29 Jun 2014
Edisi Ramadhan: Jadi Kangen Adzan Maghrib
Alhamdulillah akhirnya
kita dipertemukan oleh Allah dengan bulan Ramadhan. Senang sekali rasanya
menjalani hari-hari dimana Allah SWT membuka surga seluas-luasnya, menutup
neraka serapat-rapatnya, dan membelenggu syetan sekuat-kuatnya. Kita juga
menjalani hari-hari penuh berkah, ampunan, dan rahmat, serta
keutamaan-keutamaan lain yang disuguhkan hanya di bulan Ramadhan.
Allah SWT telah
berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Firman Allah inilah
yang menjadi dasar dari disyariatkannya perintah puasa bagi umat muslim. Dengan
diwajibkannya puasa Ramadhan berserta
segala keutamaan yang ditawarkan Allah kepada manusia ini menjadi sebuah
kenikmatan yang sangat dinanti kedatangannya. Seluruh umat muslim di dunia
bahagia karenanya. Senyum pun terpancar jelas dari muka manisnya. Segala
keutamaan yang diberikan Allah ini adalah kenikmatan yang patut kita syukuri.
Berbahagialah bagi sesiapa yang mampu memanfaatkannya dan merugilah bagi
sesiapa yang tidak dapat mengambil manfaat darinya.
Menjalankan puasa
berarti meninggalkan makan dan minum dari terbit fajar hingga tenggelamnya
matahari. Nha yang paling penting adalah bagaimana kita mampu menjaga hawa
nafsu kita untuk tidak melanggar perintah itu. Sobat sekalian pasti butuh makan
kan?? Kalau
ga makan sehari aja pasti udah puyeng (hehe). Inilah yang Allah inginkan, yaitu ingin
menguji kepada hamba-Nya bagaimana manusia itu mampu menghindari sesuatu yang
dilakukannya sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok.
Lebih dari itu
momentum Ramadhan ini adalah ajang bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan
dosa dan sia-sia. Karena sedikit saja kita melakukan perbuatan yang sia-sia,
maka akan mengurangi pahala puasa kita. Nah, selama sebulan ini kita dilatih
untuk menghindari tingkah, laku, ataupun sikap kita yang negative kemudian
berganti dengan amalan-amalan yang bisa jadi susah kita lakukan di bulan-bulan
selain bulan Ramadhan.
Jadi kangen adzan
maghrib??? Ehmmm, boleh kangen asalkan waktu selama menunggu buka puasa itu
kita gunakan untuk perbuatan yang bermanfaat. Jangan ngabuburit yang kagak
jelas, yang jalan-jalan lah, yang maen musik lah, dsb.. Tetapi waktu-waktu kita
menunggu berbuka puasa itu kita gunakan dengan membaca Al-Qur’an atau ikut
majelis ilmu. Wah ketika seperti itu kangen kita terhadap adzan maghrib sudah
terbayarkan tuh. No ngeluh, no males. Semoga Ramadhan kali ini lebih indah.
25 Jun 2014
Salah Tafsir: Buka Puasa Dengan Makanan dan Minuman yang Manis Ternyata Tidak Baik Bagi Tubuh
Sebentar
lagi kita akan menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan dimana amalan yang kita
perbuat akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Dalam bulan puasa, hal yang paling
dinanti adalah saat adzan maghrib. Dimana saat itu, umat muslim diwajibkan
untuk membatalkan puasa dan menyegerakan berbuka. Sering kita dengar kalimat
“Berbukalah dengan makanan atau minuman yang manis”. Konon, hal itu dicontohkan
oleh Rasullullah SAW. Benarkah demikian? Mari kita kaji bersama-sama.
Dari
Anas bin Malik berkata : “Rasullullah berbuka dengan rutab (kurma yang lembek)
sebelum shalat. Jika tidak ada rutab, maka beliau berbuka dengan kurma kering
sambil meneguk air”. Ahmad dan Abu Dawud juga meriwayatkan dalam haditsnya : “
Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan
kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu
suci”. Jadi Rasullullah bila berbuka, maka beliau makan kurma. Kalau tidak
mendapatkan kurma, beliau berbuka puasa dengan air. Pertanyaannya, samakah
kurma dengan manisan? Tentu tidak. Kurma adalah karbohidrat kompleks.
Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis adalah
karbohidrat sederhana. Darimana asal-muasal sebuah kebiasaan berbuka dengan
yang manis? Tidak jelas. Hal ini malah berkembang dalam masyarakat, seakan-akan
berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis merupakan sunah Rasul.
Sebenarnya tidak demikian. Bahkan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang
manis (penuh dengan gula) justru merusak kesehatan.
Berbuka
puasa dengan makanan dan minuman yang manis dapat merusak kesehatan, karena
ketika berpuasa kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana dicontohkan
oleh Rasullullah adalah karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana
(gula). Karbohidrat kompleks untuk menjadi glikogen diperlukan proses, sehingga
membutuhkan waktu. Sebaliknya, kalau mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis
gula darah langsung melonjak naik. Hal ini tidak sehat bagi kesehatan tubuh.
Sekarang
mari kita bicara mengenai indeks glikemik (GI). Glycemic Index (GI) adalah laju
perubahan makanan yang diubah menjadi gula dalam tubuh. Makin tinggi glycemic
index dalam makanan, makin cepat makanan itu dirubah menjadi gula, dengan
demikian tubuh makin cepat pula menghasilkan respon insulin. Para praktisi
fitness atau pengambil gaya hidup sehat akan sangat menghindari makanan yang
memiliki indeks glikemik tinggi. Sebisa mungkin mereka akan mengkonsumsi
makanan yang indeks glikemiknya rendah. Hal ini, karena makin tinggi respon
insulin tubuh, maka tubuh makin menimbun lemak. Timbunan lemak inilah yang
sebisa mungkin mereka hindari.
Dalam
puasa kita harus mampu menahan lapar dan dahaga selama kurang lebih 15 jam.
Otomatis perut kita kosong. Jadi kalau seharian perut kosong dan langsung
dibanjiri dengan gula (makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi), maka
respon insulin dalam tubuh melonjak. Dengan demikian, tubuh akan makin cepat
menimbun lemak.
Salah
seorang sufi menganjurkan apabila berbuka puasa jangan langsung makan dulu.
Minum air putih segelas, lalu sholat maghrib. Setelah sholat, makan nasi
seperti biasa. Jangan sering makan yang manis-manis, karena dapat merusak badan
dan menimbulkan penyakit. Beliau juga menyarankan agar tidak terlalu sering
makan kurma, karena kurma di Indonesia berupa manisan kurma dan bukan kurma
asli. Manisan kurma, kandungan gulanya sudah jauh berlipat-lipat banyaknya.
Beliau juga menyarankan untuk makan nasi bila berbuka. Karena, nasi merupakan
karbohidrat kompleks dan memerlukan waktu untuk diproses dalam tubuh. Sehingga
respon insulin dalam tubuh tidak langsung melonjak. Karena respon insulin
rendah, maka timbunan lemak yang terdapat dalam tubuh juga sedikit.
