23 Okt 2014
Mewujudkan Pemimpin Harapan Rakyat
Harapan
Rakyat
Tanggal
20 Oktober 2014, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari itu
merupakan hari pembaharuan, dimana negara ini akan memiliki pemimpin baru.
Benar, pemerintahan SBY yang telah berkuasa selama hampir satu dekade akan
digantikan oleh Jokowi-JK yang memenangkan pilpres pada tahun ini.
Ada
anggapan bahwa pasangan Jokowi-JK merupakan pasangan presiden dan wakil
presiden harapan rakyat dan mendapat dukungan besar dari rakyat Indonesia.
Harapan besar, digantungkan kepada Jokowi agar bisa membawa masa depan baru
untuk negeri ini. Besarnya harapan rakyat menunjukkan bahwa kondisi negara ini
masih jauh dari harapan mereka. Karena itu, rakyat menginginkan perubahan dan
berharap perubahan tersebut dapat terwujud dengan hadirnya pemimpin baru.
Di
bidang politik, rakyat memimpikan bahwa negeri ini akan dihiasi dengan perilaku
politik Parpol dan politisi yang benar-benar memperjuangkan nasib rakyat demi
kemaslahatan masyarakat Indonesia.
Di
bidang pemerintahan, rakyat memimpikan aparat yang berjiwa melayani dapat
diwujudkan. Korupsi dan pungli bisa diberantas hingga tuntas. Kepala daerah
yang selama ini bertingkah bagaikan seorang raja bisa berubah menjadi pemimpin
yang bijaksana, mengayomi, dan peduli terhadap rakyatnya. Mereka tidak lagi
sibuk menjual dan menggadaikan potensi daerah hanya demi mengisi kantong mereka
sendiri dan pihak yang memodali mereka menjadi pemimpin. Mimpi lainnya, sistem
birokrasi dan pelayanan yang berbelit dan menyulitkan dapat dibenahi menjadi
pelayanan yang mudah, cepat dan berkualitas.
Di
bidang ekonomi, Jokowi-JK diharapkan dapat mengembalikan sistem perekonomian
Indonesia sesuai dengan dasar konstitusi, yakni ekonomi yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Diimpikan pula, bahwa negeri ini kelak dapat
berdiri diatas kaki sendiri (berdikari) dalam artian mampu mengolah kekayaan
alamnya sendiri untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan serta jaminan pelayanan
kesehatan, pendidikan dan rasa aman) dapat diwujudkan.
Di
bidang sosial, melalui revolusi mental yang dijanjikan pada saat kampanye, akan
mampu direalisasikan dalam bentuk generasi yang berbudi pekerti luhur,
kerusakan moral yang terus terjadi dapat dihentikan, kekerasan anak seperti
yang terjadi di Bukit Tinggi akan berhenti, pelajar akan tekun belajar dan
tidak lagi terlibat tawuran, geng motor dan aneka bentuk kenakalan yang lain.
Masih
banyak mimpi lain yang diharapkan bisa menjadi kenyataan dengan hadirnya
presiden dan wakil presiden baru.
Tentu
saja untuk bisa merealisasikan mimpi rakyat Indonesia tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Jokowi-JK juga membutuhkan proses agar mampu merealisasikannya.
Tidak hanya pemerintah yang bekerja, tetapi rakyat Indonesia juga harus
berperan didalamnya. Mustahil, jika usaha pemerintah untuk mewujudkan mimpi
tersebut tanpa dibarengi dengan peran dari masyarakatnya. Seperti kata pepatah
“ Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing “. Keinginan sebesar apapun jika
dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan.
Hanya
dengan Sistem Islam
Semua
harapan dan mimpi rakyat Indonesia hanya bisa terwujud melalui sistem Islam,
yakni melalui penerapan syariah Islam secara total. Allah SWT berfirman dalam
Surah Al-Anfal ayat 24 :
Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu
yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606]
dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Apa yang
diserukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya adalah Islam dan syariahnya. Allah telah
menjamin bahwa Islam dengan syariahnya akan mampu memberikan kehidupan. Semua
harapan dan mimpi rakyat Indonesia merupakan “kehidupan” yang hanya bisa
diwujudkan oleh ajaran Islam ketika diterapkan secara total.
Dalam aspek
non-fisik, penerapan Islam dan syariahnya itu akan mendatangkan kehidupan yang
dihiasi dengan ketentraman, kebaikan dan kebahagiaan. Pasalnya, penerapan Islam
dan syariahnya oleh penduduk di suatu negeri merupakan perwujudan nyata dari
keimanan dan ketakwaan penduduk tersebut. Dengan itu, niscaya keberkahan Allah
akan turun.
