20 Okt 2014
Sarasehan FEB: BPPI, KEI, dan Biro AAI FEB UNS
17.26
Biro AAI FEB UNS
,
Info BPPI
,
Kajian Ekonomi Islam
,
Lembaga Dakwah Kampus
,
Mahasiswa
,
Press Release
No comments
Surakarta, Medkom BPPI FEB UNS (20/10) - Lembaga Dakwah Kampus BPPI FEB UNS, beserta Kajian Ekonomi Islam (KEI) FEB UNS dan Biro Asistensi Agama Islam (Biro AAI) FEB UNS mengadakan "Sarasehan FEB: BPPI, KEI, Biro AAI". Acara ini dilaksanakan di Ruang Sidang 2 FEB
UNS, dimulai pada pukul 16.00 WIB. Sarasehan FEB bertujuan untuk mempererat lagi ukhuwah antar lembaga dakwah yang ada di dalam FEB UNS.
"Pada dasarnya kita ini satu akar, semoga dari sarasehan ini kita dapat lebih erat lagi ukhuwahnya dan menyatukan tujuan kita", ujar Ade Syahputra, Kabid (Kepala Bidang) Humas BPPI 2014.
Acara di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ahmad Agus Nugroho, Kabid Kestari (Kesekretariatan) BPPI FEB UNS.
Acara dari tiga lembaga yang berlandaskan Islam ini merupakan acara yang pertama kali diadakan. "Harapannya kita semua dapat memberi solusi ke depannya, mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada dan bergerak bersama-sama, agar kita semua memiliki pandangan yang sama", demikian yang disampaikan Luthfi Aditya Mas'ud untuk membuka diskusi.
Deni Eko, dari Biro AAi FEB UNS membuka diskusi sarasehan ini. Menurutnya, sebagai organisasi Islam perlu untuk menyamakan persepsi. "Kita bareng-bareng bersinergi agar dapat membangun FEB lebih baik".
Hafid Tamimi, Ketua Umum BPPI FEB UNS 2014, memaparkan bahwa organisasi kita meskipun terlihat berbeda-beda, tetapi memiliki satu 'topeng' yang sama yaitu Islam.
"Kita berada di Fakultas Ekonomi berusaha bersinergi untuk mencerdaskan ekonom yang sholih, dan mensholihkan ekonom yang cerdas". Menurutnya, tiga organisasi ini berada di atas jalan yang sama, sedang membangun jalan yang sama, dan memiliki tujuan yang sama.
"Bahkan kita berasal dari rahim yang sama, yaitu dakwah", lanjut mahasiswa dari jurusan Akuntansi ini. "Ingatlah kita adalah saudara".
Presiden KEI, Fahmi Setyadi, berpendapat bahwa kita memang masih berada di jalan yang sama. "KEI bergerak di ranah dakwah, ukhuwah, dan ilmiah. Di sini kami bermaksud untuk menyampaikan ekonomi Islam agar dapat dilogikakan masyarakat umum".
Menurutnya, ada karakter dalam KEI yang dibangun. Yaitu karakter kokoh dan mandiri. "Kokoh berarti memiliki kekuatan, kematangan, dan kedewasaan secara ruhiyah. Mandiri artinya mampu mengembangkan diri", demikian penjelasan dipaparkan.
"Fanatisme kita terhadap golongan haruslah dihapus. Kita harus tetap satu bingkai dalam Islam. Biro AAI bukan Islam, BPPI bukanlah Islam, KEI bukanlah Islam", lanjutnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan membentuk forum diskusi untuk saling bebagi capaian-capaian organisasi. Diskusi ini juga untuk mencari solusi apa yang dapat diaplikasikan, guna memecahkan masalah dakwah di FEB UNS. (aryo)
BINCANG-BINCANG MUSLIMAH : HIJAB COVERS MY HEAD NOT MY MIND
Pada tanggal
16 September 2014 yang lalu Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam (BPPI) FEB
UNS mengadakan sebuah acara khusus untuk para muslimah yaitu Bincang-Bincang
Muslimah dengan mengangkat tema ”Hijab Covers My Head Not My Mind”. Untuk
mendapatkan output acara yang diharapkan, panitia bekerja keras untuk
mendapatkan pembicara yang sesuai dengan tema acara yaitu Umi Pipik dan Yulia
Rachman.
Bincang
Bincang Muslimah kali ini merupakan rangkaian acara dari IHSD (International
Hijab Solidarity Day). Dan pada kesempatan tersebut, kedua pembicara sama-sama
menekankan bahwa muslimah hendaklah mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka sebagaimana tercantum dalam Q.S Al Ahzab : 59 ”Hai Nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin :
Hendaklaah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam acara
ini, Yulia Rachman juga memberikan nasihat bahwa jilbab tidak akan membatasi
kita untuk berkarya. Hijab justru membantu mengantarkan kita berkarya untuk
hal-hal yang baik. Sementara Umi Pipik sendiri menekankan bahwa dengan hijab
kita dituntut untuk berusaha lebih baik tanpa meresa kita telah menjadi yang
terbaik. Dengan hijab diharapkan kita juga menjadi muslimah yang pintar merasa,
bukan merasa pintar.
Begitu
indahnya Islam menjaga kehormatan para muslimah. Dan ketahuilah hai muslimah,
hijabmu bukanlah penghalang dan pembatas bagimu, dia adalah sahabat yang akan
mengantarmu berkarya untuk hal-hal yang lebih baik jika kamu mau berusaha.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)