3 Mei 2016
aleppo is burning
[[ KAU BILANG KAU MANUSIA ]]
"My daughter! Oh God, my daughter. Please someone get
in and drive!"he screamed. After a rescue worker jumped into the driver's
seat, the young girl whimpered, "I'm going to die... I'm going to
die."
Sejenak terhenti dan terdiam. Terhenyak dalam-dalam.
Terkubur di antara reruntuhan. Tercium bau darah khas wewangian. Terdengar
pekikan takbir diantara gemuruh dentuman. Air mata tak lagi basah, layaknya
mata air yang kekeringan. Mulut yang tak pernah lelah menyebutNya dan hati yang
tak pernah letih berharap akan kemenangan.
True.. They are not FRENCH but are not we all HUMAN?
Memang benar, Aleppo bukanlah Prancis yang sempat membuat
geger dunia beberapa bulan lalu.
Memang benar, Aleppo bukanlah Prancis yang benderanya sempat
ramai-ramai menjadi foto profil Facebookmu.
Memang benar, Aleppo bukanlah Prancis. Namun, bukankah kita
sama-sama seonggok daging yang bernama manusia?
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika bumi Syam menangis,
masih sempatnya terbahak-bahak tiada makna.
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika mata-mata yang turut
berjuang terdzalimi, kau malah picingkan mata darinya.
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika nyawa tak lagi bersatu
dengan raga, kau berlagak banyak gaya padahal sejatinya kau tak lebih dari
setetes air yang hina.
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika menara masjid, rumah,
dan tanah tiada lagi beda, malah semakin tinggi kau dongakkan kepala.
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika mulut mereka menjerit,
kau malah tutup telinga.
Kau bilang kau manusia, tetapi ketika mereka berlari
menghindari serangan bom yang bertubi tubi, kalian juga malah ikut berlari.
Kau bilang kau manusia, tetapi kau diam saja ketika mereka
diperlakukan tidak selayaknya manusia.
Itukah manusia?
No safe place anymore in Aleppo
Bahkan untuk sekadar menghela nafas.
Malam tak lagi dingin ketika api api mulai menjalari rumah
hingga ubun ubun kepala.
Siang tak lagi hanya sekadar panas. Karena panas luka di
kepala, tangan, dan tubuh mereka mampu meredam panasnya matahari.
Malam ini aku bisa makan dengan tenang tetapi ketika saudara
sesama "manusia" ku diserang, rasa rasanya makanan tak tega ku
masukkan dalam kerongkongan.
Malam ini aku bisa tidur dengan lelap. Ah, kau tidak tahu.
Bocah kecil itu juga tidur dengan sangat lelap bahkan ketika kau terbangun,
bocah itu masih menikmati tidurnya dengan senyum di bibirnya.
Aku sakit. Ah, aku tak perlu khawatir. Rumah sakit di
negaraku banyak, berdiri kokoh dan berfasilitas lengkap. Namun, ketika
mengingat saudara sesama "manusia" ku yang rumah sakitnya tak luput
dari kedzaliman, rasa rasanya sakitku tidak ada apa apanya dari luka mereka
yang menganga.
Aku punya Ayah dan Ibu. Namun, ketika mengingat saudara
sesama "manusia" ku, aku terbayang-bayang sesuatu. Akankah Ibu akan
menjadi janda atau Ayah yang akan menduda?
Aleppo is burning, World just freezing.
Hati apakah kau sekeras ini? Bahkan bom bom tidak mampu
menghancurkan benteng hatimu.
Hati apakah kau sekaku ini? Hingga darah-darah mereka tak
mampu melumasi kakunya hatimu.
Demi Rabb tempat satu-satunya mengadu. Rabb yang mempunyai
awal dan akhir. Rabb yang mampu mengatasi manusia manusia yang melampaui batas.
Rabb yang azabnya sepedih pedih azab, yang balasannya adalah sebenar benar
balasan dan seadil adilnya keputusan.
Syria is really bleeding...
#SaveAleppo #AleppoisBurning #PrayForSyria
Nadifa Salsabila Nizar
(Sekbid Media BPPI FEB UNS)
👥 FORBES LDK SE-UNS 👥
Langganan:
Postingan
(
Atom
)