20 Mei itu peringatan hari apa? Bagi yang orang Indonesia
tulen pasti tau deh kalo itu hari Kebangkitan Nasional. Dipilih tanggal
tersebut karena tanggal 20 Mei 1908 adalah lahirnya organisasi Boedi Oetomo
(BO), organisasi yang bisa dikatakan perintis dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Eiits !
jangan salah. Ternyata ada fakta menarik tentang BO lho. Fakta antara Budi
Utomo, Nasionalisme, dan penjajahan Belanda. Mau tahu??
Etnosentris bukan
Nasionalis
Tahu
nggak kalo sebenarnya BO tuh organisasi yang lebih mengedepankan etnis daripada
nasionalis? Masa’?
BO digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Bareng-bareng
sama sejumlah mahasiswa STOVIA (School
tot Opleiding van Inlandsche Artsen alias Sekolah Kedokteran Bumiputra),
beliau mengajukan usul membentuk suatu perhimpunan untuk mengusahakan persatuan
kaum bumiputra yang sedapat mungkin bersifat umum.
BO digagas sama orang-orang Jawa dan bersifat lebih
kejawaan (Jawa dan Madura). Trus, sejumlah tokoh kayak Soetomo, Goenawan
Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman dikaitkan dengan pendirian BO
ini.
Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yaitu para pegawai negeri yang setia terhadap kolonial
Belanda. Ketua BO pertama, Raden T. Tirtokusumo, adalah Bupati Karanganyar
kepercayaan Belanda yang memimpin sampe tahun 1911. Trus beliau diganti oleh
Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji sama
Belanda dan jelas beliau ini setia banget sama Belanda.
Mungkin kita mikir kalo BO tuh rapat dan kegiatannya pake
Bahasa Indonesia. Ya khan nalarnya, BO merupakan tonggak Kebangkitan Nasional.
Tapi sayang sekali, dugaan anda meleset! Baik pas AD/ART maupun pas rapat-rapat
mereka, bahasa yang digunakan itu Bahasa Belanda. Mana nasionalismenya??
Tujuan BO
Bukti bahwa BO hanya organisasi berdasarkan etnis
terlihat kok dalam pasal 2 Anggaran Dasar BO. Di sana tertulis,”Tujuan
Organisasi adalah untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa
Jawa dan Madura secara harmonis.” Cuma Jawa dan Madura? Indonesia khan dari
Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua.
Ada BO ada SI
Jika kita melihat dengan lebih seksama, ada organisasi
yang jauh lebih nasionalis dan ternyata, usianya jauh lebih tua dari BO. Itu
adalah Syarikat Islam (SI) yang sebelumnya bernama Syarikat Dagang Islam (SDI)
yang lahir tanggal 16 Oktober 1905. Beda sama BO yang hanya orang Jawa dan
Madura yang boleh jadi anggota (bahkan orang Betawi juga nggak boleh), SI
terbuka buat seluruh masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Terbukti dari
pengurusnya yang dari berbagai suku seperti Haji Samanhudi dari HOS,
Tjokroaminoto dari daerah Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis
dari Sumatera Barat, dan A. M. Sangaji dari Maluku.
Dilihat dari tujuannya, SI pun bisa dikatakan lebih
nasionalis dari BO. Jika BO cuma menggalang kerjasama guna memajukan
Jawa-Madura dengan bersifat feudal dan keningratan, maka SI bertujuan
mewujudkan Indonesia Raya dengan sifatnya yang kerakyatan dan kebangsaan.
Selain itu dalam AD/ART SI juga ditulis dengan bahasa
Indonesia. Beda dengan BO yang ditulis dengan bahasa Belanda. Selain itu, BO
juga menggalang kerjasama dengan Belanda. Nggak heran, khan tokoh-tokohnya
merupakan priyayi pegawai penjajah Belanda. Beda banget dengan SI yang
kebanyakan berasal dari pedagang muslim. Jelas mereka bersikap non-kooperatif
dan anti penjajah Belanda.
Jelas saat masa kolonialisme Belanda, SI selalu mendapat
tekanan dari Belanda. Banyak tokohnya yang dibunuh, dibuang ke Papua, dll.
Beberapa kerusuhan kayak pemogokan buruh di Mangkunegaran, Solo, bentrokan
dengan pedagang China, pemberontakan Jambi tahun 1916 menurut penguasa saat itu
adalah aktivitas SI. Beda banget dengan BO. Karena BO bersikap kooperatif dan
adem ayem aja dengan Belanda, jadilah mereka nggak dapet tekanan dari colonial
Belanda.
SI pun juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
dan sempat ikut mengenyam detik-detik merubuhkan penjajahan Belanda. Sedangkan
BO, sepuluh tahun sebelum Indonesia merdeka, yaitu tahun 1935 M, udah tinggal
nama doank. Membubarkan diri sih.
Yah, terkadang banyak fakta penting yang nggak diketahui
umat Islam sekarang. Baik karena nggak mau tahu, atau sengaja disembunyikan
pihak-pihak tertentu untuk meraih tujuan tertentu.
Yang pasti, kita jadi tahu sedikit tentang sejarah Indonesia,
khususnya masalah BO dan SI. Dan dari sini kita bisa tahu kalo Islam sudah
sangat berperan besar dalam mengentaskan penjajahan di bumi pertiwi. Nggak cuma
orang SI doank. Dari zaman kerajaan sampe zamannya perjuangan lewat organisasi,
Islam turut membela bumi pertiwi dari penjajah. Jadi, nggak usah apatis sama
Islam karena beberapa waktu lalu media seakan menggambarkan kalo Islam
merupakan perusak tatanan bangsa Indonesia. Missal, berita NII, teroris yang
suka nge-bom sana nge-bom sini, masalah sekolah yang nggak hormat bendera, dan
nggak tahu berita apa lagi besok yang muncul.
Dan sekadar info, jika kita ber-Islam secara penuh, nggak
setengah-setengah, kita bisa lho melebihi para nasionalis. Islam menentang
penindasan dan bentuk kezhaliman, tidak membeda-bedakan orang dari suku dan ras
(QS. Al-Hujurat : 13), menentang penjajahan. So, jangan ragu menjalankan Islam (yang merupakan agama kasih
sayang bagi seluruh alam) di bumi pertiwi ini!! Oke?!
0 comments :
Posting Komentar