Mungkin masih ada di benak kita, bila kata 'Arab' disebutkan, akan terbayang gambaran gurun pasir sejauh mata memandang, rumah penduduk yang terlihat sederhana dengan bentuknya yang rata-rata balok dengan atap datar, atau sekelompok Arab Badui yang hidup nomaden yang menghabiskan malam di tenda yang terbuat dari kulit binatang dari malam ke malam.
Namun sayangnya pemandangan tersebut nampaknya hanya menjadi sepenggal romantisme Arab pada beberapa dekade lalu. Kini, negara-negara di Jazirah Arab sudah banyak berubah, dengan menjulangnya gedung-gedung pencakar langit dan kehidupan layaknya metropolis pada umumnya, seperti yang kita dapati di Dubai.
Dubai (dalam bahasa Arab:
دبيّ,
Dubaīy)
adalah satu dari tujuh emirat (negara bagian) dan kota terpadat di Uni Emirat
Arab (UEA). Uni Emirat Arab sendiri adalah negara yang berada di semenanjung Arabia bagian timur, berbatasan dengan Teluk Persia di utara dan Kerajaan Saudi Arabia di barat dan selatan. Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia
di Jazirah Arab.
Kotamadya
Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.
Pendapatan emirat berasal dari perdagangan,
real estat
dan pelayanan keuangan.
Pendapatan dari minyak bumi dan gas alam
menyumbang kurang dari 6% (2006) ekonomi Dubai senilai US$37 miliar (2005). Real estat dan konstruksi, menyumbang 22.6%
kepada ekonomi tahun 2005, sebelum musim konstruksi berskala besar yang
berlangsung hingga sekarang. Dubai telah menarik perhatian dunia melalui proyek
real estat yang inovatif dan ajang olahraga. Hal ini meningkatkan perhatian,
bersamaan dengan kepentingannya sebagai hub bisnis dunia, telah juga mengangkat
masalah hak asasi manusia mengenai terlibatnya banyak
tenaga kerja asing.
Letak
Geografis
Dubai terletak di pantai Teluk
Persia di Uni Emirat Arab dan terletak 16 m di atas permukaan
laut. Emirat Dubai berbagi perbatasan dengan Abu Dhabi di selatan, Sharjah di timurlaut, dan Kesultanan Oman di
tenggara. Hatta, eksklave
kecil emirat, dikelilingi di tiga sisi oleh Oman dan oleh emirat Ajman di (barat) dan Ras Al
Khaimah (di utara). Teluk Persia berbatasan dengan pantai barat
emirat. Dubai terletak di 25,2697°LU
55,3095°BT dan mencakup wilayah seluas 4.114
km² (1.588 mi²).
Dubai terletak langsung di Gurun Arabia. Tetapi, topografi
Dubai sedikit berbeda dari bagian selatan UEA dimana sebagian lanskap Dubai
dipenuhi pola gurun berpasir, sementara gurun berminyak mendominasi sebagian
besar wilayah selatan negara ini. Pasirnya terdiri dari kerang hancur dan koral dan halus, bersih
dan putih. Di timur kota, daratan pantai bergaram, dikenal sebagai sabkha,
memberikan jalan menuju bentangan gundukan pasir utara-selatan. Lebih jauh ke
timur, gundukan pasir semakin besar dan berwarna merah akibat besi oksida.
Gurun berpasir datar ini memberikan jalan menuju Pegunungan Hajar Barat, yang
membentang di sepanjang perbatasan Dubai dengan Oman di Hatta. Jejaring Hajar
Barat memiliki lanskap gersang, tidak rata dan berantakan, dimana pegunungannya
mencapai 1.300 meter di beberapa tempat. Dubai tidak memiliki badan air alami
atau oase;
tetapi, Dubai memiliki inlet alami, Dubai Creek,
yang digali untuk membuatnya cukup dalam bagi kapal besar untuk melewatinya.
Dubai juga memiliki banyak ngarai dan lubang air yang memenuhi
dasar pegunungan Al Hajar Barat. Lautan luas gundukan pasir mencakup sebagian
besar selatan Dubai, yang membawanya pada gurun pasir yang dikenal sebagai The Empty Quarter. Secara seismik, Dubai berada di
zona yang sangat stabil — jalur patahan seismik terdekat, Patahan Zargos,
terletak 120 km dari UEA dan tidak mungkin memberi dampak apapun terhadap Dubai.
Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa kemungkinan tsunami
di wilayah itu kecil karena perairan Teluk Persia tidak cukup dalam untuk
membuat tsunami.
Demografi
Dubai
memiliki komunitas besar Hindu, Kristen, Buddha, Sikh dan agama lainnya. Kelompok Non-Muslim dapat memiliki
tempat ibadahnya sendiri, dimana mereka dapat beribadah secara bebas, dengan
meminta izin tanah dan izin membangun bangunan. Kelompok yang tidak memiliki
bangunan sendiri harus menggunakan fasilitas organisasi religius atau ibadah
lainnya di rumah pribadi. Kelompok religius Non-Muslim dibolehkan untuk
memberitahukan tujuan kelompok secara terbuka; tetapi proselitisasi atau
menyebarkan literatur keagamaan sangat dilarang dibawah hukuman penindasan
kriminal, penahanan, dan deportasi karena melakukan
sesuatu yang bertentantang dengan Islam.