Banyak
sekali orang yang makan dan minum yang manis-manis saat berbuka puasa, justru
tubuhnya semakin gemuk karena ada timbunan lemak di daerah perut, pinggang,
paha, belakang lengan, pipi dan sebagainya. Hal ini karena mereka langsung
membanjiri tubuh dengan makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi,
sehingga tubuh menimbun lemak.
Kesimpulan
saya, “Berbukalah Dengan yang Manis-Manis” merupakan paham yang kurang tepat
dan terlalu tergesa-gesa. Karena berbuka puasa dengan kurma merupakan sunah
Rasul, maka muncul anggapan bahwa disunahkan berbuka puasa dengan yang
manis-manis. Pada akhirnya kalimat ini menjadi suatu paham dan memunculkan
budaya berbuka puasa yang keliru ditengah masyarakat. Jadi saran saya, jangan
mudah terpengaruh oleh paham yang begitu melekat di masyarakat. Periksa dulu
kebenarannya. (AY)
Semoga
bermanfaat.
19 Jun 2014
Tidak Sampai Seujung Kuku?? Dilema Seorang Aktivis Dakwah
Kadangkala kita berpikir betapa susahnya kita membawa amanah kebaikan, tetapi ujung-ujungnya hanyalah kekecewaan. Pernah kita berpikir, apa yang sudah kita persembahkan demi jalan kebaikan ini berujung pada kesia-siaan. Betatapun kita mencoba tetapi hasilnya sama saja. Apa yang kita harapkan terwujud hanyalah menjadi angan-angan tak berujung.
Siapa yang patut dipersalahkan?? Marilah sejenak kita melihat betapa naifnya ketika kita saling mempersalahkan hanya demi perasaan tak menentu. Merasa dikecewakan karena usaha kita tidak ada ujungnya. Maka sejenak lihat sekitar kita. Terkadang penilaian kita hanya tertuju pada lingkup pemikiran yang sempit. Maka luaskan wawasan kita tentang jalan kebaikan ini. Bagaimana dahulu pemegang amanah kebaikan ini berjuang dengan gigihnya. Patutlah kita berkaca pada para pendahulu. Yaa inilah jalan dakwah. Jalannya panjang, pendukungnya sedikit, dan banyak rintangannya. Dan saya yakin penderitaan yang kita rasakan, kegalauan yang kini menyelimuti hanyalah perkara yang biasa dibandingkan dengan para pendahulu dakwah.
Teringat kisah Sumayyah binti Khabath seorang wanita pertama yang mati syahid karena keteguhan hatinya membela agama Allah. Betapapun beliau disiksa, ditindih batu besar di bawah panas teriknya lautan pasir Mekkah, hingga akhirnya mengalami kesakitan yang sangat, namun beliau tetap meninggikan kalimat Allah dan menolak segala jenis upaya menggoncangkan aqidah. Allahuakbar. Rentetan kisah ini sungguh tiada akhirnya. Harta, keluarga, bahkan nyawa menjadi harga mati yang dipertaruhkan demi membela agama Allah. Tiada kata kecewa, lelah, ataupun takut di benak mereka, karena keyakinan yang kuat akan janji Allah SWT.
Terkadang ketika logika kita berpikir, bagaimana ya kalau dahulu Rasulullah itu galau dalam perjuangan dakwahnya. Dilempari kotoran, dijuluki sebagai tukang tenung atau penyihir, bahkan dilempari batu, terus Rasulullah ngambek gitu. Ya Allah. Justru dengan kerasnya perlawanan kaum kafir justru itu menjadi pijakan penyemangat bagi diri Rasulullah untuk menyebarkan panji-panji Islam ke pelosok negeri. Hebatnya adalah tanpa perasaan galau, marah ataupun jengkel Rasulullah tetap meneruskan perjuangannya meskipun perlawanan yang dilancarkan semakin keras.
Bagaimana dengan kondisi kita?? Marilah kita memohon ampunan kepada Allah atas perasaan ini. Karena yakinlah perjuangan kita ini tidak sampai seujung kuku jika dibandingkan dengan perjuangan Rasulullah dan sahabatnya. Dasarkan pemikiran kita pada kondisi umat terbaik, jangan sebaliknya. InsyaAllah ini menjadi amalan yang mampu membawa kita menuju gerbang keselamatan.
Dilema Penutupan Dolly ??
Masyarakat kini dihadapkan pada problematika Penutupan Dolly yang dicanangkan pemerintah. Analisis pro dan kontra menyeruak terkait penutupan Dolly yang akan segera dieksekusi. Lagi-lagi masyarakat kini di uji. Diuji tentang bagaimana memutuskan baik dan buruk. Diuji bagaimana bisa memposisikan dirinya sebagai hamba dunia atau hamba Allah Yang Menciptakan Dunia.
Dalih ekonomi menjadi alasan kuat yang digunakan untuk menolak penutupan. Dan dalih syariat menjadi alasan yang kuat demi menutup Dolly. Selain itu secara perundang-undangan memang kegiatan asusila seperti Dolly ini dilarang menurut Undang-Undang. Sebagai seorang muslim kita pilih yang mana??
Allah mengingatkan dalam surat Al-Baqarah: 216:
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Alasan Hak Asasi Manusia kini juga diutarakan. Nasib para pekerja seks komersial, serta gembong-gembongnya dibawa kemana?. Malah justru sebaliknya, ketika Dolly itu masih ada, maka Hak Asasi Manusia bagi para PSK itu yang dirampas. Kehormatannya hanya ibarat satu koin, dua koin, dan seterusnya. Padahal dalam Islam kedudukan wanita sangatlah mulia. Keberadaannya ibarat sebuah tiang dalam bernegara, Dialah guru bangsa. Ketika wanita itu sudah lalai dalam membina dirinya dan anaknya, maka nasib bangsa juga akan terlalaikan dengan belaian kemaksiatan.
Dalih dunia hanyalah tipuan. Hakikat dunia ini juga hanyalah tipuan. Penjara bagi orang-orang yang beriman dan surganya bagi orang kafir. Tidaklah kita pantas menyetarakan kedudukan dunia dengan akhirat, karena jauh, jauh sekali. Oleh karenanya syariat itu kedudukannya jauh di atas ke fanaan dunia. Tinggal bagaimana kemudian sudut pandang Islam itu kita gunakan. Islam ini juga menyandarkannya sesuai dengan akal pikiran manusia.
Yakinlah kita adalah orang-orang yang diberikan kecerdasan dalam berpikir. Kita adalah hamba yang pintar dalam mengambil pelajaran. Janganlah dunia ini menyilaukan mata kita. Arahkan arah berpikirmu sesuai dengan Islam.
#TutupDolly
#SuroboyoTutupDolly
17 Jun 2014
Mau Menjadi Manusia Beraroma Wangi dan Berasa Enak ??
Dari pilihan katanya aja udah wahh gitu. Jadi manusia "wangi" dan "enak", kaya nasi sayur aja, hehe:). Tapi jangan salah ini beneran lho. Nih mimin kasih tahu apa rahasianya. Dijamin gampang dan tidak memberatkan.
Ini lho sebenarnya...
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca
Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang
mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; tidak ada
wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah
seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit,
sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan
hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.”
(HR. Bukhari-Muslim).
