dalam melaksanakan aktivitas lainnya seperti shalat
sunah, tadarus, dan sebagainya di bulan
suci ini. Salah satu persiapannya yaitu melakukan puasa sunnah pada
sebelum Ramadhan sehingga kita akan terbiasa jika menjalankan puasa di bulan
Ramadhan 1435 H.
Memulai
datangnya bulan Ramadhan memang tak lepas dari berbagai hal persiapan, baik
secara jasmani maupun ruhani. Persiapan ini sebaiknya dilakukan jauh hari
sebelum mendekati bulan Ramadhan agar setiap aktivitas dan kegiatan yang kita
lakukan mampu berjalan secara optimal dan bernilai ibadah. Mari kita songsong
Ramadhan kali ini dengan persiapan yang maksimal untuk memperoleh hasil yang
maksimal pula. Semoga bermanfaat.
(Ditulis oleh Harry Sumantri Hartasa, dalam Pelatihan Jurnalistik Internal Media Komunikasi dan Informasi BPPI, 24-25 Juni 2014)
6 Jul 2014
Edisi Ramadhan: Jadilah Orang Kaya Tapi Miskin !!
Begitu mendengar pesan ini sungguh hati bertanya-tanya, "kaya, tapi miskin". Sebuah kalimat yang membingungkan, tapi sarat akan makna.
Aisyah
mendengar Rasulullah berdoa : “ Ya Allah, jadikanlah gaya hidupku seperti gaya
hidup orang miskin, cabutlah nyawaku dalam keadaan miskin, lalu kumpulkanlah
aku pada Hari Kiamat bersama kelompok orang miskin “.
Mendengar
doa itu Aisyah protes : “ Mengapa engkau berdoa seperti itu wahai Rasulullah ?
“, Beliau menjawab :
“
orang-orang miskin akan masuk Sorga 40 tahun lebih awal dari pada orang-orang
kaya, wahai Aisyah jangan pernah menolak orang-orang miskin meski engkau hanya
bisa memberi separuh biji korma, cintailah orang miskin dan dekatkanlah mereka
kepadamu agar Allah juga mendekatkanmu kepadaNYA pada Hari kiamat nanti “ (
HR.Tirmidzi, Baihaqi dan Mundziri )
Lho mengapa do'a Nabi seperti itu? Bagaimana kemudian kita akan sedekah, naik haji/umrah tanpa harta. Padahal sebagaimana kita mengetahui bahwasanya Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang dan wirausahawan ulung bahkan mulai berdagang dari umur 8 tahun sampai 40 tahun. Terus apa makna dibalik do'a nabi ini??
Inilah pesan yang terkandung dibalik kemuliaan perilaku dan sikap Rasulullah saw. Sesungguhnya Rasulullah itu kaya secara materi, tetapi memiliki tingkat kezuhudan yang tiada terkira. Betapapun beliau seorang kepala negara, namun rumah beliau tidak bisa dikatakan rumah seorang kepala negara. Dan Abu Hurairah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw berkata, "Ya Allah jadikanlah rezeki keluarga Muhammad cukup." Dan kecukupan diartikan oleh Sa'id bin Abdul Aziz ketika ditanya, "Apakah kecukupan dari rezeki itu?" dia menjawab, "Kenyang sehari, lapar sehari."
Rasulullah berzuhud bukan karena fakir atau kesusahan, juga bukan karena sedikitnya makanan. Kalaupu beliau mau bemewah-mewahan dengan kehidupan dunia dan bersenang-senang dengan kemegahannya, niscaya akan datang padanya dunia dengan tunduk dan patuh. Akan tetapi beliau tetap zuhud karena menginginkan umatnya dapat mencontoh makna ta'awun (tolong menolong), berkorban, dan itsar (mementingkan orang lain). Dan juga beliau menginginkan agar para generasi setelahnya mencontoh kehidupan yang berkecukupan dan penuh rasa qona'ah.
Memang segala apa yang ada pada Rasulullah itu adalah suri tauladan yang baik (Q.S 33: 21). Beliau itu adalah sosok yang dermawan untuk orang lain, dan pelit untuk kepentingan dirinya. Dengan begitu derajat itsar itu sangat melekat kepada Rasulullah.
Inilah makna dibalik kemuliaan perbuatan Nabi. Kekayaan itu menjadi yang patut untuk dicari dengan maksud untuk sepenuhnya mencari keridhoan Allah SWT dan bukan untuk pamer, riya', dsb. Begitu juga tidak pantaslah kita menunjukkan kekayaan kita dengan berpakaian, berdandan ataupun dengan cara lain kepada manusia, karena sesungguhnya kekayaan dunia itu bisa menjadi sandungan kita untuk mencapai surga-Nya.