Budaya
Dubai memiliki masyarakat yang
berbeda-beda dan multietnis. Budaya asli kota sebagai sebuah komunitas pemburu permata asli yang
kecil digantikan dengan datangnya kelompok
etnis dan bangsa lain — pertama dari Iran
di awal 1900-an, dan kemudian dari India dan Pakistan di 1960-an. Karena berbeda-bedanya populasi, hanya
sedikit ketegangan etnis, terutama
antara ekspatriat, yang dilaporkan terjadi di kota itu. Tahun 1994, buruh Hindu dan Muslim
bertengkar karena penghancuran Masjid Babri
di Ayodhya,
India, yang mengakibatkan penahanan dan deportasi ratusan pekerja India dan
Pakistan. Hari libur besar di Dubai meliputi Idul Fitri,
yang menandakan akhir Ramadhan, dan Hari Nasional (2
Desember), yang menandakan pembentukan Uni Emirat Arab. Perayaan hiburan
tahunan seperti Dubai
Shopping Festival (DSF) dan Dubai Summer Surprises
(DSS) menarik lebih dari 4 juta pengunjung dari wilayah itu dan memperoleh
keuntungan melewati US$1 miliar. Mal perbelanjaan besar di
kota ini, seperti Deira City Centre, BurJuman,
Mall of the Emirates dan Ibn Battuta
Mall juga souk tradisional menarik pembeli dari
wilayah itu.
Keberagaman masakan
di Dubai adalah refleksi dari masyarakat yang kosmopolitan. Makanan Arab sangat
populer dan tersedia di manapun di kota ini, mulai dari tempat makan shawarma kecil di Deira
dan Al Karama hingga restoran kelas atas di
hotel-hotel Dubai. Makanan cepat saji, masakan Asia Selatan, masakan Cina
juga sangat terkenal dan tersedia secara luas. Penjualan dan konsumsi daging babi,
meskipun tidak ilegal,
hanya dipasarkan dan dijual pada non-Muslim, di
wilayah tertentu. Sejenis itu, penjualan minuman
beralkohol diawasi. Izin liquor dibutuhkan untuk membeli alkohol;
tetapi, alkohol tersedia di bar dan restoran di hotel bintang empat atau lima. Kafe shisha dan qahwa juga populer di
Dubai.
Film Hollywood
dan Bollywood
terkenal di Dubai. Kota ini mengadakan Dubai
International Film Festival tahunan, yang menarik selebriti dari sinema Arab dan internasional. Dubai
memiliki pertunjukan musik yang aktif, dengan musisi Amr Diab,
Diana Haddad, Tarkan, Aerosmith,
Santana, Elton John,
Pink, Shakira,
Celine Dion
dan Phil Collins
yang telah mengadakan konser di kota itu. Kylie Minogue
dibayar 4.4 juta dolar untuk menggelar pertunjukan pada pembukaan resor Atlantis tanggal 20 November 2008. Dubai Desert
Rock Festival juga merupakan festival besar lainnya yang melibatkan
artis heavy metal dan rock.
Sepak bola
dan kriket adalah olahraga
paling populer di Dubai. Lima tim — Al Wasl, Al-Shabab, Al-Ahli,
Al Nasr and Hatta — mewakili Dubai di UAE League Football. Tim
pemenang Al-Wasl memiliki jumlah kemenangan terbanyak kedua di UAE League,
setelah Al Ain.
Kriket diikuti oleh komunitas Asia Selatan di Dubai dan pada 2005, International
Cricket Council (ICC) memindahkan kantor pusatnya dari London
ke Dubai. Kota ini telah mengadakan beberapa pertandingan India-Pakistan dan dua lapangan
rumput baru sedang dibangun di Dubai Sports
City. Dubai juga mengadakan turnamen tenis tahunan Dubai Tennis
Championships dan The Legends Rock Dubai,
juga turnamen golf
Dubai Desert Classic,
kesemuanya menarik bintang olahraga dari seluruh dunia. Dubai World Cup, sebuah
balap kuda ras, diadakan setiap tahun di Nad Al Sheba
Racecourse.
Dubai dikenal karena kehidupan
malamnya. Klub dan bar banyak ditemukan di hotel karena hukum liquor. New York
Times mendaftarkan Dubai sebagai pilihan perjalanan untuk berpesta
pada tahun 2008.
Dubai dan
Panganan Halal
Di sisi lain, dewasa ini Dubai,
Uni Emirat Arab, segera dicanangkan sebagai pusat ekonomi Islam global. Oleh
karena itu, lewat seminar sehari penuh yang dihadiri para pakar internasional,
Konferensi Keamanan Pangan Internasional Dubai pada Rabu (20/11/13) berfokus
pada makanan halal.