Oleh karena
itu, jika memang memimpikan kehidupan yang baik dan diliputi oleh kemakmuran,
ketentraman, kebahagiaan dan keberkahan maka hendaknya kita segera mewujudkan
penerapan Islam dan syariahnya secara total di tengah kehidupan kita.
Sekian dan
semoga bermanfaat.
20 Okt 2014
Sarasehan FEB: BPPI, KEI, dan Biro AAI FEB UNS
17.26
Biro AAI FEB UNS
,
Info BPPI
,
Kajian Ekonomi Islam
,
Lembaga Dakwah Kampus
,
Mahasiswa
,
Press Release
No comments
Surakarta, Medkom BPPI FEB UNS (20/10) - Lembaga Dakwah Kampus BPPI FEB UNS, beserta Kajian Ekonomi Islam (KEI) FEB UNS dan Biro Asistensi Agama Islam (Biro AAI) FEB UNS mengadakan "Sarasehan FEB: BPPI, KEI, Biro AAI". Acara ini dilaksanakan di Ruang Sidang 2 FEB
UNS, dimulai pada pukul 16.00 WIB. Sarasehan FEB bertujuan untuk mempererat lagi ukhuwah antar lembaga dakwah yang ada di dalam FEB UNS.
"Pada dasarnya kita ini satu akar, semoga dari sarasehan ini kita dapat lebih erat lagi ukhuwahnya dan menyatukan tujuan kita", ujar Ade Syahputra, Kabid (Kepala Bidang) Humas BPPI 2014.
Acara di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ahmad Agus Nugroho, Kabid Kestari (Kesekretariatan) BPPI FEB UNS.
Acara dari tiga lembaga yang berlandaskan Islam ini merupakan acara yang pertama kali diadakan. "Harapannya kita semua dapat memberi solusi ke depannya, mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada dan bergerak bersama-sama, agar kita semua memiliki pandangan yang sama", demikian yang disampaikan Luthfi Aditya Mas'ud untuk membuka diskusi.
Deni Eko, dari Biro AAi FEB UNS membuka diskusi sarasehan ini. Menurutnya, sebagai organisasi Islam perlu untuk menyamakan persepsi. "Kita bareng-bareng bersinergi agar dapat membangun FEB lebih baik".
Hafid Tamimi, Ketua Umum BPPI FEB UNS 2014, memaparkan bahwa organisasi kita meskipun terlihat berbeda-beda, tetapi memiliki satu 'topeng' yang sama yaitu Islam.
"Kita berada di Fakultas Ekonomi berusaha bersinergi untuk mencerdaskan ekonom yang sholih, dan mensholihkan ekonom yang cerdas". Menurutnya, tiga organisasi ini berada di atas jalan yang sama, sedang membangun jalan yang sama, dan memiliki tujuan yang sama.
"Bahkan kita berasal dari rahim yang sama, yaitu dakwah", lanjut mahasiswa dari jurusan Akuntansi ini. "Ingatlah kita adalah saudara".
Presiden KEI, Fahmi Setyadi, berpendapat bahwa kita memang masih berada di jalan yang sama. "KEI bergerak di ranah dakwah, ukhuwah, dan ilmiah. Di sini kami bermaksud untuk menyampaikan ekonomi Islam agar dapat dilogikakan masyarakat umum".
Menurutnya, ada karakter dalam KEI yang dibangun. Yaitu karakter kokoh dan mandiri. "Kokoh berarti memiliki kekuatan, kematangan, dan kedewasaan secara ruhiyah. Mandiri artinya mampu mengembangkan diri", demikian penjelasan dipaparkan.
"Fanatisme kita terhadap golongan haruslah dihapus. Kita harus tetap satu bingkai dalam Islam. Biro AAI bukan Islam, BPPI bukanlah Islam, KEI bukanlah Islam", lanjutnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan membentuk forum diskusi untuk saling bebagi capaian-capaian organisasi. Diskusi ini juga untuk mencari solusi apa yang dapat diaplikasikan, guna memecahkan masalah dakwah di FEB UNS. (aryo)
BINCANG-BINCANG MUSLIMAH : HIJAB COVERS MY HEAD NOT MY MIND
Pada tanggal
16 September 2014 yang lalu Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam (BPPI) FEB
UNS mengadakan sebuah acara khusus untuk para muslimah yaitu Bincang-Bincang
Muslimah dengan mengangkat tema ”Hijab Covers My Head Not My Mind”. Untuk
mendapatkan output acara yang diharapkan, panitia bekerja keras untuk
mendapatkan pembicara yang sesuai dengan tema acara yaitu Umi Pipik dan Yulia
Rachman.