Ya Allah, letakkan dunia ini di tanganku, dan letakkan akhirat di hatiku.
5 Jul 2014
Edisi Ramadhan : Aturan Islam Menjagaku dari Fitnah Dunia
Alangkah seringnya,
Mentergesai kenikmatan itu
Membuat detik-detik di
depan terasa hambar
Kelezatan itu akan hilang
Dari orang yang terpenuhi
tuntutan syahwatnya yang haram
Yang tersisa hanyalah dosa
dan hina
(Salim A.Fillah)
Dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 14 dikatakan “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita, anak-nak, harta yang
banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik”.
Jelas tidak ada yang salah dengan ayat diatas, karena penempatan wanita dalam
urutan pertama bukannya tidak beralasan. Lihat saja perlakuan masyarakat Yunani
pada zamannya, dimana pengakuan terhadap seorang wanita pezina menjadi hal yang
sangat dielukan. Berbeda sekali ketika di zaman Rasulullah, wanita layaknya
berlian yang selalu dijaga dengan baik. Tidak jauh berbeda dengan kondisi saat
ini dimana golongan manusia dari jenis wanita atau biasa dikenal dengan
“perempuan” memiliki tuntutan moral yang lebih tinggi dari laki-laki baik di
masyarakat maupun kehidupan dalam berkeluarga kaitannya penjagaan dirinya. Dan
ini menjadi tanggung jawab bersama. Coba tengok surat At-Tahriim ayat 6, "Hai orang2 yg beriman jagalah diri kalian
dan keluarga kalian dari (siksaan) api neraka." Masih nyangkal kalau
ini bukan tanggung jawab bersama? Nah lo
Satu lagi fakta yang sering kita lewatkan
bahwasanya Islam menjaga seorang wanita secara totalitas. Dalam Islam seorang
wanita muslim tidak diperkenankan bepergian jauh tanpa muhrimnya. Ketentuan ini
dipertegas dalam hadist dari Ibnu Abbas, ia mendengar Rasulullah saw bersabda “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki
melepas seorang perempuan kecuali dengan muhrimnya.” Ada seorang laki-laki
bertanya: “wahai Rasulullah,
sesungguhnya istriku pergi haji, saya telah tercatat untuk ikut dalam
peperangan ini dan itu.” Beliau bersabda: “Pergilah kamu dan berhajilah bersama
istrimu” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim). Hal ini semata-mata
diperuntukkan bagi kebaikan wanita itu sendiri untuk menghindarkannya dari
fitnah. Karena sesungguhnya fitnah lebih kejam dari menghilangkan nyawa
seseorang. Lebih jauh lagi, hal ini dikaitkan dengan kewajiban menutup aurat
bagi seorang wanita muslim. “Dan katakanlah kepada perempuan
yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….(QS. An-Nur : 31)
Dan lagi-lagi, Ramadhan ini adalah momen
paling baik untuk memulai hal-hal yang baik. Tanpa menunda lagi, tanpa mencari-cari
pembenaran untuk setiap yang kita lakukan saat ini. Yuk kita mulai perbaiki sekarang.Semangat Ramadhan.
4 Jul 2014
Edisi Ramadhan: Merah Putih Warna Kesukaan Nabi?...
Merah
Putih Warna Kesukaan Nabi?...
“Apa warna bendera
indonesia?...”
tanya seorang guru kepada muridnya. “merah
putih Bu” sahut seorang murid dari salah satu meja.Ya,memang merah putih
merupakan warna bendera indonesia.tetapi sejak kapankah indonesia mengenal warna merah putih sebagai
warna benderanya?.
Dalam
sejarah singkat tentang asal mula negara indonesia warna merah putih berasal
dari zaman awal masuknya islam kenusantara pada abad ke 7M. pada saat itu,dalam
perjalanan delegasi Khalifah Utsman bin Affan ke kaisar china atau Tiongkok
sekarang,mereka sempat singgah di kepulauan nusantara.para utusan ini kemudian
memyebarkan budaya muslim kepada penduduk di wilayah nusantara.
Sebagian
umat islam tidak tahu bahwa panji-panji yang kerap dibawa oleh pasukan
Rasulullah SAW saat mereka berperang adalah berwarna merah dan putih.Rasulullah
SAW pernah bersabda “innallaha zawalliyal
ardha masyariqaha wa magharibaha wa-a’thonil kanzaini: al-ahmar wal abyadh.
