1 Des 2013

Jalan-jalan ke Dubai


Mungkin masih ada di benak kita, bila kata 'Arab' disebutkan, akan terbayang gambaran gurun pasir sejauh mata memandang, rumah penduduk yang terlihat sederhana dengan bentuknya yang rata-rata balok dengan atap datar, atau sekelompok Arab Badui yang hidup nomaden yang menghabiskan malam di tenda yang terbuat dari kulit binatang dari malam ke malam.


Namun sayangnya pemandangan tersebut nampaknya hanya menjadi sepenggal romantisme Arab pada beberapa dekade lalu. Kini, negara-negara di Jazirah Arab sudah banyak berubah, dengan menjulangnya gedung-gedung pencakar langit dan kehidupan layaknya metropolis pada umumnya, seperti yang kita dapati di Dubai.

Dubai (dalam bahasa Arab: دبيّ, DubaÄ«y) adalah satu dari tujuh emirat (negara bagian) dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Uni Emirat Arab sendiri adalah negara yang berada di semenanjung Arabia bagian timur, berbatasan dengan Teluk Persia di utara dan Kerajaan Saudi Arabia di barat dan selatan. Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.





Pendapatan emirat berasal dari perdagangan, real estat dan pelayanan keuangan. Pendapatan dari minyak bumi dan gas alam menyumbang kurang dari 6% (2006) ekonomi Dubai senilai US$37 miliar (2005). Real estat dan konstruksi, menyumbang 22.6% kepada ekonomi tahun 2005, sebelum musim konstruksi berskala besar yang berlangsung hingga sekarang. Dubai telah menarik perhatian dunia melalui proyek real estat yang inovatif dan ajang olahraga. Hal ini meningkatkan perhatian, bersamaan dengan kepentingannya sebagai hub bisnis dunia, telah juga mengangkat masalah hak asasi manusia mengenai terlibatnya banyak tenaga kerja asing.




Letak Geografis


Dubai terletak di pantai Teluk Persia di Uni Emirat Arab dan terletak 16 m di atas permukaan laut. Emirat Dubai berbagi perbatasan dengan Abu Dhabi di selatan, Sharjah di timurlaut, dan Kesultanan Oman di tenggara. Hatta, eksklave kecil emirat, dikelilingi di tiga sisi oleh Oman dan oleh emirat Ajman di (barat) dan Ras Al Khaimah (di utara). Teluk Persia berbatasan dengan pantai barat emirat. Dubai terletak di http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/WMA_button2b.png/17px-WMA_button2b.png25,2697°LU 55,3095°BT dan mencakup wilayah seluas 4.114 km² (1.588 mi²).


Dubai terletak langsung di Gurun Arabia. Tetapi, topografi Dubai sedikit berbeda dari bagian selatan UEA dimana sebagian lanskap Dubai dipenuhi pola gurun berpasir, sementara gurun berminyak mendominasi sebagian besar wilayah selatan negara ini. Pasirnya terdiri dari kerang hancur dan koral dan halus, bersih dan putih. Di timur kota, daratan pantai bergaram, dikenal sebagai sabkha, memberikan jalan menuju bentangan gundukan pasir utara-selatan. Lebih jauh ke timur, gundukan pasir semakin besar dan berwarna merah akibat besi oksida. Gurun berpasir datar ini memberikan jalan menuju Pegunungan Hajar Barat, yang membentang di sepanjang perbatasan Dubai dengan Oman di Hatta. Jejaring Hajar Barat memiliki lanskap gersang, tidak rata dan berantakan, dimana pegunungannya mencapai 1.300 meter di beberapa tempat. Dubai tidak memiliki badan air alami atau oase; tetapi, Dubai memiliki inlet alami, Dubai Creek, yang digali untuk membuatnya cukup dalam bagi kapal besar untuk melewatinya. Dubai juga memiliki banyak ngarai dan lubang air yang memenuhi dasar pegunungan Al Hajar Barat. Lautan luas gundukan pasir mencakup sebagian besar selatan Dubai, yang membawanya pada gurun pasir yang dikenal sebagai The Empty Quarter. Secara seismik, Dubai berada di zona yang sangat stabil — jalur patahan seismik terdekat, Patahan Zargos, terletak 120 km dari UEA dan tidak mungkin memberi dampak apapun terhadap Dubai. Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa kemungkinan tsunami di wilayah itu kecil karena perairan Teluk Persia tidak cukup dalam untuk membuat tsunami.




