29 Mei 2012

Turki Utsmani : Secercah Kejayaan Islam


Kesultanan Utsmaniyah (1299–1923) adalah negara Islam yang menaungi masyarakat multi-etnis dan multi-religius. Negara ini didirikan oleh Bani Utsman (dalam bahasa Inggris: House of Osman atau Ottoman dynasty), yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 - 1923) dipimpin oleh 36 orang sultan. Pada puncak kekuasaannya, wilayah Kesultanan Utsmaniyah meliputi Asia Kecil, Persia (Iran), Afrika Utara, Timur Tengah bagian utara termasuk Mesopotamia dan Palestina, semenanjung Arabia bagian timur (Asir) dan barat (Hijaz) termasuk Makkah dan Madinah, semenanjung Balkan hingga hampir memasuki Benua Eropa bagian tengah, juga sebagian besar pesisir Laut Hitam, dan terbagi menjadi 29 propinsi dengan total luas wilayah mencapai 5.000.000 km2.
.



Awal Berdiri

Cikal bakal Turki Utsmani berasal dari bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri China. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah.
Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 M, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Dipimpin oleh Ertuğrul, mereka bermigrasi ke Asia Minor beserta dengan empat ratus pasukan kuda, mengabdikan diri pada Kesultanan Turki Seljuk yang saat itu dipimpin Sultan Alauddin II. Mereka juga turut berpartisipasi dalam perang dan bersekutu dengan Kesultanan Seljuk melawanan Kekaisaran Romawi dan dengan izin Allah menjadikan Kesultanan Seljuk memenangkan perang. Atas jasa beliau, Sultan Seljuk Alauddin II menghadiahi sebuah wilayah di Eskişehir  yang berbatasan dengan Bizantium. Sepeninggal Ertuğrul pada tahun 1281, Osman I menjadi pemimpin dan tahun 1299 mendirikan Kesultanan Utsmaniyah setelah Kesultanan Seljuk runtuh diserang bangsa Mongol.
Osman I kemudian memperluas wilayahnya sampai ke batas wilayah Kekaisaran Bizantium dan memindahkan ibukota kesultanan ke Bursa. Pada periode ini terlihat terbentuknya pemerintahan formal Utsmaniyah, yang bentuk institusi tersebut tidak berubah selama empat abad. Pemerintahan Utsmaniyah mengembangkan suatu sistem yang dikenal dengan nama Millet (berasal dari Bahasa ‘Arab millah ملة), yang mana kelompok agama dan suku minoritas dapat mengurus masalah mereka sendiri tanpa intervensi dan kontrol yang banyak dari pemerintah pusat.
Setelah Osman I meninggal, kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah kemudian merambah sampai ke bagian Timur Mediterania dan Balkan. Kesultanan ini kemudian mengontrol hampir seluruh wilayah kekuasaan Bizantium terdahulu. Wilayah Kekaisaran Bizantium di Yunani luput dari kekuasaan kesultanan karena serangan Timur Lenk ke Anatolia tahun 1402, menjadikan Sultan Bayezid I sebagai tahanan.

29 Mei yang Bersejarah

Sepeninggal Timur Lenk, Mehmed II melakukan perombakan struktur kesultanan dan militer. Sultan yang memerintah antara tahun 1432 sampai 1481 Masehi ini dikenal sebagai sosok yang selalu menjalankan shalat fardhu, rawatib, dan tahajjud dari baligh sampai wafatnya. Sultan ke 8 kesultanan Turki Utsmani ini adalah sultan yang dengan izin Allah SWT, Maha Suci Dia dan Maha Tinggi, yang telah berhasil merealisasikan sabda Nabi Muhammad s’aw 8,5 abad sebelumnya saat perang Khandaq.
"Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)"
Sultan yang juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih “sang penakluk”, dengan izin Allah SWT, Maha Suci Dia dan Maha Tinggi, pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H atau 29 Mei 1453 pada usia 21 tahun berhasil menaklukkan Kota Konstantinopel, ibukota Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) dan kemudian mengubah namanya menjadi Islambol (Islam keseluruhan), dan menjadikannya ibukota baru Kesultanan Utsmaniyah. Kini nama kota tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.


Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan shalat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud sejak baligh. Hanya Sultan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan shalat wajib, tahajjud & rawatib sejak baligh hingga saat beliau wafat.
Sebelum Sultan Mehmed II wafat, pasukan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Korsika, Sardinia, dan Sisilia.

Masa Keemasan

Sultan Selim I (1512-1520) secara dramatis memperluas batas wilayah kesultanan dengan mengalahkan Shah Dinasti Safavid dari Persia, Ismail I, di Perang Chaldiran dan  memperluas kekuasaan sampai ke Mesir. Suleiman yang Agung (1520-1566) menaklukkan Beograd tahun 1521 dan Kerajaan Hongaria dan beberapa wilayah di Eropa Tengah, juga melakukan serangan ke Kota Wina tahun 1529, namun gagal. Di sebelah timur, Kesultanan Utsmaniyah berhasil menaklukkan Baghdad dari Persia tahun 1535, mendapatkan kontrol wilayah Mesopotamia dan Teluk Persia.
Di bawah pemerintahan Selim dan Suleiman, Kesultanan Utsmaniyah mencapai masa keemasan dan angkatan lautnya menjadi kekuatan dominan, mengontrol sebagian besar Laut Mediterania. Pada saat itu, Kesultanan Utsmaniyah dianggap sebagai bagian dari politik Eropa, dan bersekutu dengan Perancis, Inggris, dan Belanda melawan Habsburg Spanyol, Italia, dan Habsburg Austria.

Baca Juga : Turki Utsmani : Cahaya yang Memudar

2 komentar :

  1. berapa sih luas semua kerajaan Islam mulai dari China sampai Eropa?

    BalasHapus
  2. Kalau total semua kesultanan Islam sangat sulit diukur karena luas sekali.

    Misal, di zaman kejayaan Khalifah Abbasiyah, sekitar tahun 1000.an masehi, luas kekhalifahan Abbasiyah sendiri sekitar 11 juta km persegi.

    Sedangkan sekitar tahun 1500 sampai 1700 masehi, salah satu kesultanan Islam, Turki Utsmani memiliki luas seitar 5 jt km2. Mughal sekitar 4,5 juta km2. Itu belum dihitung luas kesultanan Islam lain, di Indonesia misalkan.

    BalasHapus