OPEN RECRUITMENT BPPI FEB UNS 2017

Ayo ikut bersama Kami. Menjadi Mahasiswa Muslim yang Proaktif dan Inspiratif. BPPI 2017

RAMADHAN 1438 H

Ramadhan Awesome! Raih Ramadhan dengan Penuh Berkah, Mencari Taqwa. Ramadhan di Kampus.Coming Soon!!

One Step 2017

Jalan-Jalan, Penuh Pembelajaran, Home Stay, Games, Fun, Keakraban dan Islami. Coming Soon yak!

Ukhuwah Islamiyah

Karena ikatan ukhuwah begitu berharga.

Islam pasti akan menang!

Jangan bertanya,"Kapan Islam kembali berjaya?", karena cepat atau lambat Islam pasti menang. Tapi bertanyalah,"Apa peranmu dalam menyongsong kemenangannya?"

24 Jan 2014

Ketua MUI Wafat

Indonesia dan umat Islam kembali kehilangan tokoh ulama. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh yang lazim disapa Mbah Sahal, wafat pada Jum’at, (24/1) dini hari pukul 01.05 WIB. Mbah Sahal wafat di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Mathali’ul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah.


Logo MUI.png

Demikian dinyatakan sekretaris pribadi Kiai Sahal, Muhammad Najib melalui sambungan telepon, Jumat (24/1) dini hari.

Hujan, Pantaskah Dijadikan Bahan Keluhan??


Merupakan tanda kekuasaan Allah ta’ala, kesendirian-Nya dalam menguasai dan mengatur alam semesta, Allah menurunkan hujan pada tanah yang tandus yang tidak tumbuh tanaman sehingga pada tanah tersebut tumbuhlah tanaman yang indah untuk dipandang. Allah Ta’ala telah mengatakan yang demikian dalam firman-Nya:
Hujan  (ilustrasi)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الأرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41]: 39)

Pantaskah Memanggil, "Muhammad"?


Memanggil orang yang lebih tua dengan namanya saja? Atau memanggil orang yang terhormat dengan namanya saja, tanpa didaului kata "pak", "bu", "tuan", "nyonya". Sopankah?
Lantas, bagaimana jika pertanyaan serupa ditujukan terkait panggilan kita terhadap Nabi kita, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?

Pantaskah kita memanggil Nabi hanya dengan nama beliau saja?

Simak Qur'an! Allah tidak pernah memanggil nabi Muhammad dengan namanya langsung, akan tetapi Allah memanggilnya dengan panggilan-panggilan yang luar biasa yang tercatat dalam kitab suci Al-Quran: “Yaa Ayyuhan Nabi” (Wahai Nabi), “Yaa Ayyuhar Rasul” (Wahai Rasul), “Yaa Ayyuhal Muzammil” “Yaa Ayyuhal Muddatstsir” (Wahai Orang yang Berselimut).
Kenapa kamu berani? Ketahuilah kawan! Bahkan kita dianjurkan ketika nama nabi Muhammad disebutkan, ucapan itu harus dibalas dengan mengucapkan “Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau Allaahumma Shalli Wasallim Wabaarik ‘Alaih atau Allaahumma Shalli ‘Alaihi”.
Tahukah kamu bahwa Allah telah menyebutkan secara zhahir nama nabi Muhammad hanya dalam empat tempat saja -dalam ayat dan surat yang berbeda-. Itupun bukan dalam panggilan hai Muhammad, bukan!. Tapi dalam bentuk jumlah khabariyah, dalam bentuk kabar atau berita, dalam penyebutan itupun selalu diikuti kata “Rasulullah” atau “innahul haqq” (dialah yang benar).

Coba direnungkan dan ditadabburi empat ayat ini:

1. Surat Ali Imran ayat 144: “Wamaa Muhammadun illaa rasuul..” (Dan Muhammad hanyalah seorang rasul).
2. Surat Al-Ahzab ayat 40: “Maa kaana Muhammadun abaa ahadin min rijaalikum walaakin rasuulallahi wa khaataman nabiyyiin” (Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi).
3. Surat Alfath ayat 29: “Muhammadun rasuulullah, walladziina ma’ahuu asyiddaa-u ‘alal kuffaari ruhamaa-u baynahum” (Muhammadadalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir.
4. Surat Muhammad ayat 2: “Walladziina aamanuu wa’amilus shaalihaati wa aamanuu bimaa nuzzila ‘alaa Muhammad, wahuwal haqqu min rabbihim” (Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka).

Subhanallah, habibuna, rasuluna shallallahu ‘alaihi wasallam.

Semoga kita termasuk yang mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil qiyamah, dan selalu mencontoh perilaku dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.


Sumber: 
http://www.dakwatuna.com