Wangi tidak hanya secara dzahir sobat, tetapi secara bathin juga bisa. Ada lho kadang orang yang wangi tubuhnya seperti bau taman luas karna banyaknya semprotan minyak wangi, tapi wangi hatinya seakan kering tandus sama seperti hatinya yang tidak tersemai benih kebaikan. Dan bahkan wangi hatinya hanyalah bau busuk yang diakibatkan sikap dan perbuatannya yang membuat hatinya penuh dengan keburukan dan dosa. Maka kata Ustadz Salim A. Fillah, salah satu cara untuk melunakkan hati itu adalah dengan Al-Qur'an.
Ketika dalam benak sobat kadang terbesit rasa untuk berubah menjadi baik, namun sulit dilakukan. Kuatnya tekad hanyalah sebuah kesia-siaan. Bahkan usaha sedimikian rupa hanyalah kejadian kegagalan. Mungkin, ada yang salah dengan kondisi hati sobat semua. Bisa jadi kerasnya hati mampu menolak dan mementahkan kuatnya tekad untuk berubah. Maka salah satu cara untuk melunakkanlah itu dengan membaca Al-Qur'an. Dipahami, diamalkan, atau dihafalkan.
15 Jun 2014
Uniknya Tradisi Menyambut Ramadhan di Berbagai Belahan Dunia
Ramadhan ini tidaklah sempurna tanpamu. Karena ramadhan ini adalah milik kita semua. Nikmatnya ramadhan tidak sempurna tanpa kita lalui bersama. Bersama kita melakukan amalan terbaik, bersama kita meraih kemenangan, bersama kita meraih ridho-Nya.
Indonesia?? sobat udah tahu lah, tapi kalau Jepang? Mesir? dan negara yang lain sobat udah tahu belum tradisi saudara kita dalam menyambut Ramadhan?? Sama kah dengan Indonesia??
Oke kita lihat.
Jepang,
negeri nan jauh disana. Dengan bunga sakura yang menjadi ciri khasnya. Dengan kemajuan teknologi yang mengagumkan. Dalam
menyambut datangnya bulan puasa, umat Muslim Jepang akan saling berbagi
kebahagiaan dengan saudaranya sesama Muslim. Islamic Centre Jepang misalnya,
telah membentuk semacam panitia Ramadhan yang bertugas menyusun kegiatan selama
bulan puasa, mulai dari dialog keagamaan, majelis taklim, shalat tarawih
berjamaah, penerbitan buku-buku keislaman dan segala hal yang terkait dengan
pelaksanaan ibadah puasa. Panitia juga menerbitkan jadwal puasa dan
mendistribusikannya ke rumah-rumah keluarga Muslim maupun ke Masjid-Masjid.
Jadwal puasa ini juga dibagikan ke restoran-restoran halal di seantero Jepang.
Panitia ini mulai bekerja ketika telah muncul hilal dan berakhir pada saat Idul
Fitri. Jika tidak nampak hilal tanda awal puasa dimulai, maka panitia mengikuti
ketetapan hilal Malaysia, negara Muslim terdekat.
Mesir
Umat
Muslim di Kairo, Mesir memiliki tradisi unik untuk menyambut datangnya bulan
Ramadhan. Mereka akan memasang lampu tradisional di setiap rumah yang disebut
dengan lampu Fanus. Oleh karena itu, banyak warga Kairo yang berbondong-bondong
berbelanja lampu saat menjelang bulan Ramadhan tiba. Tradisi semacam ini telah
dimulai sejak lama yakni dari zaman Dinasti Fattimiyah. Ketika itu lampu Fanus
dipasang untuk menyambut kedatangan pasukan Raja yang datang berkunjung
menjelang datangnya bulan Ramadhan.
Palestina
Selain di
Mesir, tradisi menyalakan lampu ketika datang bulan Ramadhan juga dimiliki oleh
warga Palestina. Setap bulan Ramadhan tiba, mereka akan memasang lampu Ramadhan
ini di masing-masing rumah dan di sepanjang kota.
Nigeria
Berbeda
dengan Nigeria, negara Afrika ini memiliki kebiasaan yang berbeda. Mereka akan
menyambut datangnya bulan puasa dengan cara berdakwah. Mereka akan pergi secara
berombongan ke seluruh pelosok negeri untuk menyiarkan Islam.
Irak
Lain
halnya dengan di Baghdad, Irak. Umat Muslim disana akan menyambut datangnya
bulan Ramadhan dengan berbelanja di pasar Shorja (pasar tertua di Irak). Dimana
pasar ini hanya ramai ketika datang bulan puasa dan waktu buka pasar hanya dari
sore hari sampai menjelang malam. Banyak barang dagangan unik yang dapat dijumpai
di pasar ini, diantaranya jajanan untuk menu buka puasa sampai perlengkapan
pendukung ibadah lainnya.
Prancis
Di
Prancis tepatnya di Couronne, dimana daerah ini banyak didiami oleh imigran
asal Arab, juga ada tradisi berbelanja berbagai macam pernak pernik untuk
menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dan jalan Pierre Tumbot lah yang paling
terkenal ramai yang menjual berbagai macam pernak pernik tersebut.
Italia
Sementara
di Roma, Italia, walaupun mayoritas warga kota ini bukanlah umat Muslim, kota
ini juga mempunyai tradisi unik menyambut bulan suci Ramadhan. Ketika Ramadhan
tiba, banyak panganan khas yang memiliki cita rasa manis serta kurma juga dapat
ditemukan dengan mudah. Selain itu di La Grande Mosche (Masjid Agung di Roma)
aktifitas menyambut datangnya bulan puasa akan nampak sekali.
Austria
Menjelang
bulan suci Ramadhan, umat Muslim di negara kelahiran Alfred Riedl ini biasanya
menggelar kampanye pengumpulan paket lebaran untuk keluarga miskin dan hadiah
lebaran untuk anak-anak yatim piatu di Palestina. Kampanye ini dikordinir oleh
organisasi kemanusiaan Palestina yang ada di Austria. Kampanye yang diberi nama
Feeding Fasting Palestinians ini mendapat sambutan positif dari umat Muslim
Austria. Mereka berlomba-lomba mengeluarkan sebagian hartanya untuk saudara
seiman mereka di Palestina. Untuk menyebarluaskan kampanye bantuan bagi warga
Palestina ini, warga Muslim Austria menggunakan berbagai cara, seperti
penyebaran poster, pemasangan iklan dan jasa pos. Semua bantuan nantinya akan
dikirimkan melalui lembaga-lembaga sosial yang beroperasi di wilayah Palestina.
Albania
Negara
lainnya di Eropa yakni Albania juga memiliki tradisi tersendiri guna menyambut
datangnya bulan puasa. Setiap datang bulan Ramadhan mereka akan menggelar
kesenian yang dinamakan dengan Lodra. Kesenian ini mirip dengan tradisi memukul
bedug di Nusantara. Namun yang membedakan, kesenian beduk Lodra Albania ini
menggunakan dua buah tabung dimana masing-masing menggunakan kulit kambing dan
domba. Pemukulnya sendiri menggunakan dua buah stik yang berbeda sebagai alat
pemukulnya sehingga akan menghasilkan dua jenis suara yang berbeda pula. Inilah
yang membuat beduk Albania ini khas dibanding beduk di negara kita. Lodra akan
dikombinasikan dengan perkusi serta alat tiup lainnya, sehingga Lodra nampak
mirip dengan iringan musik marching band. Seniman Lodra terkadang juga diundang
khusus untuk mengiring sahur atau biasa disebut dengan Syfyr dan buka puasa
atau Iftar. (Jakarta Press)
13 Jun 2014
Gadget, IPK dan Kepekaan Sosial: Sebuah Pengamatan
Sobat pernah naik kereta?? Prameks lah. Pemandangan apa yang sobat lihat?? Ya, semua orang pegang apa?? Gadget.
