Bulan Ramadhan telah tiba, hiruk pikuk lantunan ayat suci dan dzikir mulai mewarnai kembali serambi-serambi masjid diseantero negeri. Bulan puasa penuh berkah menjadi momentum bagi umat muslim dunia untuk menguji nafsu yang sekian lama lalai untuk dijaga: nafsu makan berlebihan disaat yang lain kelaparan, nafsu mebelanjakan harta untuk sesuatu yang kurang bermanfaat sedang saudara kita yang lain sedang dalam kesulitan harta dan masih banyak lagi. Nah lo.
Bicara tentang puasa, Apa sih puasa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puasa didefinisikan sebagai salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Lazimnya seorang muslim muslim mulai menahan haus dan laparnya ketika Adzan Subuh sudah berkumandang. Namun dibeberapa kalangan masyarakat, ada yang secara tegas memperkenalkan istilah “imsak” sebagai waktu untuk mulai berpuasa. Bener gak ya? Terus kalau sudah imsak baru bangun gimana?
Allah berfirman: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah: 187). Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan penegasan waktu “fajar” sebagai batas akhir bagi seorang muslim untuk memulai puasanya. Hal ini sejalan dengan hadits riwayat Adi bin Hatim RA: Ketika turun firman Allah diatas, maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah Saw: Wahai Rasulullah, sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang hari. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Bukhari No. 1824)
Tidak sampai disitu, dalam kitab Silsilah Ahadits Shahihah (Kumpulan hadis-hadis shahih), pada keterangan hadis No 1394, secara tegas disebutkan beberapa riwayat, dari Bilal bin Rabah radhiyallahu `anhu, beliau menceritakan,"Saya mendatangi Nabi shallallahu `alaihi wa sallam memberi tahu beliau untuk Salat Subuh. Ketika itu, beliau hendak puasa. Beliau minta dibawakan air dan beliau meminumnya. Kemudia beliau berikan sisanya kepadaku, dan akupun meminumnya. Kemudian beliau menuju masjid untuk salat." (Riwayat Ahmad). Jadi sudah tau sekarang, boleh makan ga? (Boleh banget)
Berarti imsak itu kebohongan? Terlepas dari definisi waktu imsak yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Pengumuman dan pencantuman waktu imsak diselebaran bukannya tanpa alasan dan tetap ada gunanya. Waktu imsak seringkali digunakan oleh takmir masjid sebagai peringatan segera berakhirnya waktu sahur dan dimulainya berpuasa, biasanya diumumkan 10-15menit sebelum masuk waktu subuh. Oleh karena itu, hukum makan dan minum setelah imsak masih diperbolehkan asal belum masuk waktu subuh ya (hihi). Yah, mungkin bahasa kerennya “pemanasan” atau “stretching”. Selain itu, kita harus bisa atur strategi. Kalau tidak ada kegiatan yang bermanfaat atau daripada begadang menunggu bola lewat lebih baik tidur diawal waktu biar tidak kesiangan dan kegiatan sahur bisa dijalani dengan lebih maksimal. Luruskan niat, jalani Ramadhan dengan penuh semangat (NS)
0 comments :
Posting Komentar