(sesungguhnya Allah memperlihatkan dunia kepadaku.aku ditunjukkan pula timur
dan barat.dan aku dianugrahi warna yang indah: merah dan putih).
Selain
itu peninggalan masjid-masjid zaman Rasulullah juga berwarna merahbata.sebagian
dari ornamen yang menghiasi masjid pada masa Rasulullah merupkan berwarna merah
seperti yang terlihat pada masjid Alhamra (Al-ahmar) di Kordoba,Spanyol yang
juga berwarna merah.sedangkan warna putih terlihat pada hiasan di masjid nabawi
pada bagian dalam yang berwarna hijau dan putih yang disesuiakan dengan warna
kubah makam Rasullullah SAW.
Dalam
sejarah islam sendiri nama-nama dari istri nabi juga banyak yang menggunakan
warna merah.misalnya menurut Ismail Haqqi Al-Buruswi dalam tafsir Ruhul Bayan,istri nabi Adam a.s., Siti
Hawa r.a. disebut juga dengan hautun
yang berarti merah.Siti Aisyah r.a. sering dipanggil Rasulullah SAW dengan humairah yang artinya juga
kemerah-merahan.
(Khazanah Peradaban
Islam,Tata Septayuda Purnama)
3 Jul 2014
Edisi Ramadhan: Gaza Gaza Gaza, Bukti Kekejaman Zionis La'natullah
Allahuakbar.. Allahuakbar.. Allahuakbar
Saat langit berwarna merah saga
Dan kerikil perkasa berlarian
Meluncur laksana puluhan peluru
Terbang bersama teriakkan takbir
Sungguh Allah akan memberikan bukti atas janji-janji-Nya. Kebiadabanmu menunjukkan betapa takutnya engkau zionis. Tunggu saja kehancuran akan menimpamu.
Ketika umat muslim di Indonesia sedang bersuka cita menyambut bulan penuh ampunan. Ketika umat muslim Indonesia disibukkan dengan penyambutan Ramadhan dengan penuh semangat. Di kala umat muslim Indonesia sedang lelap dalam tidurnya. Coba tengoklah, betapa beruntungnya kita. Saudara-saudara kita di Jalur Gaza mendapatkan serangan dari zionis la'natullah saat menjelang sahur.
Sebagaimana diberitakan bahwa Serangan di saat umat Islam sedang sahur ini menyebabkan sebanyak tujuh korban luka tiba di rumah sakit Kamal Udwan, utara Jalur Gaza dan tiga korban lainnya berasal dari kota Gaza. Sumber-sumber Pusat Informasi Palestina (PIC) menegaskan, pesawat tempur Zionis menggempur dua pos keamanan milik Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas di barat Rafah, Jalur Gaza bagian selatan dan satu lagi di kampung Tufah, dan titik lainnya di wilayah Maqusi.
Di
utara Jalur Gaza, pesawat tempur Zionis menggempur lahan kosong yang terletak
di sekolah Zaid bin Haris dan pos milik Al-Qassam. Selain
itu, pos keamanan miliki Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islami dekat desa
Baduwi dan pos milik di dekat sekolah pertanian di Bethanun utara Jalur
Gaza juga menjadi serangan ‘Israel’. Pesawat
tempur Zionis juga menyerang kantor pusat intelijen yang sudah hancur
sebelumnya dengan tiga roket.
Sebuah
bom cahaya yang tujuannya menerangi target juga dilepaskan ‘Israel’ di atas
rumah-rumah warga di Jalur Gaza utara dan disusul serangan bom.
Akibatnya, serangan menimbulkan kerusakan rumah-rumah warga. Juru
bicara militer ‘Israel’ Avighe Adari menegaskan, pesawat tempur ‘Israel’
menyerang 15 target milik Brigade Al-Qassam. Hingga saat ini, pesawat tempur
‘Israel’ masih melancarkan serangan-serangannya ke Jalur Gaza. (Hidayatullah.com)
Lihat siapa sekarang yang terlaknat. Sesungguhnya agama ini akan tetap menang. Betapapun engkau menyerang, tetapi serangan itulah yang menguatkan kami.
Kita patut melihat kembali diri kita. Bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim. Bahkan tidak bisa disebut orang itu beriman ketika belum memiliki rasa persaudaraan antar sesama muslim. Maka, dengan kerendahan hati, marilah kita berikan do'a terbaik kepada saudara kita yang saat ini sedang dalam tekanan musuh-musuh Islam.
Edisi Ramadhan: Benarkah Kopiah sebagai Simbol Nasionalisme?
