2 Okt 2014

Apakah Ada Fakta Ilmiah Dibalik Kisah Pembakaran Nabi Ibrahim??


Kisah nabi dan rasul adalah rangkaian sejarah penuh hikmah yang dijelaskan dan dipaparkan oleh Allah SWT kepada manusia melalui Al-Qur'an. Begitu pula kisah Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi dan Rasul. 
Beliaulah lah pemuda yang sudah matang di usia yang sangat muda. Dan kisah yang luar biasa adalah kisah pembakaran Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud. 

Apakah ada fakta ilmiah dibalik itu semua??
 
Dalam Al-Qur’an dan hadits di katakan bahwa Nabi Ibrahim di tangkap oleh pasukan Raja Namrud dan di bakar. Tetapi Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dengan membuat api yang membakar Ibrahim menjadi dingin.

Kita ketahui bahwa “air” pada esensinya adalah musuh “api” dan air dapat digunakan sebagai sebaik-baik media untuk memadamkan api. Namun air ini, yang terdiri dari rangkapan dua unsur hydrogen (H2O) dan oksigen (O2), apabila dengan bantuan katalisator, kita bagi menjadi dua unsur konstruktif (dan terpisah satu dengan yang lain), yaitu salah satunya (hydrogen) maka unsur ini akan menjadi bahan peledak apabila bersentuhan dengan api. Demikian juga, dengan unsur lainnya (oksigen) yang akan menyebabkan nyala api semakin berkobar; artinya dua unsur ini, tepatnya melakukan aktifitas persis kebalikan dari air yang rangkapannya dapat memadamkan api. Hal ini secara ilmiah tidak bertentangan dengan hukum kausalitas.

Setelah memperhatikan pada contoh yang telah disebutkan di atas, harus diketahui bahwa dewasa ini, sains telah menetapkan bahwa aksi dan reaksi, perubahan dan pergantian seperti ini bukanlah sesuatu yang mustahil dan sesuai dengan prinsip yang telah diterima bahwa “materi dan energi sekali-kali tidak akan musnah melainkan senantiasa berganti dan berubah (dari satu kondis ke kondisi lainnya)” Karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya pergantian energi pada api menjadi materi dan hal ini bukan sesuatu hal yang mustahil dalam pandangan sains, kendati pada kondisi natural, kemungkinan bergantinya api secara cepat menjadi bunga dan tanaman, sangat pelik dan mungkin mustahil dalam pandangan kasat mata manusia.

Dengan kata lain, hal ini dapat dikatakan sebagai kemustahilan normal (muhal addi), namun perubahan dan pergantian ini bukanlah mustahil secara ilmiah (muhal ‘ilmi). Boleh jadi di masa-masa mendatang manusia mampu melakukannya dimana tentu saja pada waktu itu juga kemampuan manusia dalam mengganti energi menjadi materi masih terbatas dan pada masa yang cukup lama, mungkin mereka akan mampu mengubah energi menjadi hanya dalam beberapa menit.

Namun Allah Swt dengan segala kekuasaan yang dimiliki-Nya, dengan mudah mengganti energi yang memuat beban tinggi dan luas menjadi materi dalam bentuk apa pun yang dikehendaki-Nya dalam tempo sekejapan mata. Kekuasan Allah Swt didemonstrasikan pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim As. Api antek-antek Namruz dalam tempo yang singkat berubah menjadi taman yang secara sepintas menciderai hukum kausalitas; karena api, sifatnya membakar dan memiliki tipologi serta esensi panas.

Apa hikmah dibalik itu semua??


Padahal banyak cara yang ALLAH gunakan untuk menolong Ibrahim, bisa dengan membuat pasukan Raja Namrud menjadi tidak bisa melihat, sehingga tidak bisa menangkap nabi Ibrahim, atau ketika Nabi Ibrahim mau di bakar maka ALLAH turunkan hujan, tetapi ALLAH berkehendak untuk membuat api yang di ubah menjadi dingin, mengapa?
...
Karena, andai kata ALLAH buat pasukan raja Namrud tidak bisa melihat, mungkin mereka akan berkata “ Kalau saja Ibrahim kita tangkap, pasti kita sudah membunuhnya” atau jika hujan turun mungkin mereka akan berkata “Jikalau hujan tidak turun pasti Ibrahim sudah kita bakar”..

Sekarang mereka mau bilang apa? Ibrahim sudah di tangkap, api menyala berkobar-kobar, bahkan saking besarnya api, mereka membuat ayunan dari kayu untuk melempar nabi Ibrahim, Tetapi Nabi Ibrahim tidak terbakar sedikitpun. Tidak ada yang bisa mereka katakan kecuali “Ada Zat yang Maha Kuasa yang Melindungi Ibrahim”..

‘Hai api, dinginlah engkau dan menyelamatkan Ibrahim’.” (QS A-Anbiya: 69).
Dalam tafsir Ibnu Katsir ketika ALLAH berfirman “Hai api dinginlah engkau….” , maka seluruh api di Dunia ini menjadi dingin, lalu setelah di lanjutkan firmannya “…. Dan menyelamatkan Ibrahim” maka seluruh api berubah menjadi panas kembali, kecuali api yang digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim..

 
Allah seakan ingin menunjukkan bahwa keyakinan mereka tentang berhala adalah SALAH BESAR. Maka Allah menampakkan kepada mereka (Raja Namrud) bahwa dibalik ketegaran Nabi Ibrahim, terdapat Kuasa Allah SWT yang senantiasa melindungi dan memayungi beliau.

Referensi:
http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa11429
http://www.kaskus.co.id/thread/51921e920b75b4cb1000000d/nabi-ibrahim-tidak-terbakar-api 

0 comments :

Posting Komentar