Bincang
Bincang Muslimah kali ini merupakan rangkaian acara dari IHSD (International
Hijab Solidarity Day). Dan pada kesempatan tersebut, kedua pembicara sama-sama
menekankan bahwa muslimah hendaklah mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka sebagaimana tercantum dalam Q.S Al Ahzab : 59 ”Hai Nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin :
Hendaklaah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam acara
ini, Yulia Rachman juga memberikan nasihat bahwa jilbab tidak akan membatasi
kita untuk berkarya. Hijab justru membantu mengantarkan kita berkarya untuk
hal-hal yang baik. Sementara Umi Pipik sendiri menekankan bahwa dengan hijab
kita dituntut untuk berusaha lebih baik tanpa meresa kita telah menjadi yang
terbaik. Dengan hijab diharapkan kita juga menjadi muslimah yang pintar merasa,
bukan merasa pintar.
Begitu
indahnya Islam menjaga kehormatan para muslimah. Dan ketahuilah hai muslimah,
hijabmu bukanlah penghalang dan pembatas bagimu, dia adalah sahabat yang akan
mengantarmu berkarya untuk hal-hal yang lebih baik jika kamu mau berusaha.
17 Okt 2014
Betapa Payah Flu ini!
Ini adalah kisah tentang ke-ikhlasan seseorang dalam beramal. Penyakit riya' atau sombong yang seringkali menghinggapi kita dalam beribadah, ibarat penyakit flu yang senantiasa datang dan pergi. Parahnya, kadang kita justru menginginkan amalan kita diketahui oleh orang lain. Patutnya kita menengok kisah-kisah luar biasa tentang arti sebuah keikhlasan.
Para Salafus saleh selalu berusaha menyembunyikan amal ibadah mereka dan memiliki kepekaan yang tinggi untuk menjadikan seluruh ibadahnya ikhlas karena Allah. Tak heran kalau mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menyembunyikannya. Lihatlah kepada salah seorang dari mereka, Ayyub bin Kaisan As-Sakhtiyani. Kadang kala ketika berbicara tentang suatu hadits, hatinya bergetar, lalu ia menoleh dan berpura-pura mengeluarkan ingus dari hidungnya dan berkata, "betapa payah flu ini!"
Hasan Al-Bashri mensifati generasi tabi'in ini, "Apabila seseorang duduk di majelis dan air matanya akan keluar, ia berusaha menahannya, dan apabila khawatir tak mampu menahan, ia berdiri keluar dari majelis tersebut."
Kisah ini merupakan pelajaran berharga bagi kita, manusia. Makhluk yang dekat dengan dosa. Semoga kita bisa menjadi generasi yang mengikuti sunnah Rasulullah dan perilaku dan sifat para generasi terbaik umat Islam.
Referensi: Tarbiyah Ruhiyah ala Tabi'in oleh Asyraf Hasan Thabal
Know Your Culture In Our Ways: Wisata Hati 2014
Selo Boyolali - Dinginnya udara begitu
terasa setelah memasuki kawasan pegunungan nan elok itu. Indahnya pagi itu
memberikan kesejukan hati dan fikiran. Beban seolah sirna seketika melihat
pemandangan yang luar biasa. Tidak terasa, jalan yang berkelok dengan aspal
yang terjal sudah terlewati begitu saja. Suguhan pagi ini membuat hati seakan berkata
betapa agung ciptaan Allah SWT. Masyaa Allah.
Itulah kesan pertama seketika melihat keagungan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Dua gunung besar yang merepresentasikan betapa agung ciptaan Allah SWT. Hari inilah saatnya kami menyambut mahasiswa baru dalam nuansa ukhuwwah Islamiyah. Di tengah dinginnya cuaca ini, diri ini telah mengazzamkan tekad untuk menyambut momentum besar, yaitu Wisata Hati.
Wisata Hati edisi 2014 mengusung tema besar "Know Your Culture In Our Ways". Dengan mengangkat tema ini, wisata hati diharapkan mampu mengembalikan ingatan mahasiswa akan kejayaan Islam masa lampau dan bagaimana kemudian peran mahasiswa muslim saat ini ditengah permasalahan umat yang semakin menghimpit. Selain itu wisata hati juga berusaha mengenalkan keagungan Islam dan mencoba membuat mahasiswa muslim bangga dengan ke-Islamannya.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yang dikemas dalam beberapa acara menarik. Mulai dari materi "The Amazing of Islam" yang dibawakan oleh Akh. Zulfikar Ali Ahmad S.E, kemudian game "Mafia-Mafia Selo", kemudian dilanjutkan dengan materi diskusi tentang permasalahan umat dan peran strategis umat Islam oleh Akh. Ery Kurnia dan ditutup dengan Outbong Ceria dan materi terakhir tentang ke-LDK-an dan ke-BPPI-an oleh Ketua Umum BPPI 2014, Akh. Hafid Tamimi.