Sobat semua tahu kopiah. Ihh itu lho yang biasanya berwarna hitam. Tingginya ya..sekitar 6-12 cm, yang biasanya sering digunakan dalam ibadah umat Islam. Yup itulah kopiah atau songkok yang kerap melekat di kepala umat Islam keturunan Melayu, termasuk Indonesia.
Lumrahnya , kopiah sering kita lihat di pesantren-pesantren atau madrasah, bahkan untuk beberapa pesantren ada yang mewajibkan kopiah sebagai aksesoris wajib untuk dikenakan, baik saat belajar, shalat, maupun aktivitas sehari-hari. Lha sekarang kita kaji apa hubungan kopiah dengan simbol nasionalisme??
Sobat pernah melihat Presiden pertama Indonesia? Ya, Pak Soekarno. Dalam beberapa tugas kenegaraannya beliau hampir tidak lepas dari mengenakan kopiah. Berdasarkan penjelasan dari Abdul Mun'im (Ketua PP Lajnah Ta'lif wa An-Nasyr NU) bahwa di awal pergerakan nasional 1908, para aktivis masih memakai destar dan tutup kepala berupa blankon, yang lebih dekat pada tradisi priyayi dan aristokrat. Namun, seiring meluasnya gerakan "sama rata sama rasa" dan penolakan terhadap feodalisme, gaya berpakaian dan berbahasa yang dikembangkan Tjokoroaminoto, aktivis Sarekat Dagang Islam (SI) penggunaan kopiah makin meluas. Akhirnya, dalam keseharian Tjokroaminoto selalu memakai kopiah dan banyak muridnya yang akhirnya mengikuti menggunakan kopiah, termasuk Soekarno, yang dahulunya masih memakai blankon juga mulai ikut menggunakan kopiah.
Jadi kopiah ini juga melambangkan adanya persamaan derajad, sebagamana Islam juga mengajarkan tidak adanya stratifikasi duniawi. Segala aspek 'sendiko dawuh', antara budak dan tuan, antara penguasa dan rakyat berusaha dihilangkan dengan adanya kopiah yang kemudian menjadi simbol kewara'an atau kezuhudan seseorang. Semua sama di mata Allah, yang membedakan adalah tingkat ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Sejak saat itu kopiah yang semula hanya merupakan tradisi pesantren , telah diangkat menjadi identitas nasional. Tak hanya sebagai simbol islamisme, tetapi juga patriotisme dan nasionalisme yang membedakan penampilan mereka dengan para priyayi amtenar kolaborator Belanda.
(Referensi: Buku Khazanah Peradaban Islam, Penulis Tata Septayuda Purnama)
1 Jul 2014
Edisi Ramadhan: Mau Berdakwah Kok Nunggu Sempurna?
Alhamdulillah masih diberikan banyak kenikmatan oleh Allah. Baiklah dalam edisi 3 Ramadhan kali ini, kita akan mengkaji tentang problematika seseorang yang ingin berdakwah. Adakalanya kita dibenturkan pada permasalahan sudah pantaskah kita berdakwah?? Kita mulai dengan melihat Q.S Ali-Imran ayat 104:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung."
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada
segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan
tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu
dari umat ini.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Shahih Muslim
dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda : “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia
mencegahnya dengan tangannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya.
Dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah
selemah-lemah iman.”
Di dalam riwayat lain disebutkan : “Dan tiadalah dibelakang itu (selain dari itu) iman barang
seberat biji sawi pun.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami
Sulaiman Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ja’far, telah
menceritakan kepadaku Amr ibnu Amu Amr, dari jarullah ibnu Abdur Rahman
Al-Asyhal, dari Hudzhaifah ibnu Yaman, bahwa Nabi Saw. pernah bersabda :
“Demi Tuhan yang
jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian benar-benar harus
memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau
hampir-hampir Allah akan mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya,
kemudian kalian benar-benar berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya), tetapi doa
kalian tidak diperkenankan.”
Nah dari penjelasan singkat ini sudah jelas menggambarkan bahwa Allah mewajibkan kita sebagai hamba-Nya untuk berdakwah. Namun pertanyaan kemudian muncul adalah apakah boleh kita berdakwah sedangkan kita masih belum sempurna?? Baiklah kita akan melihat bahwa derajat kesempurnaan itu sangatlah susah dan sebagaimana kita mengetahui bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa.
Mungkin ada dua hal yang banyak dipermasalahkan terkait ketidaksempurnaan, yaitu ilmu dan sikap/sifat. Kita lihat hadits Rasulullah:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Ketika kita menguasai bahkan hanya satu ayat maka sampaikanlah. Kita berdakwah sambil menuntut ilmu. Jadi alasan tidak memiliki ilmu hanyalah alasan yang dibuat-buat agar menghindar dari tugas berdakwah.
