Rubrik Muslimah,
Nisa' BPPI 2015
Oleh: SIW
Do You Amazing Hero Woman?
Semangat Pagi! Di edisi rubrik muslimah perdana kali ini kita akan membahas sosok amazing hero dari Indonesia. Sudah pada kenal ibu Raden Ajeng Kartini kan? Ya, memang selama ini sosok yang begitu digaungkan pengorbanannya sebagai seorang pahlawan perempuan hebat identik dengan pengorbanan ibu Raden Ajeng Kartini. Pun, ada fakta sebenarnya jauh sebelum itu, sejatinya telah lahir sosok muslimah luar biasa yang menjadi amazing hero berkat kerja keras, kegigihan dan pengorbanannya. Beliau sosok pahlawan perempuan hebat yang berasal dari tanah rencong. Belajar dari riwayat perjuangan beliau, semangat berjuang seakan bangkit karena beliau adalah seorang muslimah yang telah membuktikan bahwa menjadi pahlawan tak harus selalu didepan, menjadi pahlawan tak perlulah atas nama pencitraan, menjadi pahlawan sejatinya atas nama perjuangan yang tujuan utamanya buat menggapai keridhoanNya.
Back to the topic, who are the super amazing hero? Yap, kali ini kita sedang membahas sosok pahlawan wanita bernama ibu Malahayati. Perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh ini memiliki nama asli Keumalahayati. Ayah beliau bernama Laksamana Mahmud Syah, kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekiar 1530 1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah ini adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513 1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. Garis keturunan dari para pejuang ini rupanya juga diwariskan kepada sosok pahlawan perempuan kita, Malahayati. Wanita agung kebanggaan tanah Nanggroe ini tumbuh dalam lingkungan intelek dan religius yang kuat, sehingga didalam darahnya mengalir semangat kegigihan dan semangat perjuangan. Hingga dewasa Malahayati menempuh pendidikan di Mahad Baitul Maqdis Akademi Militer Aceh yang dibangun dengan dukungan Sultan Turki Usmaniy. Pada tahun 1585- 1604, beliau memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Sidil Mukammil Alauddin Riaya Syah. Beliau memimpin 2000 pasukan Inong Balee (janda janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal kapal dan benteng benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus mengalahkan pemimpin sekutu waktu itu, Cornelis de Houman, dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati.
Lebih hebatnya lagi, Malahayati adalah laksamana wanita pertama didunia. Kisah Malahayati ini tercatat dalam catatan seorang wanita Belanda, Marie Van Zuchelen, dalam bukunya berjudul Vrouwlijke Admiral Malahayati. Sedikit petikan kata diatas tidakkah membuat kita berpikir sudah sampai sejauh mana perjuangan kita sebagai seorang wanita terlebih sebagai seorang muslimah yang katanya generasi penerus bangsa? Mestinya kita berkaca peran apa yang sudah kita mainkan untuk masa depan tanah air ini?
Sejatinya, untuk menjadi seorang pahlawan mestinya tak akan membuang waktu untuk memikirkan bagaimana ia akan dinilai dihadapan manusia. Tujuan utama ialah dengan bagaimana mereka bias meraih posisi terhormat dihadapan RabbNya. Bagaimana membela Negara dan agamanya tanpa mengurangi semangat untuk merdeka. Inspirasi ini marilah kita rekam dalam frasa ingatan kita dengan baik, lantas mewujudkannya dalam karya.
Karena kita wanita, generasi pencetak pemimpin negara. Karena kita muslimah, yang akan melahirkan umat penegak kalimatNya.
Karena kita bisa, untuk memulai semuanya dari titik dimana kini kita berada.
Salam
Aamiin
BalasHapus