Acara berlangsung dengan lancar dan sampai di Solo dengan lancar pula. Semoga momentum ini menjadi pintu awal kejayaan Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS.
Wisata Hati edisi 2014 mengusung tema besar "Know Your Culture In Our Ways". Dengan mengangkat tema ini, wisata hati diharapkan mampu mengembalikan ingatan mahasiswa akan kejayaan Islam masa lampau dan bagaimana kemudian peran mahasiswa muslim saat ini ditengah permasalahan umat yang semakin menghimpit. Selain itu wisata hati juga berusaha mengenalkan keagungan Islam dan mencoba membuat mahasiswa muslim bangga dengan ke-Islamannya.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yang dikemas dalam beberapa acara menarik. Mulai dari materi "The Amazing of Islam" yang dibawakan oleh Akh. Zulfikar Ali Ahmad S.E, kemudian game "Mafia-Mafia Selo", kemudian dilanjutkan dengan materi diskusi tentang permasalahan umat dan peran strategis umat Islam oleh Akh. Ery Kurnia dan ditutup dengan Outbong Ceria dan materi terakhir tentang ke-LDK-an dan ke-BPPI-an oleh Ketua Umum BPPI 2014, Akh. Hafid Tamimi.
Acara berlangsung dengan lancar dan sampai di Solo dengan lancar pula. Semoga momentum ini menjadi pintu awal kejayaan Islam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS.
10 Okt 2014
Rongga Hati dan Dimensi Keimanan: Berpadu dalam Mencapai Kemuliaan
Surakarta - Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS bekerjasama dengan Badan Pengkajian Pengamalan Islam mengadakan acara Kajian Civitas Akademika FEB UNS dengan mengangkat tema Usaha Pribadi Manusia yang disampaikan oleh Ustadz Supriyadi Wibowo dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS (10/10). Kajian ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh pihak Fakultas dengan tujuan untuk menyambung tali silaturrahim antara dosen dan karyawan, juga mahasiswa yang dikemas dalam acara yang bermanfaat, yaitu kajian Ke-Islaman.
"Manusia memiliki tiga rongga, yaitu rongga perut, rongga kepala, dan rongga hati." Ucap Ustadz Supriyadi. Rongga perut sangat berpengaruh kepada kekuatan manusia, misalnya kerbau yang notabene pemakan tumbuh-tumbuhan memiliki kekuatan tertentu dan harimau sebagai hewan karnivora, kekuatannya jauh berbeda dan masuk ke dalam rantai makanan paling atas. Sedangkan manusia, berbicara tentang rongga perut, maka manusia termasuk ke dalam gologan omnivora, yaitu pemakan segala, baik tumbuh-tumbuhan maupun daging. Dan poin pentingnya adalah adakalanya sifat manusia jauh lebih buruk daripada hewan. Sifat rakus atau tidak pernah puas sering bersarang kepada kehidupan manusia.
Sedangkan rongga kepala berkaitan dengan cara manusia dalam berkehidupan. Dahulu yang tidak ada listrik, sekarang sudah ditemukan. Begitu seterusnya sampai batas yang entah kapan selesainya. Teknologi senantiasa berkembang berkat pengaruh otak manusia yang semakin berkembang. Namun yang menjadi permasalahan adalah kaitan antara rongga kepala dan rongga hati kadang terlupakan. Inovasi apapun ini tanpa dinaungi oleh hati maka hasilnya akan tidak terarah.
Rongga hati sangat berkaitan erat dengan potensi Iman. Dan iman ini akan mempengaruhi rongga perut dan rongga kepada. Iman menjadi landasan dasar bagi seorang muslim untuk berkehidupan sehari-hari. Kekuatan iman juga dahsyat pengaruhnya kepada sebuah keadaan tertentu. Misalnya adalah Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh kobaran api yang dilakukan oleh Raja Namrud. Meskipun itu adalah mukjizat Allah, tetapi tanpa adanya landasan iman, maka mustahil mukjizat itu akan terjadi.(10/10)
Sedangkan rongga kepala berkaitan dengan cara manusia dalam berkehidupan. Dahulu yang tidak ada listrik, sekarang sudah ditemukan. Begitu seterusnya sampai batas yang entah kapan selesainya. Teknologi senantiasa berkembang berkat pengaruh otak manusia yang semakin berkembang. Namun yang menjadi permasalahan adalah kaitan antara rongga kepala dan rongga hati kadang terlupakan. Inovasi apapun ini tanpa dinaungi oleh hati maka hasilnya akan tidak terarah.
