10 Feb 2014

Wanita Mengaji di Depan Lelaki

Sebuah pertanyaan diajukan kepada Syaikh 'Abdullah Al Faqih, "Apa hukum wanita membaca Al Qur’an di depan laki-laki dalam rangka belajar atau pun bukan?"



Jawab:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
Pada asalnya, yang mengajar wanita hendaknya wanita juga. Namun jika tidak ada wanita yang bisa mengajarnya maka tidak mengapa diajar oleh laki-laki selama aman dari fitnah. Dengan syarat:
  • tidak boleh khalwat,
  • senantiasa istiqamah menggunakan hijab syar’i,
  • menundukkan pandangan,
  • tidak khudu’ (melembut-lembutkan atau mendayu-dayukan) dalam bersuara
Maka tidak mengapa membaca Al Qur’an di depan lelaki pengajar tadi dengan memperhatikan syarat-syarat ini.

Yang rajih dari pendapat ulama, bahwa suara wanita bukanlah aurat. Ibnu Muflih berkata:
صوت الأجنبية ليس عورة على الأصح ، ويحرم التلذذ بسماعه ولو بقراءة

“Suara wanita ajnabiyyah bukanlah aurat menurut pendapat yang lebih kuat. Namun haram bernikmat-nikmat mendengarkan suaranya walaupun itu suara baca’an Qur’an” (dari kitab Al Mubdi’ Syarah Al Muqni’).
Adapun membaca Qur’an di depan laki-laki bukan dalam rangka belajar, maka lebih baiknya dibaca secara sirr (lirih). Al Bahuti ulama madzhab Hambali mengatakan:

وتسرّ بالقراءة إن كان يسمعها أجنبي

“Hendaknya melirihkan bacaan Al Qur’an jika didengar oleh lelaki ajnabi”
di tempat lain beliau mengatakan:

ينبغي للمرأة أن تخفض من صوتها في قراءتها إذا قرأت بالليل

“Sebaiknya wanita merendahkan suaranya jika membaca Al Qur’an pada malam hari” (dari kitab Kasyful Qina)

Namun boleh men-jahr-kan (mengeraskan) suara jika tilawahnya tidak ada tamtith (perubahan tinggi-rendah suara) dan tidak ada walinah (lekuk-lekuk suara). Adapun jika disertai tamtith dan walinah maka tidak boleh.

Wallahu’alam.

Sumber:  http://muslimah.or.id/

0 comments :

Posting Komentar