Sobat semua pernah ke mall?? Pada pegang apa semua?? Gadget.
Bahkan di kelas, masjid, bertatap muka, diskusi, semua sibuk dengan Gadget.
Ada apa dengan gadget??
Sebenarnya tidak ada masalah, hanya yang salah itu penggunannya. Gadget itu hanya sebagai sarana untuk mempermudah untuk beraktifitas. Jika orientasi "sarana" itu berubah menjadi "tujuan" maka akan sama dengan istilah dunia sebagai sarana berubah menjadi tujuan. Kira-kira begitu.
Gadget sebagai sarana ini dapat digunakan pengguna untuk bisa melihat dunia lebih dekat. Namun salah-salah bisa mengubah persepsi manusia menjadi angkuh dengan akhirat. Loh. Tetapi ternyata penggunaan gadget khususnya jejaring sosial bisa mempengaruhi prestasi loh. Nih lihat.
Pengaruh negatif lainnya dari jejaring sosial adalah bagi siswa/pelajar
maka Motivasi dan Prestasi belajar siswa dapat menurun. prestasi
belajar siswa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di
internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi
berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi
belajarnya sendiri. Pengaruh ini di buktikan dengan penelitian yang di lakukan
oleh Aryn Karpinski peneliti dari Ohio State University,menunjukkan bahwa :
"para mahasiswa pengguna aktif
jejaring social seperti facebook ternyata memmpunyai nilai yang rendah daripada
para mahasisswa yang tidak menggunakan situs jejaring social
facebook.Dari 219 mahasisswa yang diriset oleh karpinski.148 mahasiswa pengguna
situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih rendahdaripada mahasiswa
non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi langsung FB akan
menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga FB
telah menyebabkan waktu belajar para siswa tersita oleh keasyikan berselancar
di situs jaring sosial yang tengah populer ini. Para pengguna FB mengakui waktu
belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna FB
kehilangan waktu antara 1 - 5 jam sampai 11 - 15 jam waktu belajarnya per
minggu untuk bermain FB."
Sisi prestasi ada pengaruhnya loh, namun penting juga gadget ini mengubah manusia sekarang menjadi manusia yang egois. Pernah ya sobat diskusi gitu, terus mencoba ngomong sama teman, tapi teman cuma bengong. Bengongnya ini karena sudah tersibukkan dengan GADGET. Sadar atau tidak gadget memberikan dampak psikollgis yang buruk bagi para penggunanya, terutama dalam hubungan sosial. Albert Einstein bernah berkata "Aku takut pada hari dimana teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi yang idiot". Ya, itu benar. Dan itu terjadi disekarang. Mari sobat kita intropeksi diri. Jangan sampai kita menjadi manusia yang disibukkan dengan gadget. Masih banyak hal yang lebih penting loh. Kalo bisa, jadilah manusia yang disibukkan dengan Allah SWT.
"ALLAH dulu, ALLAH lagi, ALLAH terus" , bukan "GADGET dulu, GADGET lagi, GADGET terus" :)
12 Jun 2014
Hidayah di Tengah Kemaksiatan Lokalisasi Dolly
Ada saja cahaya di tengah hitam pekatnya kegelapan. Tersentil hati ini untuk sekiranya bisa peduli. Kemaksiatan yang meraja lela bisa jadi akibat diamnya orang yang baik. Hanya persangkaan kotor yang senantiasa terlontar. Padahal mereka juga bagian dari tanggung jawab kita sebagai seorang muslim. Tak tahukah sobat, di dalam lokalisasi sekalipun masih ada aktivitas yang mengagungkan nama Allah di sana. Ya, kawasan lokalisasi Dolly yang sangat terkenal bahkan mancanegara dengan kegiatan maksiatnya, ternyata masih ada tangan-tangan yang berusaha untuk memberikan jalan petunjuk menuju kebenaran.
Pemandangan yang menenteramkan hati para orang tua di sekitar lokalisai Dolly. Sekitar 100 anak berusia 5 hingga 13 tahun penuh semangat memulai aktifitasnya, Tholabul ‘ilmi (menuntut ilmu). Di tengah keberadaan lokalisasi tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk belajar Al-Qur;an. Itulah TPA Baitul Hidayah yang didirikan oleh Remas Yayasan Masjid Baitul Hidaya sejak tahun 1990/1991
Bukan hanya belajar Al-Qur'an tetapi juga ditanamkan nilai aqidah sebagai pegangan para santrinya dalam mengarungi samudra kehidupan. Apalagi mereka dihadapkan pada kondisi yang mengkhawatirkan penuh dengan kemaksiatan. Meskpiun hidup dalam lokalisasi, tetapi inilah inilah salah satu TPA yang istiqomah dan tetap eksis di tengah tengah lokalisasi Dolly. Meskipun sudah hampir 24 tahun berdiri bisa dibilang muridnya masih banyak dibanding dengan yang lainnya,
Patutnya kita bisa melihat diri Sobat. Kita hidup di tengah kenikmatan hidup, semua ada, namun akan kita justru terlena dengan keadaan itu. Harusnya kita bisa melihat bahwa kenikmatan yang diberikan Allah ini adalah karunia yang luar biasa untuk kita bisa manfaatkan untuk sepenuhnya mengabdi kepada Allah. Kita hiasi kehidupan ini dengan amalan yang baik, bernafaslah dengan senantiasa mengingat Allah. Dan kita memiliki kewajiban untuk setidaknya mengajak teman/sahabat kita menuju kebaikan.
Serba-Serbi Ramadhan: Sambutan dari Para Sahabat
Hai sobat!!! Sobat semua pasti pernah melihat ada pawai menyambut Ramadhan. Masjid-masjid diperindah, dibersihkan, bahkan dicat ulang. Inilah salah satu syiar ramadhan masa kini. Tetapi apakah pada zaman Rasulullah dan sahabat tidak ada penyambutan yang spesial??? Apakah hanya menyambut dengan syiar-syiar tanpa makna?? patut untuk diikuti.
Para sahabat dan salafus-shalih pun senantiasa menyambut bulan Ramadhan dengan bahagia dan persiapan mental dan spiritual. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab menyambutnya dengan menyalakan lampu-lampu penerang di masjid-masjid untuk ibadah dan membaca Al-Qur’an. Dan konon, Umar adalah orang pertama yang memberi penerangan di masjid-masjid. Sampai pada zaman Ali bin Abi Thalib. Di malam pertama bulan Ramadhan ia datang ke masjid dan mendapati masjid yang terang itu ia berkata, “Semoga Allah menerangi kuburmu wahai Ibnul Khatthab sebagaimana engkau terangi masjid-masjid Allah dengan Al-Qur’an.”