Rongga hati sangat berkaitan erat dengan potensi Iman. Dan iman ini akan mempengaruhi rongga perut dan rongga kepada. Iman menjadi landasan dasar bagi seorang muslim untuk berkehidupan sehari-hari. Kekuatan iman juga dahsyat pengaruhnya kepada sebuah keadaan tertentu. Misalnya adalah Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh kobaran api yang dilakukan oleh Raja Namrud. Meskipun itu adalah mukjizat Allah, tetapi tanpa adanya landasan iman, maka mustahil mukjizat itu akan terjadi.(10/10)
7 Okt 2014
Puncak Itu Bernama "Hargo Dumilah"
Foto: Dina Fitria Jabrish Dari: http://kfk.kompas.com/kfk/view/106605 |
Saya
sendiri adalah salah satu dari sekian banyak
orang yang memiliki hobi mendaki gunung. Tapi saya
tidak terlalu ambisi untuk menaklukan seluruh gunung di Indonesia apalagi di
dunia karena hal ini bukan tujuan hidup saya, ya ini hanya sekadar hobi.
Untuk tetap melestarikan alam, untuk menaklukan ego atau kemanjaan diri
sendiri, dan untuk selalu mensyukuri keagungan Tuhan akan salah satu
ciptaan-Nya. Sebuah tempat tertinggi kali ini bernama “Hargo Dumilah”. Puncak
tertinggi Gunung Lawu, terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan
ketinggian 3.265 mdpl akan kami taklukan.
7 Agustus 2014, 13 orang berangkat
dari Magelang menuju Yogyakarta pukul 04.00 pagi dengan mengendarai sepeda
motor menuju stasiun Lempuyangan untuk mengejar kereta Prameks pukul 05.30 yang
sesuai tertera di jadwal. Namun, lagi-lagi
indahnya Indonesia akan sebuah keterlambatan menghiasi
keberangkatan kami pagi itu, kereta datang terlambat. Sesampainya di
Solo kami menuju terminal Tirtonadi dan masih menunggu 3 orang teman kami yang
berangkat dari Solo. Akhirnya pukul 08.30 kami serombongan berjumlah 16 orang,
berangkat dari terminal Tirtonadi menuju terminal Tawangmangu menggunakan bus
yang terkenal dengan ugal-ugalannya walaupun
jalan menuju terminal Tawangmangu berkelok-kelok. Yang seharusnya kami dapat
menikmati perjalanan di kanan kiri jalan, malah dibuat mabuk oleh pak sopir.
Kami
tiba di terminal Tawangmangu sekitar pukul 10.30 dan kami pergunakan melepas
lelah sebentar serta sarapan. Setelah saya selesai sarapan sebagai orang yang
bertanggung jawab memegang uang kelompok segera melakukan negosiasi dengan
salah satu sopir mobil Colt yang akan membawa kami ke basecamp Cemoro Sewu
Magetan. Setelah selesai melakukan kesepakatan akhirnya kami berangkat dengan
menggunakan 1 mobil Colt diisi 16 orang, betapa bahagianya kami. Setelah pak
sopir dan tentu mobilnya berjuang mengangkut kami dengan selamat sampai
basecamp Cemoro Sewu saya melakukan kesepakatan lainnya dengan pak sopir untuk
bersedia mengantar kami sekembalinya dari pendakian hingga stasiun Balapan.
Setelah selesai negosiasi kami segera cek kesiapan dan kelengkapan barang
bawaan karena jam telah menunjukkan pukul 12.00 siang.
Diawali dengan pengarahan oleh ketua
rombongan dan saya sendiri serta diiringi do’a dari seluruh anggota kami
berangkat dari basecamp pukul 13.00 Saya dipercaya oleh ketua rombongan untuk
menjadi “leader” dalam perjalanan karena carrier
yang saya gunakan paling berat di antara anggota lainnya, yaitu sekitar 80
liter. Tapi barang bawaan saya itu tak terasa berat
bagi saya karena saya telah terbiasa dengan pekerjaan yang menggunakan fisik.
Jalur pendakian Cemoro Sewu terkenal
lebih cepat sampai puncak dibandingkan dengan jalur pendakian satunya, yaitu
Cemoro Kandang. Hal ini dikarenakan jalan pendakian Cemoro Kandang lebih landai
daripada Cemoro Sewu yang lebih terjal. Karena kami melakukan pendakian dengan
rombongan besar, kami sendiri sulit mengorganisasikannya termasuk ketua
rombongan yang bertugas sebagai “sweeper”. Di perjalanan kami terlalu sering
melakukan istirahat karena lelah. Udara pegunungan yang mulai terasa dingin
menusuk pori-pori kulit membuat kami segera mengenakan jaket dan celana tebal.
