D
|
ongkol, jengkel, kesal.
Mungkin itu yang kamu rasakan saat lihat temanmu melakukan suatu “kesalahan”
menurutmu. Misalnya saat papasan nggak nyapa, nggak datang njenguk saat kamu
sakit, dsb dll. Terus pikiran kamu dipenuhi bermacam-macam pikiran negative.
Berfikir kalo temanmu itu sombong lah, nggak setia kawan, dan laen-laen.
Stop!!! Jangan
berfikir yang enggak-enggak dulu. Ada baiknya kita mencontoh Rasulullah s’aw
dalam hal ini.
Dulu
saat Nabi dan para shahabatnya sedang berada di masjid, tiba-tiba aja ada orang
‘Arab Badui (kalo bahasa kita ya “wong ndeso” lah istilahnya) yang masuk masjid
dan, ups, dia buang air kecil di salah satu sudut masjid. Ngelihat hal itu,
jelas para shahabat langsung berusaha menghardik orang Badui tersebut. Tapi
Nabi Muhammad s’aw justru mencegah para shahabat dan membiarkan Badui tersebut
menyelesaikan hajatnya.
Setelah
selesai, Nabi mendekati orang Badui tersebut dan menasehatinya dengan lembut,”Sungguh, masjid ini tidak selayaknya
dikencingi atau dikotori. Sesungguhnya ia hanya diperuntukkan untuk shalat dan
membaca Al-Qur’an.” Mendengar nasehat Nabi tersebut, sang Badui tersebut
terpesona dan berkata,”Ya Allah, sayangilah diriku dan Muhammad dan jangan
sayangi yang selain kami berdua.” Yang dilakukan oleh Nabi sangat tepat, karena
Badui tadi memang nggak tau apa gunanya masjid, maka Nabi memberitahunya dengan
halus, bukan justru menghardiknya.
Kita
dapat mengambil pelajaran bahwa setiap “kesalahan” yang dibuat seseorang,
termasuk teman kita perlu disikapi dengan bijak. Missal saat kamu ketemuan sama
temenmu di jalan dan dia nggak nyapa, kamu mikir yang positif aja. Mungkin dia
lagi nggak pake kacamata minusnya sehingga dia nggak liat kamu, dan lain-lain.
Pokoknya
intinya, berikanlah seribu satu alasan untuk temanmu itu dan jangan mudah
berburuk sangka.
Trus
gimana saat temenmu benar-benar melakukan kesalahan? Missal temenmu demen
banget mencuri. Apa kamu Cuma berfikir “positif”,”Ah, temenku nggak mencuri
kok, Cuma pinjem”, trus kamu diam dan nggak nglakuin apa-apa?? Ya enggak lah.
Sama seperti Nabi tadi, beliau tau kalo orang Badui tadi merupakan orang dusun,
jadi nggak tau fungsi masjid. Tapi nggak berhenti hanya berfikiran positif,
tapi Nabi juga menasehati Badui tadi, dengan cara yang halus tentunya. Begitu
juga saat temanmu melakukan kesalahan, selain mengedepankan positive thinking,
kemudian kamu juga harus menasehatinya dengan halus dan bijak.
SIKAPILAH SAUDARAMU
YANG BERBUAT KESALAHAN
ATAS DASAR CINTA,
BUKAN BENCI
0 comments :
Posting Komentar