Diriwayatkan Anas bin Malik bahwa para sahabat Nabi saw jika melihat bulan sabit Sya’ban mereka serta merta meraih mushaf mereka dan membacanya. Kaum Muslimin mengeluarkan zakat harta mereka agar yang lemah menjadi kuat dan orang miskin mampu berpuasa di bulan Ramadhan. Para gubernur memanggil tawanan, barangsiapa yang meski dihukum segera mereka dihukum atau dibebaskan. Para pedagang pun bergerak untuk melunasi apa yang menjadi tanggungannya dan meminta apa yang menjadi hak mereka. Sampai ketika mereka melihat bulan sabit Ramadhan segera mereka mandi dan I’tikaf.”
Banyak membaca Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan para salafus-shalih dalam menyiapkan diri mereka menyambut Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan dimana Al-Qur’an diturunkan. Bersedekah dan menunaikan semua kewajiban. Juga menunaikan semua tugas dan kewajiban sebelum datang Ramadhan. Sehingga bisa konsentrasi penuh dalam mengisi hari-hari Ramadhan tanpa terganggu oleh hal-hal lain di luar aktivitas ibadah di bulan suci ini.
Bukan dengan kegiatan fisik dan materi yang mereka siapkan, namun hati, jiwa, dan pikiran yang mereka hadapkan kepada Allah. Bukan sibuk dengan pakaian baru dan beragama makanan untuk persiapan lebaran yang mereka siapkan, namun semua makanan rohani dan pakaian takwa hingga mendapatkan janji Ramadhan.
Ibnu Mas’ud Al-Ghifari menceritakan:
“Aku mendengar Rasulullah saw –suatu hari menjelang Ramadhan – bersabda, “Andai para hamba mengetahui apa itu Ramadhan tentu umatku akan berharap agar sepanjang tahun itu Ramadhan.”
Perlu diingat sobat bahwa dalam menyambut Ramadhan ini bukan hanya sekedar kegiatan tanpa nilai, namun yang paling penting adalah persiapan amal sebelum Ramadhan. Bulan Sya'ban ini menjadi latihan bagi kita untuk membiasakan amalan-amalan untuk diterapkan pada bulan Ramadhan.
(referensi: dakwatuna.com)
10 Jun 2014
Serba-Serbi Ramadhan: Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan
Sobat..ohhhh sobat!!(hehe) Tak terasa Ramadhan udah sangat dekat. Sorak sorai perayaannya sudah terdengar dimana-mana. Perayaan sih boleh toh juga sebagai syiar Islam, namun yang paling penting adalah kita bisa menyambutnya dengan persiapan amal yang baik. Bulan ini sungguh menawarkan banyak sekali kelebihan dibandingkan dengan bulan-buln lainnya, amal kebaikan dilipatgandakan dan syetan-syetan juga dibelenggu. Jadi wajarlah sungguh beruntung bagi yang mempersiapkannya dan merugilah bagi orang yang menyia-nyiakannya. Yuu tengok khutbah Rasulullah saw dalam menyambut bulan suci.
Wahai manusia! Sungguh telah datang
pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang
paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama.
Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah
jam-jam yang paling utama.Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah
dan dimuliakan oleh-NYA.Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, amal-amalmu
diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat
yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam
dan membaca Kitab-Nya.Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di
bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat.
Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.Muliakanlah orang tuamu,
sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu
dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang
tidak halal kamu mendengarnya.Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi
manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu.
Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah
saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang
hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka
menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa
mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu
tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan
istighfar.Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah
dengan memperpanjang sujudmu.Ketahuilah! Allah ta`ala bersumpah dengan segala
kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud,
dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di
hadapan Rabb al-alamin.Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka
kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah
nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas
dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah
kami semua mampu berbuat demikian.“Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari
api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma.Jagalah dirimu dari api neraka
walaupun hanya dengan seteguk air.“Wahai manusia! Siapa yang membaguskan
akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari
ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang
dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan
meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.Barangsiapa menahan kejelekannya di
bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan
(silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini,
Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.Barangsiapa
melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan
dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti
melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat
kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika
timbangan meringan.Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran,
ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.Wahai
manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada
Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup,
maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan
bagimu.Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah
menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya
Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal
Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang
diharamkan Allah”.Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan
yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada
suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah
menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu
tathawwu’.“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan
kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di
dalam bulan yang lain.“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu
adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul
muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di
dalamnya.“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa,
adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan
dirinya dari neraka.Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti
orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.“Para sahabat berkata, “Ya
Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain
yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada
orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.“Dialah
bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan
dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini
para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari
neraka.“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua
perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat
menghajatinya.“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya .Dua perkara yang
kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari
neraka.“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya
Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia
tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR.
Ibnu Huzaimah).
9 Jun 2014
"Tangan" Malaikat itu Kini Memayungi Suriah
Sobat pasti pernah baca dalam sirah Rasulullah khususnya kisah perangnya. Dalam perang Badar, Uhud, dan seterusnya seringkali kita lihat bahwa pasukan musuh kadangkala dibuat luluh lantak oleh tangan-tangan tak terlihat. Tiba-tiba saja pasukan musuh disabet dengan pedang, tanpa tahu siapa yang melakukannya. Allah berfirman dalam Q.S Al-Anfal ayat 12:
(Ingatlah) ketika Tuhanmu
wahikan kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku menyertai kamu (memberi
pertolongan), maka tetapkanlah (hati) orang-orang yang beriman. Aku akan
mengisi hati orang-orang yang kafir dengan perasaan gerun oleh itu, pancunglah
leher mereka (musuh) dan tetaklah tiap-tiap anggota mereka".
Ini bukan sejarah aja sobat, namun kejadian ini terulang di medan jihad, Suriah. Hasan (pejuang asal Idlib) bercerita suatu kali pesawat tentara Suriah mengaung-ngaung di udara untuk menyasar desa-desa kaum Muslimin. Warga dan pejuang yang tidak memiliki persenjataan canggih hanya bisa bertawakal kepada Allah. Mereka berdoa agar bom-bom tersebut tidak melukai mereka.
Akhirnya mereka sepakat untuk bertakbir sekencang-kencangnya saat bom-bom itu dimuntahkan dari udara. Dan ketika bom tersebut jatuh ke tanah, ternyata bom itu urung meledak.
Begitu pula saat bom kedua dilancarkan. Muntahan material dari langit itu menerjang bak bola api yang siap meluluh lantahkan desa.Warga dan pejuang mujahidin kembali bermunajat kepada Allah seraya bertakbir sekeras-kerasnya. Luar biasa, lagi-lagi bom itu kembali gagal meledak.
Menariknya, hal ini terus berlangsung hingga berkali-kali. Hingga saat bom terakhir ditembakkan, tiba-tiba saja bom itu bisa meledak.
“Saat itu para warga dan pejuang tidak bertakbir,” kata Hasan.
Cerita lainnya lahir dari penjelasan Anggota Ikatan Ulama Homs, Syeikh Anas Ahmad Suwaid.