Setibanya
di pos 3 jam menunjukkan pukul 18.00 dan salah satu dari anggota tidak dapat
melanjutkan perjalanan. Saya sendiri mengalami dilema untuk melanjutkan
perjalanan atau tetap di pos 3 untuk mendirikan tenda, dan pada akhirnya saya putuskan
untuk tetap tinggal. Saya pun merekomendasikan pada ketua rombongan untuk
seluruh anggota berkemah di pos 3, namun berapa anggota tetap ingin ke pos 5
malam itu juga dan membuat ketua rombongan memutuskan tetap berangkat saat itu
juga. Saya tetap pada keputusan sebelumnya karena saya merasa bertanggung jawab
terhadap tim ini dan karena saya juga yang membawa 1 dari 3 tenda yang dibawa
oleh rombongan.
10 orang melanjutkan perjalanan malam itu juga menuju pos 5, 6 orang tinggal di
pos 3 dan segera saya pimpin untuk mendirikan tenda. Udara di pos 3 mulai
bertambah dingin dan kami segera memasak bahan makanan karena lapar yang tidak
dapat tertahankan lagi. Malam itu juga, diantara menyesal karena tidak dapat
melanjutkan perjalanan tapi lebih kecewa lagi karena tim kami tidak kompak
bahwa tim kami benar-benar terpisah, saya menumpahkannya dengan aliran air mata
yang seharusnya tak perlu. Selesai makan kami mengevaluasi dan segera melakukan
tindak lanjut, salah satu anggota yang tidak kuat tersebut tetap tidak mampu
kalau besok pagi menuju puncak. Pada akhirnya saya dan 2 orang lainnya tidak ke
puncak paginya, sedangkan 3 orang pukul 02.00 berangkat menyusul rombongan
besar dan berhasil sampai puncak.
Rombongan
besar turun sampai pos 3 pukul 09.00 pagi dan saya melihat wajah ketua
rombongan penuh penyesalan, tapi saya meyakinkan bahwa dengan gelagat saya
sendiri untuk tidak kecewa dan segera membaur bersama kebahagiaan rombongan.
Kami semua melanjutkan perjalanan turun hingga tiba di basecamp Cemoro Sewu
pukul 11.00 dan segera melanjutkan perjalanan menuju Kota Solo bersama pak
sopir yang telah menunggu kami di basecamp. Sesampainya di stasiun Balapan
pukul 15.30 kami berpisah dengan 3 orang yang dari Solo. Kami segera memesan
tiket untuk ke Jogja dan melanjutkan perjalanan pulang ke Magelang. Sesampainya
di Magelang pukul 21.00 dan bongkar muat barang di rumah saya. Selesai jam
22.00 dan rombongan kembali ke rumah masing-masing dengan ceritanya
masing-masing, termasuk saya.
Pada
awalnya saya sangat optimis dengan rombongan ini, karena persahabatan kami
dibangun sejak kami duduk di bangku SMP. Tetapi saya akhirnya menyimpulkan
bahwa persahabatan yang sesungguhnya harus mampu mengorbankan keegoisan
masing-masing individu untuk melebur dalam tim atau persahabatan yang telah
terbentuk baik secara instan atau berkala. Lebih dari itu bahwa sejatinya
pengorbanan itu bukan berdampak pada setiap anggota dari tim, namun
pertanggungjawaban kita kelak saat melakukan perjumpaan dengan Tuhan.
Pengorbananku saat itu untuk tidak sampai puncak tidak akan sia-sia karena saya
tahu itu adalah bentuk pertanggungjawaban sebagai makhluk Tuhan yang tak mampu
hidup sendiri.
27
September 2014. Saya, ketua rombongan, satu anggota yang kala itu sampai
puncak, satu anggota yang kala itu saya temani di pos 3, dan dua orang pendaki
pemula pukul 09.45 telah menyentuh tanah tertinggi di Gunung Lawu. Kami tiba di
puncak tertinggi gunung Lawu “Hargo Dumilah” salam dari kami untuk seluruh
pendaki dimanapun kalian berada. Di gunung ini, di ketinggian kaki berpijak, di
sanalah tempat yang paling damai dan abadi. Dekat dengan Tuhan dan keyakinan
diri yang kuat. Saat kaki menginjak ketinggian, tanpa sadar kita hanya bisa
berucap bahwa alam memang telah menjawab kebesaran Tuhan. Di sanalah pembuktian
diri dari suatu pribadi yang egois dan manja menjadi seorang yang mandiri dan
percaya pada kemampuan diri sendiri. Setiap pengorbanan yang kalian lakukan
tidak akan sia-sia selama itu membawa manfaat dan untuk kepentingan umat.