Demografi


Dubai memiliki komunitas besar Hindu, Kristen, Buddha, Sikh dan agama lainnya. Kelompok Non-Muslim dapat memiliki tempat ibadahnya sendiri, dimana mereka dapat beribadah secara bebas, dengan meminta izin tanah dan izin membangun bangunan. Kelompok yang tidak memiliki bangunan sendiri harus menggunakan fasilitas organisasi religius atau ibadah lainnya di rumah pribadi. Kelompok religius Non-Muslim dibolehkan untuk memberitahukan tujuan kelompok secara terbuka; tetapi proselitisasi atau menyebarkan literatur keagamaan sangat dilarang dibawah hukuman penindasan kriminal, penahanan, dan deportasi karena melakukan sesuatu yang bertentantang dengan Islam.




Budaya


Dubai memiliki masyarakat yang berbeda-beda dan multietnis. Budaya asli kota sebagai sebuah komunitas pemburu permata asli yang kecil digantikan dengan datangnya kelompok etnis dan bangsa lain — pertama dari Iran di awal 1900-an, dan kemudian dari India dan Pakistan di 1960-an. Karena berbeda-bedanya populasi, hanya sedikit ketegangan etnis, terutama antara ekspatriat, yang dilaporkan terjadi di kota itu. Tahun 1994, buruh Hindu dan Muslim bertengkar karena penghancuran Masjid Babri di Ayodhya, India, yang mengakibatkan penahanan dan deportasi ratusan pekerja India dan Pakistan. Hari libur besar di Dubai meliputi Idul Fitri, yang menandakan akhir Ramadhan, dan Hari Nasional (2 Desember), yang menandakan pembentukan Uni Emirat Arab. Perayaan hiburan tahunan seperti Dubai Shopping Festival (DSF) dan Dubai Summer Surprises (DSS) menarik lebih dari 4 juta pengunjung dari wilayah itu dan memperoleh keuntungan melewati US$1 miliar. Mal perbelanjaan besar di kota ini, seperti Deira City Centre, BurJuman, Mall of the Emirates dan Ibn Battuta Mall juga souk tradisional menarik pembeli dari wilayah itu.


Keberagaman masakan di Dubai adalah refleksi dari masyarakat yang kosmopolitan. Makanan Arab sangat populer dan tersedia di manapun di kota ini, mulai dari tempat makan shawarma kecil di Deira dan Al Karama hingga restoran kelas atas di hotel-hotel Dubai. Makanan cepat saji, masakan Asia Selatan, masakan Cina juga sangat terkenal dan tersedia secara luas. Penjualan dan konsumsi daging babi, meskipun tidak ilegal, hanya dipasarkan dan dijual pada non-Muslim, di wilayah tertentu. Sejenis itu, penjualan minuman beralkohol diawasi. Izin liquor dibutuhkan untuk membeli alkohol; tetapi, alkohol tersedia di bar dan restoran di hotel bintang empat atau lima. Kafe shisha dan qahwa juga populer di Dubai.


Film Hollywood dan Bollywood terkenal di Dubai. Kota ini mengadakan Dubai International Film Festival tahunan, yang menarik selebriti dari sinema Arab dan internasional. Dubai memiliki pertunjukan musik yang aktif, dengan musisi Amr Diab, Diana Haddad, Tarkan, Aerosmith, Santana, Elton John, Pink, Shakira, Celine Dion dan Phil Collins yang telah mengadakan konser di kota itu. Kylie Minogue dibayar 4.4 juta dolar untuk menggelar pertunjukan pada pembukaan resor Atlantis tanggal 20 November 2008. Dubai Desert Rock Festival juga merupakan festival besar lainnya yang melibatkan artis heavy metal dan rock.


Sepak bola dan kriket adalah olahraga paling populer di Dubai. Lima tim — Al Wasl, Al-Shabab, Al-Ahli, Al Nasr and Hatta — mewakili Dubai di UAE League Football. Tim pemenang Al-Wasl memiliki jumlah kemenangan terbanyak kedua di UAE League, setelah Al Ain. Kriket diikuti oleh komunitas Asia Selatan di Dubai dan pada 2005, International Cricket Council (ICC) memindahkan kantor pusatnya dari London ke Dubai. Kota ini telah mengadakan beberapa pertandingan India-Pakistan dan dua lapangan rumput baru sedang dibangun di Dubai Sports City. Dubai juga mengadakan turnamen tenis tahunan Dubai Tennis Championships dan The Legends Rock Dubai, juga turnamen golf Dubai Desert Classic, kesemuanya menarik bintang olahraga dari seluruh dunia. Dubai World Cup, sebuah balap kuda ras, diadakan setiap tahun di Nad Al Sheba Racecourse.


Dubai dikenal karena kehidupan malamnya. Klub dan bar banyak ditemukan di hotel karena hukum liquor. New York Times mendaftarkan Dubai sebagai pilihan perjalanan untuk berpesta pada tahun 2008.



