Kisah nabi dan rasul adalah rangkaian sejarah penuh hikmah yang dijelaskan dan dipaparkan oleh Allah SWT kepada manusia melalui Al-Qur'an. Begitu pula kisah Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi dan Rasul.
Beliaulah lah pemuda yang sudah matang di usia yang sangat muda. Dan kisah yang luar biasa adalah kisah pembakaran Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud.
Apakah ada fakta ilmiah dibalik itu semua??
Dalam Al-Qur’an dan hadits di katakan bahwa Nabi Ibrahim di tangkap oleh
pasukan Raja Namrud dan di bakar. Tetapi Allah menyelamatkan Nabi
Ibrahim dengan membuat api yang membakar Ibrahim menjadi dingin.
Kita ketahui bahwa
“air” pada esensinya adalah musuh “api” dan air dapat digunakan sebagai
sebaik-baik media untuk memadamkan api. Namun air ini, yang terdiri dari
rangkapan dua unsur hydrogen (H2O) dan oksigen (O2), apabila dengan
bantuan katalisator, kita bagi menjadi dua unsur konstruktif (dan
terpisah satu dengan yang lain), yaitu salah satunya (hydrogen) maka
unsur ini akan menjadi bahan peledak apabila bersentuhan dengan api.
Demikian juga, dengan unsur lainnya (oksigen) yang akan menyebabkan
nyala api semakin berkobar; artinya dua unsur ini, tepatnya melakukan
aktifitas persis kebalikan dari air yang rangkapannya dapat memadamkan
api. Hal ini secara ilmiah tidak bertentangan dengan hukum kausalitas.
Setelah
memperhatikan pada contoh yang telah disebutkan di atas, harus
diketahui bahwa dewasa ini, sains telah menetapkan bahwa aksi dan
reaksi, perubahan dan pergantian seperti ini bukanlah sesuatu yang
mustahil dan sesuai dengan prinsip yang telah diterima bahwa “materi dan
energi sekali-kali tidak akan musnah melainkan senantiasa berganti dan
berubah (dari satu kondis ke kondisi lainnya)” Karena itu, dapat
dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya pergantian energi pada api
menjadi materi dan hal ini bukan sesuatu hal yang mustahil dalam
pandangan sains, kendati pada kondisi natural, kemungkinan bergantinya
api secara cepat menjadi bunga dan tanaman, sangat pelik dan mungkin
mustahil dalam pandangan kasat mata manusia.
Dengan kata lain, hal ini dapat dikatakan sebagai kemustahilan normal (muhal addi), namun perubahan dan pergantian ini bukanlah mustahil secara ilmiah (muhal ‘ilmi).
Boleh jadi di masa-masa mendatang manusia mampu melakukannya dimana
tentu saja pada waktu itu juga kemampuan manusia dalam mengganti energi
menjadi materi masih terbatas dan pada masa yang cukup lama, mungkin
mereka akan mampu mengubah energi menjadi hanya dalam beberapa menit.
Namun
Allah Swt dengan segala kekuasaan yang dimiliki-Nya, dengan mudah
mengganti energi yang memuat beban tinggi dan luas menjadi materi dalam
bentuk apa pun yang dikehendaki-Nya dalam tempo sekejapan mata. Kekuasan
Allah Swt didemonstrasikan pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim As.
Api antek-antek Namruz dalam tempo yang singkat berubah menjadi taman
yang secara sepintas menciderai hukum kausalitas; karena api, sifatnya
membakar dan memiliki tipologi serta esensi panas.
Apa hikmah dibalik itu semua??
Padahal banyak cara yang ALLAH gunakan untuk menolong Ibrahim, bisa
dengan membuat pasukan Raja Namrud menjadi tidak bisa melihat, sehingga
tidak bisa menangkap nabi Ibrahim, atau ketika Nabi Ibrahim mau di bakar
maka ALLAH turunkan hujan, tetapi ALLAH berkehendak untuk membuat api
yang di ubah menjadi dingin, mengapa?
...
Karena, andai kata ALLAH buat pasukan raja Namrud tidak bisa melihat,
mungkin mereka akan berkata “ Kalau saja Ibrahim kita tangkap, pasti
kita sudah membunuhnya” atau jika hujan turun mungkin mereka akan
berkata “Jikalau hujan tidak turun pasti Ibrahim sudah kita bakar”..
Sekarang mereka mau bilang apa? Ibrahim sudah di tangkap, api menyala
berkobar-kobar, bahkan saking besarnya api, mereka membuat ayunan dari
kayu untuk melempar nabi Ibrahim, Tetapi Nabi Ibrahim tidak terbakar
sedikitpun. Tidak ada yang bisa mereka katakan kecuali “Ada Zat yang
Maha Kuasa yang Melindungi Ibrahim”..
‘Hai api, dinginlah engkau dan menyelamatkan Ibrahim’.” (QS A-Anbiya: 69).
Dalam tafsir Ibnu Katsir ketika ALLAH berfirman “Hai api dinginlah
engkau….” , maka seluruh api di Dunia ini menjadi dingin, lalu setelah
di lanjutkan firmannya “…. Dan menyelamatkan Ibrahim” maka seluruh api
berubah menjadi panas kembali, kecuali api yang digunakan untuk membakar
Nabi Ibrahim..
Allah seakan ingin menunjukkan bahwa keyakinan mereka tentang berhala adalah SALAH BESAR. Maka Allah menampakkan kepada mereka (Raja Namrud) bahwa dibalik ketegaran Nabi Ibrahim, terdapat Kuasa Allah SWT yang senantiasa melindungi dan memayungi beliau.
Referensi:
http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa11429
http://www.kaskus.co.id/thread/51921e920b75b4cb1000000d/nabi-ibrahim-tidak-terbakar-api