Masa
lalu memang tidak dapat kita rubah di masa sekarang atau masa mendatang. Akan
tetapi, masa lalu dapat kita jadikan pembelajaran untuk melangkah ke masa depan
yang lebih baik, untuk membentuk karakter diri yang lebih baik. Kata pepatah,
setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Selamat datang di duniaku!
Artikel: Harry Sumantri Hartasa
Unedited.
6 Okt 2014
"FEB UNS Mengabdi": Semangat Mengabdi, Satukan Langkah
Simo, Boyolali - Bidang Syiar Badan Pengkajian Pengamalan Islam bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UNS dan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (MEPA) FEB UNS melakukan aksi pengabdian masyarakat dengan tajuk "FEB UNS MENGABDI". Kegiatan ini dilaksanakan di Dukuh Candi, Desa Gunung, Kecamatan Simo, Boyolali (4-5/10). Rangkaian kegiatan acara ini adalah penyembelihan hewan qurban, bakti sosial, dan aksi donor darah. Kegiatan berlangsung di Masjid Baitul Muttaqin dan disambut warga dengan meriah.
Hewan qurban, sebanyak 5 ekor kambing berhasil disalurkan kepada masyarakat Dukuh Candi bekerjasama dengan Takmir Masjid dan disalurkan kepada warga sekitar masjid. Setelah menyalurkan hewan qurban, panitia berhasil membagikan 100 paket sembako kepada warga yang membutuhkan. Dan acara ini diakhiri dengan aksi donor darah yang diperuntukkan kepada warga masyarakat dengan tujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang manfaat dari aksi donor darah. Kegiatan ini mendapat respon baik dari masyarakat, terbukti sebanyak 25 orang bersedia untuk mendonorkan darahnya.
Rangkaian kegiatan "FEB UNS MENGABDI" ini menjadi bukti nyata peran mahasiswa kepada masyarakat. Di tengah permasalahan masyarakat yang kian meresahkan, peran mahasiswa menjadi tumpuan bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Idul Adha Penuh Berkah, Tebarkan Senyuman, Sinergiskan Langkah
Simo, Boyolali - Badan Pengkajian Pengamalan Islam (BPPI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS bekerjasama dengan Lazis UNS menyalurkan hewan qurban kepada warga Dukuh Candi, Desa Gunung, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali (4/10). Panitia membawa sejumlah 5 ekor kambing dari Lazis dan menyerahkan kepada Takmir Masjid Baitul Muttaqin Dukuh Candi sebagai perwakilan masyarakat. Kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat sebagai bentuk rasa tanggung jawab mahasiswa kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Idul Adha kali ini berbeda dengan idul adha tahun-tahun sebelumnya, karena teman-teman BPPI merayakan idul adha di tengah masyarakat. Hal ini adalah sebagai sarana mahasiswa untuk bisa mengenal masyarakat dan mampu untuk menjadi problem solver atas permasalahan yang ada.
Pengurus BPPI dibantu warga berhasil membagikan 200 an paket hewan qurban. Dan acara ini merupakan rangkaian dari Kegiatan "FEB UNS Mengabdi" yang terlaksana atas kerjasama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (MEPA), dan Badan Pengkajian Pengamalan Islam (BPPI) FEB UNS.
2 Okt 2014
Apakah Ada Fakta Ilmiah Dibalik Kisah Pembakaran Nabi Ibrahim??
Kisah nabi dan rasul adalah rangkaian sejarah penuh hikmah yang dijelaskan dan dipaparkan oleh Allah SWT kepada manusia melalui Al-Qur'an. Begitu pula kisah Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi dan Rasul.
Beliaulah lah pemuda yang sudah matang di usia yang sangat muda. Dan kisah yang luar biasa adalah kisah pembakaran Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud.
Apakah ada fakta ilmiah dibalik itu semua??
Dalam Al-Qur’an dan hadits di katakan bahwa Nabi Ibrahim di tangkap oleh
pasukan Raja Namrud dan di bakar. Tetapi Allah menyelamatkan Nabi
Ibrahim dengan membuat api yang membakar Ibrahim menjadi dingin.
Kita ketahui bahwa
“air” pada esensinya adalah musuh “api” dan air dapat digunakan sebagai
sebaik-baik media untuk memadamkan api. Namun air ini, yang terdiri dari
rangkapan dua unsur hydrogen (H2O) dan oksigen (O2), apabila dengan
bantuan katalisator, kita bagi menjadi dua unsur konstruktif (dan
terpisah satu dengan yang lain), yaitu salah satunya (hydrogen) maka
unsur ini akan menjadi bahan peledak apabila bersentuhan dengan api.
