Melihat
makhluk halus, mengetahui manusia atau barang yang telah hilang, penghubung
dunia manusia dan dunia lain. Mungkin itu yang ada dalam pikiran kita saat
ditanya tentang anak indigo. Sebagai jalan hidup yang sempurna, bagaimanakah
Islam memandang fenomena di luar nalar ini?
Persinggungan antara dunia manusia dan 'dunia lain' selalu menjadi topik yang menarik manusia untuk membahasnya, termasuk fenomena anak indigo
Definisi
Indigo
Secara
bahasa, indigo adalah sebutan untuk warna antara biru dan violet. Ada yang
menyebutnya dengan nila. Lalu istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan anak
yang memiliki kemampuan atau sifat yang special, tidak biasa, dan bahkan
supranatural.
Adalah
cenayang Nancy Ann Tappe mengemukan konsep anak indigo pertama kali pada tahun
1970-an. Cenayang adalah orang yang dipercaya bisa menjadi medium bagi roh. Dalam
bukunya yang diterbitkan tahun 1982 yang berjudul Understanding Your Life Through Color, dijelaskan bahwa semenjak
pertengahan tahun 1960-an, ia mulai menyadari bahwa ada banyak anak yang lahir
dengan aura indigo. Dalam publikasi lain, cenayang Tappe juga mengatakan bahwa
warna indigo atau nila berasal dari “warna kehidupan” anak yang ia dapatkan
melalui sinestesia. Sehingga anak indigo adalah anak yang memiliki aura indigo
atau nila.
Gagasan
ini kemudian dipopulerkan oleh sebuah buku berjudul The Indigo Children : The New Kids Have Arrived pada tahun 1998. Seorang
cenayang lain, Lee Carroll, mengklaim bahwa dirinya adalah medium bagi roh yang
bernama roh Kryon. Menurutnya, roh Kryon telah memberikan kepadanya beberapa
cara untuk mengenali anak indigo.
Cenayang
dan Dunia Roh, Sudut Pandang Islam
Dalam
sudut pandang Islam telah jelas, cenayang tak lain dan tak bukan adalah dukun
alias tukang ramal. ‘Ulama’ kenamaan, Ibnul Qayyim menyebut dukun merupakan ‘rasulnya
setan’ atau utusan setan. Setan dari golongan jin memberikan bisikan atau
wangsit kepada sekutunya yaitu dukun, lalu dukun menyebarkannya ke
tengah-tengah manusia.
Beberapa
orang meyakini bahwa anak indigo bisa melihat arwah orang mati. Bagaimana Islam
menjelaskannya?
Islam
sudah menjelaskan dengan gamblang dari berbagai hadits bahwa arwah orang mati
sudah berada dalam alam lain yang berbeda dengan alam kita, yaitu alam barzakh.
Semua manusia yang telah tiada, baik yang jasadnya terkubur dalam tanah maupun
tidak, arwahnya akan berada dalam arwah barzakh. Di sana ia memperoleh nikmat
atau adzab, tergantung amal yang telah ia lakukan selama di alam dunia. Sembari
memperoleh nikmat atau adzab, mereka juga menunggu kedatangan hari akhir dan
yaumul mizan, hari perhitungan amal. Barulah setelah itu mereka akan masuk ke Al-Jannah atau Syurga, atau An-Naar atau Neraka.
Juga
perlu dicatat, setelah meninggal, segala amal manusia telah terputus, kecuali
amal jariyah mereka. Jadi mereka yang telah meninggal tidak akan sempat datang
ke dunia ini lagi, menghadiri ritual jelangkung, mendatangi panggilan dukun,
apalagi ikut acara ulang tahun. Sedangkan yang disangka arwah orang mati tak lain adalah jin yang mengaku atau
menyamar sebagai orang yang telah mati.
Kelebihan
atau Gangguan?
Banyak
orang yang begitu takjub melihat kemampuan dan ‘kelebihan’ anak indigo. Namun jarang
yang memandang bahwa anak indigo sebenarnya sedang mendapat gangguan.
Jika
ada anak yang bisa melihat penampakan, bukan karena si anak yang hebat, tapi
bisa jadi jin tengah mengganggunya, atau malah berusaha menjadikan si anak
sebagai ‘rasul’-nya. karena hakikatnya manusia tidak bisa melihat jin,
sebagaimana firman Allah Yang Maha Mengetahui, “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu
tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” {QS. Al-A’raf (07) : 27}
Jika
ada yang melihatnya, itu karena jin yang menampakkan diri kepada manusia dengan
wujud yang bukan aslinya.
Hal
yang sama saat ada anak indigo bisa meramal atau mengobati penyakit, sebenarnya
ia tengah diganggu setan atau tengah ‘dipromosikan’
setan untuk menjadi paranormal. Dengan cara itu, setan berusaha memperdaya
manusia dengan cara mencari jalan kesembuhan dengan cara meminta pertolongan
kepada jin.
Melihat
kenyataan yang ada, harusnya anak indigo bukannya diagung-agungkan dan didorong
untuk mengasah kemampuannya, namun harus diselamatkan lantaran sedang mengalami
gangguan dari setan terlaknat. Mereka harus diarahkan untuk berlaku pasif
terhadap segala macam bisikan atau segala ‘penampakan’ yang dilihatnya, atau
bisa juga dilakukan terapi ruqyah syar’iyyah.
Selain
itu, hendaknya kita selalu ingat bahwa tetua para setan,
Iblis la’natullah ‘alaih, telah
bersumpah menjelang pengusirannya dari surga, “Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa
aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat)
di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, [39] kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” [40] {QS. Al-Hijr (15)}
Hendaknya
dengan ini kita bisa semakin waspada akan tipu daya setan.
Wallahu
a’lam..
Disarikan
dari Majalah Ar-Risalah edisi 136.
Gua gak setuju ma catatan di atas,
BalasHapusLho, memang kenapa akh Herjan? Apa mungkin anda punya pemikiran lain terkait permasalahan ini.
Hapus