5 Jul 2014
Edisi Ramadhan : Aturan Islam Menjagaku dari Fitnah Dunia
Alangkah seringnya,
Mentergesai kenikmatan itu
Membuat detik-detik di
depan terasa hambar
Kelezatan itu akan hilang
Dari orang yang terpenuhi
tuntutan syahwatnya yang haram
Yang tersisa hanyalah dosa
dan hina
(Salim A.Fillah)
Dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 14 dikatakan “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu wanita, anak-nak, harta yang
banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik”.
Jelas tidak ada yang salah dengan ayat diatas, karena penempatan wanita dalam
urutan pertama bukannya tidak beralasan. Lihat saja perlakuan masyarakat Yunani
pada zamannya, dimana pengakuan terhadap seorang wanita pezina menjadi hal yang
sangat dielukan. Berbeda sekali ketika di zaman Rasulullah, wanita layaknya
berlian yang selalu dijaga dengan baik. Tidak jauh berbeda dengan kondisi saat
ini dimana golongan manusia dari jenis wanita atau biasa dikenal dengan
“perempuan” memiliki tuntutan moral yang lebih tinggi dari laki-laki baik di
masyarakat maupun kehidupan dalam berkeluarga kaitannya penjagaan dirinya. Dan
ini menjadi tanggung jawab bersama. Coba tengok surat At-Tahriim ayat 6, "Hai orang2 yg beriman jagalah diri kalian
dan keluarga kalian dari (siksaan) api neraka." Masih nyangkal kalau
ini bukan tanggung jawab bersama? Nah lo
Satu lagi fakta yang sering kita lewatkan
bahwasanya Islam menjaga seorang wanita secara totalitas. Dalam Islam seorang
wanita muslim tidak diperkenankan bepergian jauh tanpa muhrimnya. Ketentuan ini
dipertegas dalam hadist dari Ibnu Abbas, ia mendengar Rasulullah saw bersabda “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki
melepas seorang perempuan kecuali dengan muhrimnya.” Ada seorang laki-laki
bertanya: “wahai Rasulullah,
sesungguhnya istriku pergi haji, saya telah tercatat untuk ikut dalam
peperangan ini dan itu.” Beliau bersabda: “Pergilah kamu dan berhajilah bersama
istrimu” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim). Hal ini semata-mata
diperuntukkan bagi kebaikan wanita itu sendiri untuk menghindarkannya dari
fitnah. Karena sesungguhnya fitnah lebih kejam dari menghilangkan nyawa
seseorang. Lebih jauh lagi, hal ini dikaitkan dengan kewajiban menutup aurat
bagi seorang wanita muslim. “Dan katakanlah kepada perempuan
yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….(QS. An-Nur : 31)
Dan lagi-lagi, Ramadhan ini adalah momen
paling baik untuk memulai hal-hal yang baik. Tanpa menunda lagi, tanpa mencari-cari
pembenaran untuk setiap yang kita lakukan saat ini. Yuk kita mulai perbaiki sekarang.Semangat Ramadhan.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)