7 Apr 2013
Telanjang Dada vs. Berjilbab
Sekelompok aktivis perempuan menggelar aksi unjuk
rasa di depan Masjid dan kedutaan Tunisia di sejumlah negara Eropa, Kamis
(4/4). Parahnya, dalam unjuk rasa bertajuk "International Topless Jihad
Day" itu mereka bertelanjang dada.
Aktivis FEMEN berunjuk rasa di depan Masjid menentang Islam
Pengunjuk rasa yang berasal dari kelompok perempuan
Ukraina bernama FEMEN itu mengklaim aksinya sebagai bentuk dukungan terhadap
seorang aktivis di Tunisia, Amina Tyler. Beberapa waktu lalu, Tyler memicu
skandal setelah memposting fotonya tanpa busana. Demonstran juga mengklaim
tengah melakukan perlawanan atas penindasan Islam terhadap hak-hak perempuan di
Arab.
Republika
mencatat, demonstrasi tanpa baju itu digelar di sejumlah ibu kota negara Eropa
seperti Berlin, Kiev dan Paris. Mereka melukis tubuh dengan kata-kata seperti
"Bare breasts against Islamism".
Jilbaber Tempoe Doeloe
Mau
berjilbab? Sekarang mudah banget. Namun beberapa dekade lalu, sekedar ‘meletakkan
kain ke kepala’ tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan yang
berat dari para jilbaber tempoe doeloe hanya demi mengenakan jilbab.
Berjilbab, dulu tak semudah sekarang
Setidaknya,
sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan kaum jilbaber mulai marak sejak
awal 1980-an. Meski sebelum itu, juga sudah ada yang memperjuangkannya. Tapi
semua pihak sepakat bahwa gerakan yang secara massif mengajak kaum Muslimah
Indonesia untuk menutup aurat, dimulai awal 1980-an. Seiring dengan semangat
kebangkitan Islam di seluruh dunia.
Lantas,
apa saja yang telah dicapai dan belum diraih oleh perjuangan “Revolusi Jilbab”
di tanah air ini setelah berjalan selama 31 tahun. Masihkan revolusi kultural
ini berjalan seiring dengan banyaknya persoalan bangsa dan umat yang harus kita
selesaikan?
Langganan:
Postingan
(
Atom
)