Dalam kurun waktu tiga tahun,
Dubai berencana menjadi penanggung jawab sertifikasi produk halal secara
global. Terlepas dari diperkenalkannya peraturan baru sebagai contoh di panggung
internasional, perlu dijamin bahwa produk-produk di pasar UEA, mulai dari
produk pangan sampai kosmetik dan karpet, 100% halal.
Menurut Farah Al Zarooni, direktur
standar di Badan Standardisasi dan Metrologi Emirat (ESMA), kini daging di
pasaran berasal dari berbagai penjuru dunia yang kita tak tahu asal-usulnya.
"Makanan sekarang tak lagi
berasal dari sapi atau kambing yang diternakkan di halaman belakang. Anda
mengetahui secara pasti apa pakannya, bagaimana memeliharanya, bagaimana
menyembelihnya, dll. Artinya, (dulu) Anda tahu apa yang Anda santap," ujar
Al Zarooni.
Selain itu, tambah Al Zarooni,
kita juga mengonsumsi banyak makanan olahan yang mengandung bahan-bahan lain
selain daging. "Kita jadi tak yakin akan kehalalan dan aspek keamanan
makanan tersebut, yang mana sangat penting," kata Al Zarooni.
Bahan-bahan mentah yang digunakan
di rantai pemrosesan pangan, bahan tambahan, atau bahan-bahan lain adalah
sebagian hal yang akan diawasi ketat di bulan-bulan mendatang.
Setelah menyelesaikan peraturan
produk pangan, ESMA akan fokus kepada kosmetik dan produk-produk lain seperti
karpet. Menurut Al Badri, sektor-sektor ini belum diawasi ketat produksi
halalnya. Oleh karena itu, UEA bermaksud menjadi pelopor.
Taman Al Qur’an
Dubai
Kota Dubai, Uni Emirat Arab punya
ambisi membuat bangunan-bangunan memecahkan rekor sejagat. Termasuk sekarang
sebuah taman bertema Al Qur'an.
Stasiun televisi Al Arabiya
melaporkan, Kamis (20/6), taman ini demi menghormati kitab suci umat Islam itu.
Biaya membuat taman ini diperkirakan mencapai Rp 72,4 miliar. Media Dubai
menuliskan proyek ini bakal dikepalai oleh Muhammad Nur Masrum dan bakal
dilansir untuk umum September tahun depan.
Sudut Pandang Islam
Kebenaran
bukan terletak pada siapa dia, tapi dari apa yang dia lakukan. Mungkin itu
menjadi kata yang tepat dalam melihat “sisi lain” kehidupan Dubai yang notabene
masih berada di jazirah Arab dengan umat Muslim yang menjadi mayoritas di
tempat didirikannya Burj Khalifa tersebut.
Dari
kacamata Islam, tidak ada istilah bahwa ras tertentu menjadi patokan dalam
berislam. Hal ini karena Allah telah menegaskan dalam surah Al Hujurat ayat
ketiga belas, “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Jadi kita tidak
bisa berbuat dosa dengan dalih karena orang Arab juga melakukannya.
Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, "Ketahuilah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non
Arab, tidak pula sebaliknya. Tidak juga bagi orang yang berwarna kulit
merah dengan yang berwarna hitam, atau sebaliknya melainkan (keutamaan itu
didapat) dengan ketakwaannya". {HR Ahmad}
Terkait tentang Dubai, memang kemegahan dan kemewahan dunia tak pelak menjadi suatu ujian berat yang dapat melunturkan iman kita hingga melahirkan "sisi gelap" yang bertentangan dengan syariat. Bahkan seorang ulama Saudi mengeluarkan fatwa haram untuk berkunjung ke Dubai karena kota tersebut dianggap kota dosa karena beberapa penyimpangan syariat di dalamnya, walaupun pada akhirnya beliau mencabut fatwa tersebut.
Namun seperti sebuah ungkapan, "ada hitam ada putih", beberapa kalangan juga hendak mencanangkan Dubai sebagai pusat ekonomi Islam global dan pembangunan taman Al Qur'an. Suatu langkah yang patut diapresiasi segenap kaum Muslimin tentunya. Mengutip pepatah jawa "mikul dhuwur mendhem jero", ambil yang baik, buang yang buruk, tentunya dengan standar Islam kita memilih dan memilah baik dan buruk.
Namun seperti sebuah ungkapan, "ada hitam ada putih", beberapa kalangan juga hendak mencanangkan Dubai sebagai pusat ekonomi Islam global dan pembangunan taman Al Qur'an. Suatu langkah yang patut diapresiasi segenap kaum Muslimin tentunya. Mengutip pepatah jawa "mikul dhuwur mendhem jero", ambil yang baik, buang yang buruk, tentunya dengan standar Islam kita memilih dan memilah baik dan buruk.
Wallahu a’lam
0 comments :
Posting Komentar