Di awal revolusi, beliau dan pejuang pernah bertakbir secara serentak di kota Homs untuk melawan kekuatan rezim. Tiba-tiba saja takbir mereka disambut dengan petir-petir yang menyambar mengarah ke tentara-tentara rezim Bashar.
“Banyak sekali telpon yang masuk kepada kami, ‘lihatlah ke langit, lihatlah ke langit’. Subhanallah, seakan-akan petir bertakbir bersama kita. Inilah salah satu karamah yang saya saksikan sendiri dengan kedua mata saya,” ujarnya Syeikh Anas.
Kisah lainnya, lanjut ulama muda ini, terjadi pada salah seorang mujahid. Ketika berada dalam kondisi terluka parah, sang mujahid ditahan oleh rezim. Dalam tahanan itu, dia harus menghadapi interogasi dengan sejumlah pertanyaan.
Salah satu pertanyaan dari pihak rezim adalah keheranan mereka terkait sejumlah pasukan berwarna putih yang tak mampu dilumpuhkan tentara Bashar.
“Siapakah mereka? Ketika kami tembak, mereka tidak merasakan apa-apa!” tanya tentara rezim.
Mujahidin lalu menjawab, “Demi Allah, tidak ada seorang pun dari kami yang memakai baju putih.” (Hidayatullah.com)
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar
Peluang Bisnis Busana Muslim Indonesia
Kemenlu siap bantu pemasaran busana muslim ke luar negeri.
Wahh hebat. Indonesia kini memiliki bisnis busana muslim yang menjanjikan. Pakaian muslim kini tidak lagi menjadi pemandangan yang tabu. Di kantor, taman bermain, bahkan pusat perbelanjaan kini dihiasi oleh pemuda pemudi yang berbusana muslim. Desainnya pun kini tidak terkesan lama, namun sesuai dengan kondisi zaman. Inilah ketika Islam mulai terlihat dan syiar Islam merebak dimana-mana.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) siap membantu pelaku usaha untuk memasarkan produk busana muslim dan kuliner halal ke luar negeri, kata Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan Wahid Supriyadi, di Batam, Minggu (8/6/2014).
Kemenlu sengaja mengundang Duta Besar RI untuk Saudi Arabia, Pakistan, Rusia, dan Turki untuk menjelaskan peluang bisnis fesyen dan kuliner Indonesia di luar negeri.
“Para duta besar memberikan paparan mengenai potensi kuliner dan fesyen Indonesia dalam upaya-upaya promosi produk kreatif Indonesia ke luar negeri. Langkah-langkah promosi ini dimaksudkan untuk memperluas pangsa pasar dengan mempertemukan para pengusaha Indonesia dengan para pembeli yang potensial,” kata dia.
Di tempat yang sama, Duta Besar RI untuk Republik Turki, Mahari Agustini mengatakan potensi pengembangan busana muslim sangat besar di Turki, mengingat mayoritas masyarakatnya umat Muslim. Selain itu, tren berbusana muslim cenderung meningkat selama 10 tahun terakhir, terutama di kalangan muda. Apalagi, Pemerintah Turki mengembangkan Istanbul sebagai salah satu pusat fesyen, pameran, dan perdagangan dunia. (hidayatullah.com)
Namun perlu diperhatikan sobat, Islam ini adalah agama yang suci. Kesuciannya tergantung bagaimana umatnya memperlakukan. Busana muslim itu harus sesuai syariat, tidak sembrono. Budaya hijab yang kini merebak harus di lihat dari sisi syariat Islam Tidak semua hijab yang ada sesuai dengan aturan lho, misalnya kerudung nih, tidak dijulurkan sampai dadanya. Nah lho.
Semoga hal menjadi langkah kecil menuju kemenangan Islam. Allahuakbar
8 Jun 2014
Penyakit Berbahaya!! Hindari dan Jauhi
Hiiihh, posting penyakit nih mimin. Tenang, tenang, ini penyakit yang banyak terlupa. Bahkan tidak terasa kalau sudah terinfeksi. Tapi bahayanya luar biasa. Dampaknya bisa mengantarkan kepada kehancuran. Itulah penyakit Wahn.
Rasulullah
bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti
halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata,
“Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian
waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah
mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam
hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab,
“Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud No. 3745)
Halo ...Halo...! Sobat pernah tidak
kehilangan sesuatu, misal HP gitu. Pasti rasanya gusar, galau, gundah, ga bisa
makan berhari-hari. Hiperbola ini memang terjadi. Tapi coba kalau lupa tidak
sholat, rasanya ya gitu deh. Udah deh. Lupakan, Lalui, Hilangkan. Mulai lagi
masa baru.
Sebagian ummat Islam telah terjangkit dengan penyakit ‘hubbud
dunya’, terlalu mencintai kehidupan duniawi. Mereka begitu bernafsu terhadap
kehidupan dunia ini sehingga mereka lupa akan kematian, dan mereka tidak mau
mengingat kematian, serta sangat takut terhadap mati. Mereka takut mati, selain
karena amal mereka, juga lebih-lebih dikarenakan mereka tidak mau meninggalkan
dunia yang sangat mereka cintai ini. Mereka mencintai dunia ini hingga malas
beramal yang mendekatkan diri mereka kepada Allah. Mereka mencintai dunia ini
hingga melupakan Allah, tidak merindukan-Nya, tidak pula mengharapkan pertemuan
dengan-Nya. Kasihan, walau mereka sangat mencintai dunia ini, tetapi tetap
saja, mereka pasti menemui kematian.
Perlu diingat sobat mati itu pasti terjadi. Namun Allah menyembunyikan rahasia kapan terjadinya. Hal ini agar kita selalu waspada dan tetap ingat kepada Allah yang menciptakan kita. Maka jauhilah penyakit ini, karena penyakit ini membuat kita semakin jauh dalam kesesatan.
AKTUALISASI AKHLAK SALAFUSH SHALIH SEBAGAI PILAR AKHLAK PEMUDA MUSLIM GUNA MEMBANGUN INDONESIA YANG BERKARAKTER
AKTUALISASI
AKHLAK SALAFUSH SHALIH SEBAGAI PILAR AKHLAK PEMUDA MUSLIM GUNA MEMBANGUN
INDONESIA YANG BERKARAKTER
Oleh:
Muhammad Syaban Husein
Universitas Diponegoro
Sudah lebih dari setengah abad Indonesia
telah merdeka, lepas dari kepungan para penjajah yang membelenggu negeri ini,
sengsara dan ketakutan dialami negeri tercinta selama berabad-abad, namun
ditengah-tengah sengsara dan ketakutan tersebut muncul lah kekuatan dan
keberanian dari para pemuda Indonesia, mereka muncul disebabkan keinginan untuk
lepas dari belenggu para penjajah yang mengepung kedaulatan dan kekuasaan untuk
membangun negeri ini, dengan adanya sinergisitas antara ilmu dan keberanian
mereka, dan melalui berbagai macam perjuangan
sehingga membuat Indonesia dapat lepas dari kesengsaraan itu semua. 17
Agustus 1945 yang seharusnya menjadi momentum untuk bergerak maju membangun
negeri ini, justru seakan-akan penjajah masuk kembali ke dalam negeri ini melalui
cara yang berbeda, salah satunya yang paling mengerikan ialah merasuknya paham-paham yang bercorak
kolonialisme, imperialisme, dan juga liberalisme ke dalam jiwa sebagian
masyarakat Indonesia, tentu saja paham-paham yang berasal dari barat tersebut
tidaklah sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang telah
dirumuskan oleh Founding Fathers Republik
Indonesia.
Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Mohammad Yamin adalah segelintir Pemuda muslim yang menjadi
tonggak kemerdekaan Indonesia, jiwa-jiwa semangat mereka haruslah kembali
dihidupkan. Namun pada saat ini beberapa pemuda muslim Indonesia seperti
kehilangan arah, tak tahu harus berperan apa dirinya untuk negeri ini.
Seharusnya pemuda muslim Indonesia yang diberikan kesempatan untuk lebih
berperan aktif dapat memberikan solusi-solusi positif guna membangun bangsa
ini. Pemuda muslim yang hebat tidak terlahir begitu saja melainkan harus
dibentuk sebaik mungkin dan sedini mungkin, pembentukan sebuah akhlak pastilah dibutuhkan suatu
tauladan yang dapat dijadikan contoh, dan kemudian tauladan yang dijadikan
contoh tersebut harus dipastikan bahwa kondisi pada saat dimana tauladan tersebut
berada terdapat suatu kondisi yang memberi manfaat besar bagi rakyatnya.
Akhlak Salafush Shalih dapat dijadikan
pilar akhlak bagi pemuda muslim Indonesia pada saat ini yang telah mengalami
kemunduran karena telah dirasuki oleh paham-paham barat yang lebih banyak
memberikan dampak negatif sehingga membentuk sebuah sifat yang tentunya tidak
diharapkan. Allah SWT berfirman tentang wajibnya mengikuti akhlak Salafush
Shalih “Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS Surat An-Nisa : 115). Oleh karena itu, melaui essay ini saya akan menyajikan beberapa
akhlak Salafush Shalih yang dapat dijadikan pilar akhlak bagi pemuda muslim
Indonesia dengan mengaktualisasikan akhlak tersebut dan yang nantinya
diharapkan dapat membangun Indonesia yang berkarakter.
Secara terminologis yang dimaksud dengan
Salaf adalah para Sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik (Tabi’in) serta pengikutnya (Tabi’ut Tab’in), juga para ulama Islam
yang memiliki keilmuan dan kedudukan tinggi dalam agama serta diterima oleh umat
secara aklamasi, diterima oleh kaum Muslimin dari generasi ke generasi[1], Salafush Shalih merupakan
dari mereka orang-orang yang paling baik
akhlaknya, diantara akhlak Salafush Shalih yaitu :
1.
Jujur
dalam segala hal dan menjauhkan diri dari sifat dusta.
Allah
SWT menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan
yang berlimpah untuk mereka. Pada zaman ini sifat jujur memang sulit ditemukan,
bahkan dusta bertebaran dimana-mana, jujur berarti lurus
hati, tidak curang, kejujuran dibagi dalam 3 tingkatan yaitu jujur dalam
ucapan, perbuatan, dan niat. Kejujuran dalam niat[2], merupakan kejujuran
tertinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah. Manusia pada
saat ini berlomba-lomba dalam mencapai kebutuhan duniawinya dengan menempuh
berbagai macam cara, termasuk diantaranya dengan jalan berdusta. Kecurangan
seperti mencontek dikalangan mahasiswa sudah dianggap sebagai hal yang lumrah,
peristiwa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, mahasiswa harus menyadari bahwa
hal itu dapat meracuni jiwa pemuda islam yang justru seharusnya membangun
akhlak kejujuran mulai dari hal yang kecil, seperti jujur dalam menuntut ilmu dengan
meluruskan niat dan percaya bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kita niatkan,
karena kejujuran merupakan kunci dari etika dan moralitas yang baik untuk
membangun Indonesia yang baru.
2.
Bersungguh-sungguh
dalam menunaikan amanah dan tidak khianat.
Amanah
termasuk sifat terpuji yang harus melekat pada setiap pribadi orang yang
beriman, kapan dan di mana pun, serta apa pun posisi, profesi, jabatan, dan
kedudukannya, akan tetapi pada saat ini banyak pemimpin yang tidak amanah
dewasa ini, tindak pidana korupsi merupakan contoh dari seseorang yang tidak
amanah dalam menjalankan tugasnya, seseorang yang tidak amanah dalam
menjalankan tugasnya dapat dikatakan telah khianat yang termasuk sifat yang
buruk (akhlaq madzmumah) yang harus dihindari, dijauhi, dan ditinggalkan oleh
orang-orang yang beriman, Allah SWT berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui” (QS Al-Anfal : 27). Pemuda muslim pastilah memiliki
amanah, sebagai contoh ialah amanah dari orang tua untuk menempuh pendidikan,
orang tua telah mempercayakan hal ini kepada anaknya, sudah seharusnya seorang
anak melaksanakan amanah yang diberikan
orang tua untuk dilaksanakan sebaik-baiknya dan jangan sampai anak itu
melakukan khianat dengan tindakan membolos misalnya. Pemuda muslim harus
menanamkan akhlak ini untuk menjaga kepercayaan orang lain dan mendapatkan
ridho dari Allah SWT dalam setiap amanah yang diembannya.
3.
Tawadhu
(Rendah Hati) dan tidak sombong.
Rendah
hati merupakan akhlak yang selalu didambakan setiap orang, karena karena akan
membuat orang sekitarnya merasa nyaman dan rendah hati membuat seseorang
memiliki ketenangan jiwa, dan sebaliknya kesombongan merupakan awal dari
kehancuran seseorang maupun bangsa.
Islam melarang dan mencela sikap sombong, seperti dalam surat An-Nahl :
23 yang berisi tentang ketidak sukaan Allah terhadap sikap sombong. Pada zaman
kenabian banyak suatu bangsa yang hancur karena kesombongan seperti kaum
Tsamud, bangsa Ad, bangsa Madyan dll[3]. Tidakkah pemuda muslim
seharusnya belajar dari kisah-kisah terdahulu, dan membangun sikap rendah hati
dengan saling menghargai, tenggang rasa, sederhana, dan memelihara rasa syukur
dan ikhlas, pada saat ini dibutuhkan pemuda muslim yang rendah hati dalam
berakhlak yang dapat diaktualisasikan dengan cara mahasiswa yang menghargai
kemajemukan dikawasan kampusnya, lalu dapat juga tetap berpenampilan sederhana
meskipun dirinya anak dari orang kaya. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
ramah melalui perwujudannya akhlak rendah hati, hal itu lah yang membedakan karakter
bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya.
4.
Pemalu
Malu
adalah akhlak Islam[4]
sebagaimana sabda Rasulullah SAW
Artinya : Sesungguhnya setiap agama
memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.
