Direktur
Utama Wakala Induk Nusantara, Zaim Saidi, menjelaskan perbedaannya.
Ketiganya
berasal dari zat yang sama. Perbedaannya, Dinar
(mata uang emas) adalah 22 karat, batangan
umumnya 24 karat. Emas batangan
tidak ada satuan standar, bisa mulai dari satu gram bahkan sampai satu
kilogram.
Sementara kalau koin emas 24 karat yang disebut koin bulion biasanya satu troy ounce (31,1 gram). Selain itu untuk kandungan emas antara dinar dan emas batangan juga berbeda. Ia menjelaskan, untuk emas 24 karat kandungan emasnya sebesar 99,99 persen, sedangkan 22 karat kandungan emasnya 91,7 persen, sisanya unsur perak (8,3 persen).
Ketiganya
juga memiliki nilai investasi berbeda-beda. Dinar terutama dipakai sebagai alat
tukar, untuk bertransaksi dan dapat juga digunakan untuk menabung. Jadi ada
juga efek investasinya.
Ukuran
dinar cukup jelas karena memiliki standar yang sama, yaitu satu dinar adalah
4,25 gram emas, sehingga dinar dapat berfungsi sebagai currency unit. Sementara, lanjutnya, emas batangan atau koin bulion
tidak bisa karena ukurannya berbeda-beda dan tidak ada standar unitnya.
Nilai
investasinya pun berbeda pula. Jika emas batangan jumlahnya besar dengan berat
di atas 100 gram tentu memiliki nilai investasi tinggi.
”Kalau
yang kecil, lebih baik koin dinar. Selain bisa sebagai uang atau alat tukar,
ongkos cetaknya relatif murah. Kalau pakai batangan kecil-kecil, misalnya 1
gram-25 gram, ongkos cetaknya mahal dan kalau dijual lagi ongkosnya hilang.
Kalau pada dinar tidak ada ongkos cetak yang hilang,” jelas Zaim.
Nah,
tertarik berinvestasi Dinar??
Maraji’ : republika dalam http://zonaekis.comBaca Juga :
History of Dinar & Dirham
Turki Utsmani : Secercah Kejayaan Islam
Betul sekali menabung dgn dinar. Akan datang masanya dollar akan anjlok. Karena dollar terbuat dari kertas biasa. Ini berbeda dengan dinar yg terbuat dari emas, dimana harga emas adalah acuan. Seanjlok2nya dinar, dinar adalah emas.
BalasHapusYa. Maka dari itu, kita sebisa mungkin mulai berinvestasi ke Dinar.
HapusTapi ngomong-ngomong, tahu tidak tempat yang mengurus dinar di daerah Solo dan sekitarnya?