Apa
tujuan hidupmu? Nggak jarang juga ada yang masih bingung kalo ditanyain kayak
gitu. Ada juga yang “aahh… eehh…” saat ditanyain.
Apa Tujuan Hidupmu?
Banyak orang yang merasa sudah punya tujuan hidup, tapi
sebenarnya ada di situ-situ saja. Sejak kecil kita sekolah. Setiap tahun berusaha naik kelas tujuannya supaya
bisa melanjutkan sekolah. Lalu belajar lagi, supaya naik kelas dan bisa
melanjutkan sekolah. Lalu melanjutkan kuliah begitu seterusnya.
Ketika ditanya untuk apa sekolah, maka jawabannya
"supaya dapat kerja" Sesederhana itukah? Lalu ditanya apa tujuan
kerja. Jawabannya supaya bisa makan. Sesederhana itukah? Lalu punya anak, anak
disekolahkan, tujuannya supaya bisa kerja, nanti bisa makan. Dan begitu
seterusnya. Intinya, sekedar mengalir.
Kelihatannya mereka menjalani hidup, tapi tidak ada
nilai tambahnya. Itu-itu saja?
Jika hidup hanya untuk bisa makan atau bertahan hidup (surviving), dan semua hal yang dilakukan dalam hidup sekedar agar bisa makan atau bertahan hidup , lalu apa bedanya manusia dengan hewan?
Jika hidup hanya untuk bisa makan atau bertahan hidup (surviving), dan semua hal yang dilakukan dalam hidup sekedar agar bisa makan atau bertahan hidup , lalu apa bedanya manusia dengan hewan?
Tujuan Seorang Muslim
Sudah
jauh-jauh hari, Allah Subhanahu wa Ta’ala
sudah memberitahu kita, alasan kita diciptakan, yang harusnya juga jadi tujuan
kita hidup.
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” {QS. Adz-Dzariyat
(51) : 56}
Mengabdi kepada-Nya. Itulah yang
harusnya jadi tujuan hidup kita sebagai seorang muslim. Mempersembahkan tiap
detik kita untuk ibadah kepada Allah.
Tiap
Detik Ibadah??
Eits, apa berarti kita kudu sholat
mulu? Atau berdiam diri truuus di masjid gitu kayak biarawan biarawati? Berarti
kita nggak boleh ‘menikmati dunia’, misal jadi orang kaya?
Nah, di sini harus kamu garis bawahi
sob. Ibadah nggak hanya yang bersifat ritual semacam sholat dan puasa aja.
Dalam Islam, ibadah tu luaaas banget. Sekolah, kuliah, organisasi, akan
bernilai ibadah dan dihitung pahala jika kita niatkan sebagai bentuk pengabdian
kita pada-Nya. Makan, minum, bahkan tidur pun bisa juga bernilai ibadah kalo
kita meniatkan agar fisik kita kuat saat beribadah nanti. Super kan?
Tujuan
Lain yang Baik
Trus, gimana kalo kita punya tujuan
hidup lain yang juga baik selain “mengabdi kepada Allah”, seperti mengabdi pada
sesama (sosial) dan alam? Selain itu, bukankah banyak orang yang
mengatasnamakan hidup bertujuan “mengabdi pada-Nya”, tapi hidupnya penuh kekerasan.
Orang yang beda faham dengannya (terutama non-muslim) dijadikan sasaran empuk
kekerasan. Gimana itu?
Kalo masalah itu harus dilihat dulu.
Jika tujuan kita untuk Allah, pasti kita akan merujuk kepada firman-Nya (Al-Qur’an)
dan teladan dari Nabi-Nya (Sunnah Nabi). Nah, di Qur’an dan Sunnah kan sudah
dijabarkan mengenai banyak hal, seperti perintah menyayangi sesama, berbuat
baik pada semua manusia termasuk non-muslim yang nggak memerangi kita,
mengasihi makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan Bahkan dalam perang,
Islam melarang menebang tetumbuhan tanpa alsan yang jelas. Tujuan mengabdi pada
Allah ini nantinya juga mencakup masalah sosial dan alam juga.
Namun memang pada prakteknya, ada
beberapa saudara kita yang belum bisa menerapkannya secara menyeluruh sehingga
timbulah berbagai kekerasan yang nggak diinginkan. Namun apa kita terus
mengganti tujuan hidup kita? Ibaratnya, ada orang naik motor mengalami
kecelakaan karena nggak mematuhi rambu-rambu. Lantas apa kita juga mengharamkan
naik motor? Nggak kan? Tetep naik motor, hanya cara mengendarainya harus
diluruskan sesuai peraturan.
Di sisi lain, bukanlah Allah Ta’ala berfirman, “Demi masa [1] Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian [2] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati dalam kebenaran dan menasehati supaya menetapi
kesabaran.” [3] {QS. Al-‘Ashr} Intinya, jika ada saudara kita yang salah,
ya diingitkan, bukannya dicela. Bukankah kita juga nggak mau dicela saat kita
salah?
Dari sini bukan berarti kalo nggak boleh memiliki tujuan laen lho ya. Hanya aja, jadikan tujuan lain itu sebagai "batu loncatan" untuk menuju tujuan tertinggi, yaitu untuk Allah.
Mengalir??
Ingat, jangan sampai saat ditanyain
apa tujuan hidup kita, kita hanya menjawab “mengalir bagai air”. Sebagai
seorang muslim pada khususnya dan manusia pada umumnya, masing-masing dari kita
harus punya tujuan jelas dalam hidupnya. Istilah kerennya, punya visi dan misi
lah. Gak bisa dong kita hanya ‘mengalir’ atau ‘ngikut’ doang. Kan nggak asyik banget tuh kalo cuma ngikut. Sekali-kali (lebih baik ya berkali-kali), jadi yang diikuti, bukan yang ngikuti terus. Kan lebih keren tuh!
Nah, berangkat dari tujuan
penciptaan kita, semoga kita nggak kehilangan arah akan tujuan hidup kita.
Jangan sampe kita nggak punya tujuan, atau hanya bertujuan tentang masalah
dunia yang fana. Bukan berarti nggak boleh ‘ngarep’ dari dunia, tapi hendaknya
itu dijadikan batu loncatan aja agar mencapai tujuan utama, yaitu ‘ibadah dan
mengabdi kepada Allah’. Misal, kepengen kaya biar bisa membuka lapangan
pekerjaan dan mengentaskan kemiskinan sehingga bisa bernilai pahala di sisi
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia. “ Firman-Nya dalam Surah Adz-Dzariyat
ayat 55 sampai 56, “ melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak
menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi-Ku makan.”
Abu Hurairah radhiallahu ‘anh –semoga Allah meridhainya- menceritakan bahwa Nabi
Shalallahu ‘alaihi wa salam –semoga shalawat
Allah dan salam tercurah atasnya- bersabda bahwa Allah Ta’ala –Yang Maha Tinggi- berfirman,
“Jika
dia (seorang hamba Allah) mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekat
kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat
kepadanya sedepa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang
kepadanya dengan berlari.” {HR. Bukhari dan Muslim}
“Without
goals and plans to reach them, you are like a ship that sail with no
destination.”
Fritzhugh Dodson.
“Tujukanlah hidupmu pada Ilahi dan akan kau raih manisnya hidup ini, sekarang dan di masa nanti.”
Terinspirasi dari berbagai sumber
pasti salah satu inspirasinya dari statementku waktu ditanya motto hidup nih.. :(
BalasHapusbahasan berat dengan bahasa yang ringan, jadi enaak deh.... bagus nih.... terus berkarya ya
BalasHapus