Malu
merupakan akhlak yang mulia, yang tumbuh untuk meninggalkan perkara-perkara
yang jelek sehingga menghalangi dia dari perbuatan dosa dan maksiat, serta
mencegah dia dari melalaikan kewajiban. Malu dapat ditumbuhkan pada diri
seorang pemuda Islam dengan cara mengenal Allah Azza wa Jalla dengan mengenal
keagungan-Nya, dengan menumbuhkan rasa malu, seorang pemuda muslim dapat
mencegah terjadinya perbuatan maksiat dan dari memiliki sifat malu juga
didapatkan manfaat yaitu ‘iffah (menjaga kehormatan) dan wafa' (setia). Malu
yang merupakan bagian dari Iman yang wajib, seharusnya dimiliki oleh setiap
Pemuda Muslim, pada kenyataannya saat ini rasa malu benar-benar ditinggalkan
oleh sebagian pemuda pemudi muslim, contoh sederhana pada seorang mahasiswi yaitu
yang dengan sesuka hatinya menggunakan pakaian yang tidak menutup aurat apalagi
jauh sekali dari yang sudah ditentukan oleh syari’at Islam, contoh sederhana
lainnya banyak juga pemuda yang kurang baik dalam bertutur kata tentu saja hal
itu bertentangan dengan budaya Indonesia
yang sopan dan bermartabat, bagaimana dapat membangun Indonesia yang
berkarakter apabila rasa malu saja sudah hilang dalam diri kita.
5.
Banyak
bershodaqoh, dermawan, menolong orang-orang yang susah, tidak bakhil/tidak
pelit.
Abu
Hurairah ra, Rasulullah SAW, bersabda: “Barang
siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan
melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang
menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan
di akhirat. Hadits tersebut pastilah membuat seseorang yang membacanya untuk
mudah dalam memberikan pertolongan kepada orang lain, bagaimana tidak, dengan
memberi pertolongan kepada orang lain yang sedang kesusahan, Allah menjanjikan
untuk memberikan kemudahan dalam urusan orang yang menolong tersebut. Sangat
diperlukan sifat saling tolong menolong dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, untuk hal ini pemuda muslim di Indonesia cukup baik dalam
penerapannya dengan melakukan suatu aksi penggalangan dana misalnya ketika
terdapat saudara kita yang mengalami suatu musibah. Akhlak ini juga dapat
diterapkan oleh mahasiswa dengan tidak pelit dalam berbagi ilmu, kemudian dapat
juga membuat berbagai macam karya yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarkat
luas.
Terdapat
suatu percakapan antara Rasululah SAW dengan sahabatnya yang semakin membuat
kita untuk berusaha memberikan pertolongan kepada orang lain, Pada suatu hari
Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah
dan apakah perbuatan yang paling
dicintai oleh Allah ? Rasulullah SAW menjawab : “Manusia yang paling
dicintai oleh Allah adalah manusia yang
paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang paling
dicintai Allah adalah memberikan
kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain. Dari
petikan percakapan diatas dapat kita simpulkan, bahwa Allah SWT mencintai orang
yang bermanfaat bagi orang lain dengan cara memberikan pertolongan, Siapalah
dari kita yang tidak ingin dicintai oleh Allah SWT?
6.
Lembut
Hatinya, mengingat mati dan akhirat, takut su’ul
khatimah
Karakter
masyarakat Indonesia yang sudah dikenal dunia dengan mempunyai sifat yang
lembut hati dan murah senyum tentunya perlu dipertahankan, salah satunya
melalui para pemuda muslim yang dapat mengaktualisasi kelembutan hati ini
dengan cara bertutur kata yang baik, tidak berburuk sangka, menghilangkan sifat
iri dengki, tidak menyakiti perasaan orang lain, dan sifat lainnya yang berhubungan
dengan kelembutan hati. Akhlak
selanjutnya ialah mengingat kematian, tidak ada kepastian dalam dunia ini
kecuali kematian, seperti yang sudah di firmankan Allah SWT “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal,”
(QS. Luqman : 34) Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia
seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun
duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal
ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun
yang lalai dan malas-malasan. Pemuda muslim sudah saatnya untuk selalu mengingat
kematian, Mahasiswa yang padat agenda kuliahnya dan memiliki kesibukan dalam
organisasi sudah selayaknya harus tetap berorientasi kepada Allah SWT, niatkan
selalu inna sholati wa nusuki wamahyaya
wamamati lillahi robbil alamin. Makhluk Allah Semuanya akan menemui
kematian bila telah sampai ajalnya, dengan tidak adanya satupun dari kita yang
tahu kapan kematian itu akan datang, maka semakin memicu pemuda muslim untuk
terus berbuat kebaikan, manfaat lain dari mengingat mati akan melembutkan hati
dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia. Kematian yang pasti dialami manusia
itu diharapkan untuk berakhir dengan keadaan yang baik, maka dari itu pemuda
muslim haruslah takut terhadap akhir kehidupan yang buruk (su’ul khatimah),
terdapat beberapa hal yang menyebabkan seseorang meninggal dalam keadaan yang buruk,
yaitu kerusakan dalam aqidah, banyak melakukan maksiat, tidak istiqomah, dan
iman yang lemah, dan ketika sakratul maut tiba, cinta Allah semakin melemah
manakala ia melihat ia akan berpisah dengan dunia yang dicintainya.
Untuk
membentuk suatu negara menjadi negara yang berkarakter, terlebih dahulu harus
membentuk masyarakatnya menjadi berkarakter, dan pemuda muslim sebagai pasukan
pembangun bangsa dimasa yang akan datang perlu dibentuk akhlaknya dengan suatu
akhlak yang kuat dan berkarakter terpuji sesuai dengan syakhsiyah Islamiyah
(keperibadian Islam), disini melalui penerapan akhlak Salafush Shalih yang
sudah terbukti mampu untuk membangun sebuah bangsa, kemudian dipelajari dan
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari daripada pemuda muslim, yang
diharapkan dengan penerapan akhlak Salafush Shalih dapat mewujudkan Baldatun
Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur yang merupakan cita-cita seluruh bangsa di dunia,
dan hanya dengan segala usaha dan kerjakeras beriring doa maka impian dan harapan
suatu kaum akan terlaksana melalui para pemuda muslimnya yang berkomitmen untuk
terus berada dijalan Allah SWT dengan memegang teguh aqidahnya.
[4] Qadir
Jawas, Yazid bin Abdul. 2008. Prinsip
Dasar Islam Menurut Al-Quran dan As-sunnah yang Shahih. (Bogor: Pustaka
At-Taqwa) h.248
[3] Madain
Shaleh, “Sisa-sisa kehancuran kaum
Tsamud” dalam alamat “http://hermadut.blogspot.com/2012/10/sisa-sisa-kehancuran-kaum-tsamud.html Diakses pada Tanggal
8 April 2014 Pukul 17.45 WIB
[2]“Membangun
Karakter dengan Kejujuran” Dalam Alamat http://www.mediatadulako.com
/index.php/2012-10-23-17-27-33/2012-10-23-17-4731/ editorial
/172-membangun-karakter-dengan-kejujuran Diakses pada Tanggal
7 April 2014 Pukul 19.20 WIB
[1] Lilik
Ibadurrohman, “Siapakah Salafus Shalih?” dalam
alamat
http://muslim.or.id/
manhaj/siapakah-salafus-shalih.html Diakses pada Tanggal 6 April 2014 Pukul 20.14
WIB
Langganan:
Postingan
(
Atom
)