Dubai dan Panganan Halal
Di sisi lain, dewasa ini Dubai, Uni Emirat Arab, segera dicanangkan sebagai pusat ekonomi Islam global. Oleh karena itu, lewat seminar sehari penuh yang dihadiri para pakar internasional, Konferensi Keamanan Pangan Internasional Dubai pada Rabu (20/11/13) berfokus pada makanan halal.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Dubai berencana menjadi penanggung jawab sertifikasi produk halal secara global. Terlepas dari diperkenalkannya peraturan baru sebagai contoh di panggung internasional, perlu dijamin bahwa produk-produk di pasar UEA, mulai dari produk pangan sampai kosmetik dan karpet, 100% halal.

Menurut Farah Al Zarooni, direktur standar di Badan Standardisasi dan Metrologi Emirat (ESMA), kini daging di pasaran berasal dari berbagai penjuru dunia yang kita tak tahu asal-usulnya.

"Makanan sekarang tak lagi berasal dari sapi atau kambing yang diternakkan di halaman belakang. Anda mengetahui secara pasti apa pakannya, bagaimana memeliharanya, bagaimana menyembelihnya, dll. Artinya, (dulu) Anda tahu apa yang Anda santap," ujar Al Zarooni.

Selain itu, tambah Al Zarooni, kita juga mengonsumsi banyak makanan olahan yang mengandung bahan-bahan lain selain daging. "Kita jadi tak yakin akan kehalalan dan aspek keamanan makanan tersebut, yang mana sangat penting," kata Al Zarooni.

Bahan-bahan mentah yang digunakan di rantai pemrosesan pangan, bahan tambahan, atau bahan-bahan lain adalah sebagian hal yang akan diawasi ketat di bulan-bulan mendatang.

Setelah menyelesaikan peraturan produk pangan, ESMA akan fokus kepada kosmetik dan produk-produk lain seperti karpet. Menurut Al Badri, sektor-sektor ini belum diawasi ketat produksi halalnya. Oleh karena itu, UEA bermaksud menjadi pelopor.





Taman Al Qur’an Dubai 
 

Kota Dubai, Uni Emirat Arab punya ambisi membuat bangunan-bangunan memecahkan rekor sejagat. Termasuk sekarang sebuah taman bertema Al Qur'an.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Kamis (20/6), taman ini demi menghormati kitab suci umat Islam itu. Biaya membuat taman ini diperkirakan mencapai Rp 72,4 miliar. Media Dubai menuliskan proyek ini bakal dikepalai oleh Muhammad Nur Masrum dan bakal dilansir untuk umum September tahun depan.



Sudut Pandang Islam


Kebenaran bukan terletak pada siapa dia, tapi dari apa yang dia lakukan. Mungkin itu menjadi kata yang tepat dalam melihat “sisi lain” kehidupan Dubai yang notabene masih berada di jazirah Arab dengan umat Muslim yang menjadi mayoritas di tempat didirikannya Burj Khalifa tersebut.


Dari kacamata Islam, tidak ada istilah bahwa ras tertentu menjadi patokan dalam berislam. Hal ini karena Allah telah menegaskan dalam surah Al Hujurat ayat ketiga belas, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Jadi kita tidak bisa berbuat dosa dengan dalih karena orang Arab juga melakukannya.


Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab, tidak pula sebaliknya.  Tidak juga bagi orang yang berwarna kulit merah dengan yang berwarna hitam, atau sebaliknya melainkan (keutamaan itu didapat) dengan ketakwaannya". {HR Ahmad}

Terkait tentang Dubai, memang kemegahan dan kemewahan dunia tak pelak menjadi suatu ujian berat yang dapat melunturkan iman kita hingga melahirkan "sisi gelap" yang bertentangan dengan syariat. Bahkan seorang ulama Saudi mengeluarkan fatwa haram untuk berkunjung ke Dubai karena kota tersebut dianggap kota dosa karena beberapa penyimpangan syariat di dalamnya, walaupun pada akhirnya beliau mencabut fatwa tersebut.

Namun seperti sebuah ungkapan, "ada hitam ada putih", beberapa kalangan juga hendak mencanangkan Dubai sebagai pusat ekonomi Islam global dan pembangunan taman Al Qur'an. Suatu langkah yang patut diapresiasi segenap kaum Muslimin tentunya. Mengutip pepatah jawa "mikul dhuwur mendhem jero", ambil yang baik, buang yang buruk, tentunya dengan standar Islam kita memilih dan memilah baik dan buruk.

Wallahu a’lam

0 comments :

Posting Komentar