Kedua adalah karena alasan sikap/sifat. Jika ditanya seperti ini, "Maukah engkau jadi pengisi kultum ramadhan atau mentor?" Ia menjawab, "Saya? Dengan masa lalu yang kelam dan penuh dengan tindakan kriminal anda menyuruh saya menjadi penceramah? Tidak. Carilah orang lain." Jawaban ini menunjukkan bahwa dia ingin membenturkan dirinya pada masa lalunya yang negatif sehingga komitmen untuk berdakwah akhirnya luntur karena alasan yang dibuat-buat. Maka marilah kita melihat kisah sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Khattab. Betapa beliau dahulunya adalah penyembah berhala, penentang Islam, bahkan sudah mengambil pedang dan ingin membunuh Rasulullah, beliau tetap menempati posisi sahabat yang mulia. Dan bahkan beliau dipercaya menjadi pemimpin umat.
Maka, marilah kita memulai diri untuk bisa menebar kebaikan, sehingga kita tergolong ke dalam hamba-Nya yang beruntung. Dan momentum bulan Ramadhan ini adalah saatnya kita belajar menjadi manusia yang bermanfaat kepada manusia yang lain dan menjadikan diri kita sebagai hamba yang senantiasa bersyukur.
Edisi Ramadhan: Udah Imsak, Nggak Boleh Makan
Bulan Ramadhan telah tiba, hiruk pikuk lantunan ayat suci dan dzikir mulai mewarnai kembali serambi-serambi masjid diseantero negeri. Bulan puasa penuh berkah menjadi momentum bagi umat muslim dunia untuk menguji nafsu yang sekian lama lalai untuk dijaga: nafsu makan berlebihan disaat yang lain kelaparan, nafsu mebelanjakan harta untuk sesuatu yang kurang bermanfaat sedang saudara kita yang lain sedang dalam kesulitan harta dan masih banyak lagi. Nah lo.
Bicara tentang puasa, Apa sih puasa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puasa didefinisikan sebagai salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Lazimnya seorang muslim muslim mulai menahan haus dan laparnya ketika Adzan Subuh sudah berkumandang. Namun dibeberapa kalangan masyarakat, ada yang secara tegas memperkenalkan istilah “imsak” sebagai waktu untuk mulai berpuasa. Bener gak ya? Terus kalau sudah imsak baru bangun gimana?
Allah berfirman: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187). Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan penegasan waktu “fajar” sebagai batas akhir bagi seorang muslim untuk memulai puasanya. Hal ini sejalan dengan hadits riwayat Adi bin Hatim RA: Ketika turun firman Allah diatas, maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah Saw: Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang hari. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Bukhari No. 1824)
Tidak sampai disitu, dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah (Kumpulan hadis-hadis shahih), pada keterangan hadis No 1394, secara tegas disebutkan beberapa riwayat, dari Bilal bin Rabah radhiyallahu `anhu, beliau menceritakan,"Saya mendatangi Nabi shallallahu `alaihi wa sallam memberi tahu beliau untuk Salat Subuh. Ketika itu, beliau hendak puasa. Beliau minta dibawakan air dan beliau meminumnya. Kemudia beliau berikan sisanya kepadaku, dan akupun meminumnya. Kemudian beliau menuju masjid untuk salat." (Riwayat Ahmad). Jadi sudah tau sekarang, boleh makan ga? (Boleh banget)
Berarti imsak itu kebohongan? Terlepas dari definisi waktu imsak yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Pengumuman dan pencantuman waktu imsak diselebaran bukannya tanpa alasan dan tetap ada gunanya. Waktu imsak seringkali digunakan oleh takmir masjid sebagai peringatan segera berakhirnya waktu sahur dan dimulainya berpuasa, biasanya diumumkan 10-15menit sebelum masuk waktu subuh. Oleh karena itu, hukum makan dan minum setelah imsak masih diperbolehkan asal belum masuk waktu subuh ya (hihi). Yah, mungkin bahasa kerennya “pemanasan” atau “stretching”. Selain itu, kita harus bisa atur strategi. Kalau tidak ada kegiatan yang bermanfaat atau daripada begadang menunggu bola lewat lebih baik tidur diawal waktu biar tidak kesiangan dan kegiatan sahur bisa dijalani dengan lebih maksimal. Luruskan niat, jalani Ramadhan dengan penuh semangat (NS)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)