Demikian juga, dengan unsur lainnya (oksigen) yang akan menyebabkan
nyala api semakin berkobar; artinya dua unsur ini, tepatnya melakukan
aktifitas persis kebalikan dari air yang rangkapannya dapat memadamkan
api. Hal ini secara ilmiah tidak bertentangan dengan hukum kausalitas.
Setelah
memperhatikan pada contoh yang telah disebutkan di atas, harus
diketahui bahwa dewasa ini, sains telah menetapkan bahwa aksi dan
reaksi, perubahan dan pergantian seperti ini bukanlah sesuatu yang
mustahil dan sesuai dengan prinsip yang telah diterima bahwa “materi dan
energi sekali-kali tidak akan musnah melainkan senantiasa berganti dan
berubah (dari satu kondis ke kondisi lainnya)” Karena itu, dapat
dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya pergantian energi pada api
menjadi materi dan hal ini bukan sesuatu hal yang mustahil dalam
pandangan sains, kendati pada kondisi natural, kemungkinan bergantinya
api secara cepat menjadi bunga dan tanaman, sangat pelik dan mungkin
mustahil dalam pandangan kasat mata manusia.
Dengan kata lain, hal ini dapat dikatakan sebagai kemustahilan normal (muhal addi), namun perubahan dan pergantian ini bukanlah mustahil secara ilmiah (muhal ‘ilmi).
Boleh jadi di masa-masa mendatang manusia mampu melakukannya dimana
tentu saja pada waktu itu juga kemampuan manusia dalam mengganti energi
menjadi materi masih terbatas dan pada masa yang cukup lama, mungkin
mereka akan mampu mengubah energi menjadi hanya dalam beberapa menit.
Namun
Allah Swt dengan segala kekuasaan yang dimiliki-Nya, dengan mudah
mengganti energi yang memuat beban tinggi dan luas menjadi materi dalam
bentuk apa pun yang dikehendaki-Nya dalam tempo sekejapan mata. Kekuasan
Allah Swt didemonstrasikan pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim As.
Api antek-antek Namruz dalam tempo yang singkat berubah menjadi taman
yang secara sepintas menciderai hukum kausalitas; karena api, sifatnya
membakar dan memiliki tipologi serta esensi panas.
Apa hikmah dibalik itu semua??
Padahal banyak cara yang ALLAH gunakan untuk menolong Ibrahim, bisa dengan membuat pasukan Raja Namrud menjadi tidak bisa melihat, sehingga tidak bisa menangkap nabi Ibrahim, atau ketika Nabi Ibrahim mau di bakar maka ALLAH turunkan hujan, tetapi ALLAH berkehendak untuk membuat api yang di ubah menjadi dingin, mengapa?
...
Karena, andai kata ALLAH buat pasukan raja Namrud tidak bisa melihat, mungkin mereka akan berkata “ Kalau saja Ibrahim kita tangkap, pasti kita sudah membunuhnya” atau jika hujan turun mungkin mereka akan berkata “Jikalau hujan tidak turun pasti Ibrahim sudah kita bakar”..
Sekarang mereka mau bilang apa? Ibrahim sudah di tangkap, api menyala berkobar-kobar, bahkan saking besarnya api, mereka membuat ayunan dari kayu untuk melempar nabi Ibrahim, Tetapi Nabi Ibrahim tidak terbakar sedikitpun. Tidak ada yang bisa mereka katakan kecuali “Ada Zat yang Maha Kuasa yang Melindungi Ibrahim”..
‘Hai api, dinginlah engkau dan menyelamatkan Ibrahim’.” (QS A-Anbiya: 69).
Dalam tafsir Ibnu Katsir ketika ALLAH berfirman “Hai api dinginlah engkau….” , maka seluruh api di Dunia ini menjadi dingin, lalu setelah di lanjutkan firmannya “…. Dan menyelamatkan Ibrahim” maka seluruh api berubah menjadi panas kembali, kecuali api yang digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim..
Allah seakan ingin menunjukkan bahwa keyakinan mereka tentang berhala adalah SALAH BESAR. Maka Allah menampakkan kepada mereka (Raja Namrud) bahwa dibalik ketegaran Nabi Ibrahim, terdapat Kuasa Allah SWT yang senantiasa melindungi dan memayungi beliau.
Referensi:
http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa11429
http://www.kaskus.co.id/thread/51921e920b75b4cb1000000d/nabi-ibrahim-tidak-terbakar-api
Langganan:
Postingan
(
Atom
)