OPEN RECRUITMENT BPPI FEB UNS 2017

Ayo ikut bersama Kami. Menjadi Mahasiswa Muslim yang Proaktif dan Inspiratif. BPPI 2017

RAMADHAN 1438 H

Ramadhan Awesome! Raih Ramadhan dengan Penuh Berkah, Mencari Taqwa. Ramadhan di Kampus.Coming Soon!!

One Step 2017

Jalan-Jalan, Penuh Pembelajaran, Home Stay, Games, Fun, Keakraban dan Islami. Coming Soon yak!

Ukhuwah Islamiyah

Karena ikatan ukhuwah begitu berharga.

Islam pasti akan menang!

Jangan bertanya,"Kapan Islam kembali berjaya?", karena cepat atau lambat Islam pasti menang. Tapi bertanyalah,"Apa peranmu dalam menyongsong kemenangannya?"

7 Mei 2014

TERBAIK



Bahagia itu sederhana.  Kalimat yang sering diungkapkan oleh beberapa teman akhir-akhir ini. Memang ada benarnya juga, melihat kebahagiaan selalu berada di sekitar kita. Sudut pandang selalu memainkan perasaan, bagaimana kemudian mempengaruhi hati sehingga muncul berbagai perasaan baik senang, sedih, susah ataupun yang lainnya. Namun sekali lagi, kebahagiaan itu selalu ada disekitar kita, tingga bagaimana kita menikatinya.

Alhamdulillah hari ini Allah memberikan (kembali) kesempatan untuk membuktikan statement Bahagia Itu Sederhana. Goresan kenangan mengukir hati yang saat itu dirudung kekosongan. Musholla Baiturrahim menjadi saksi bisu tentang kehangatan keluarga BPPI. Duduk bercanda tanpa ada beban yang mengikuti. Membersamai adik-adik yang nakal namun memberikan rasa rindu yang luar biasa. Mungkin hal rasa itu pula yang menguatkan teman-teman istiqomah dalam membersamai mereka.
Turun dari motor, pikiran ini mencoba menerawang ke masa silam. Terlintas kenangan pertama kali menginjakkan kaki di musholla ini. Memang ingatan ini tidak sebagus saat kecil, namun sedikit banyak mampu memunculkan nuansa khas ngajar TPA. Tidak terasa kurang lebih dua tahun berlalu sejak saat itu. Tidak banyak berubah dari tempat ini. Listrik yang sering njegleg, lampu yang kurang terang, adik-adik yang berisik, dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak lantas membuat teman-teman menjadi malas untuk berdakwah, demi adik-adik tercinta.
“Mana hp nya mas?” sapaan ala anak TPA Baiturrahim yang selalu terlontar ketika melihat teman-teman. Yah, mau bagaimana lagi, karena memang tabiat sulit diubah. Kami hanya bisa tersenyum dan kemudian membersamai mereka hingga menjelang maghrib. Itulah rutinitas yang biasa dilakukan teman-teman pada hari Senin dan Kamis. Meluangkan waktu dengan ikhlas demi anak-anak.
Sore ini bukan sore biasa, karena Musholla Baiturrahim dikunjungi tamu spesial. Ustad Natsir yang notabene merupakan guru super dalam mengahadapi anak-anak bagaimanapun nakalnya mereka. Berkat beliau, tawa canda serta riang gembira menemani nuansa sore ini.
Ada satu hal yang saya sadari, ternyata memang benar bahwakebahagiaan itu bisa ada disekeliling kita, tergantung bagaimana kita menyikapi segala kejadian yang ada. Mungkin bagi sebagian teman-teman sore ini adalah hari biasa, namun tidak bagi saya. Kegalauan hati yang merudung akhir-akhir ini terobati melihat tawa teman-teman dan adik-adik yang begitu ikhlas tanpa beban. Rasanya  terharu melihat perjuangan teman-teman yang istiqomah dijalan ini. Walaupun terkadang banyak hal yang menjadi rintangan, namun mereka tetap ikhlas dan senang hati menjalani hal ini.

Sekali lagi, bahagia itu sederhana. Sesederhana saya memiliki teman-teman yang luar biasa, memiliki adik-adik nakal yang senantiasa memberikan secercah kebahagiaan dan masih banyak lagi. Kalian yang terbaik. Semoga hal ini tetap bertahan. Hamasah di jalan ini, teman-teman. (LAM/Hms/14)

Refleksi Sejarah: Telaah Kembali “Kita”


            Sebuah tanda tanya besar ketika masih ada yang mempertanyakan mengapa dakwah kampus itu ada. Sekulerisme dan intelektualitas yang tanpa batas membuat eksistensi dakwah itu semakin meredup. Itu artinya juga menandakan bahwa eksistensi Islam juga semakin redup. Padahal bahwasanya inti dari agama Islam ini adalah amar ma’ruf nahi munkar dan konsep ini dalam Islam diterjemahkan ke dalam terminologi dakwah. Konsep amar ma’ruf nahi mungkar ini hidup dalam tubuh Islam dan umat Islam. Konsep ini akan dapat ditemukan dalam akidah, ibadah, syariah, dan akhlak. Begitupun dalam muamalah. Maka sebenarnya konsep dakwah ini akan senantiasa mengikuti keberadaan manusia sebagai khlifatullah fil ardh.

            Begitu pula kampus. Pemanfaatan kampus sebagai salah satu wahana Dakwah Islam sudah lama dilakukan. Pemanfaatan yang berkisar pada kader, alumni, pemikiran, fisik kampus, termasuk seluruh media yang ada telah sangat lama dijalankan dalam masyarakat Islam. Melalui pemanfaatan universitas-universitas ini, masyarakat Islam saat itu berhasil membangun sebuah peradaban besar yang ditakuti dan dikagumi. Peradaban yang mampu menggetarkan semesta raya, mengguncang mayapada, disegani kawan dan ditakuti lawan. Peradaban yang mampu membangun masyarakatnya sendiri dan masyarakat lain.

            Sejak beberapa dekade terkahir , dakwah di kampus-kampus mulai bergulir di seluruh belahan dunia. dari kampus-kampus berlabel Islam sampai kampus-kampus murni ‘sekuler’, baik swasta maupun milik pemerintah. Dari kampus-kampus kecil Asia atau Afrika, sampai institusi-institusi modern di Eropa dan Amerika. Mulai dari universitas bertaraf internasional di belahan bumi Utara sampai kampus-kampus lokal di belahan bumi Selatan.

            Dan pada akhirnya proyek tersebut merambah ke Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Di Indonesia proyek Dakwah Kampus (DK) ini pun dijalankan oleh berbagai pererakan mahasiswa Islam yang kesemuanya memiliki cita-cita yang sama, kemenangan Islam, sebagai titik temu utama berbagai Pergerakan Mahasiswa Islam tersebut. Hal ini pun direspon sampai kampus hijau UNS tepatnya Fakultas Ekonomi ketika yang membentuk PHBI (Panitia Hari Besar Islam) dan kemudian berganti nama menjadi BPPI (Badan Pengkajian Pengamalan Islam) pada tahun 1982. (HT/Ktm/14)

Referensi: Buku Menuju Kemenangan Dakwah Kampus: Ahmad Atian.