· Sebagai seorang muslim, kita harus tampil beda dong dengan yang laen. Baik dari segi penampilan maupun sifat. Nah, kalo dilihat dari sifatnya, sebagai seorang muslim kudu punya akhlak yang terpuji dong, diantaranya :
Menjauhi Syubuhat: Hendaklah seseorang meninggalkan apa-apa yang diharamkan baginya, dan memelihara (diri) dari syubuhat, karena yang demikian itu telah di ibaratkan oleh sabda Rasulullah s.a.w: “Yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang syubuhat, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barangsiapa yang menjaga (dirinya) dari syubuhat, maka selamatlah agamanya dan harga dirinya. Dan barangsiapa yang terjatuh dalam syubuhat, maka telah terjatuh ke dalam hal yang haram, sebagaimana seorang pengembala yang mengembalakan (binatang ternaknya) di padang rumput yang kelilingi jurang, maka ditakutkan terjatuh ke dalamnya, ketahuilah bahwa pada setiap raja ada tempat pelindungnya, ketahuilah bahwasanya batas-batas Allah s.w.t adalah hal-hal yang diharamkannya,. Ketahuilah bahwasanya dalam setiap tubuh itu ada segumpal daging, yang apabila baik (segumpal daging tersebut) maka baiklah seluruh jasad, dan apabula rusak, maka rusaklah jasad tersebut, ketahuilah dia itu adalah ‘hati’.” (Muttafaq Alaih).
Menjauhi Syubuhat: Hendaklah seseorang meninggalkan apa-apa yang diharamkan baginya, dan memelihara (diri) dari syubuhat, karena yang demikian itu telah di ibaratkan oleh sabda Rasulullah s.a.w: “Yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang syubuhat, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barangsiapa yang menjaga (dirinya) dari syubuhat, maka selamatlah agamanya dan harga dirinya. Dan barangsiapa yang terjatuh dalam syubuhat, maka telah terjatuh ke dalam hal yang haram, sebagaimana seorang pengembala yang mengembalakan (binatang ternaknya) di padang rumput yang kelilingi jurang, maka ditakutkan terjatuh ke dalamnya, ketahuilah bahwa pada setiap raja ada tempat pelindungnya, ketahuilah bahwasanya batas-batas Allah s.w.t adalah hal-hal yang diharamkannya,. Ketahuilah bahwasanya dalam setiap tubuh itu ada segumpal daging, yang apabila baik (segumpal daging tersebut) maka baiklah seluruh jasad, dan apabula rusak, maka rusaklah jasad tersebut, ketahuilah dia itu adalah ‘hati’.” (Muttafaq Alaih).
· Wara’: Adapun paling tingginya derajat wara’ adalah apa yang disebutkan Rasulullah s.a.w dalam haditsnya: “Seorang hamba itu tidak akan termasuk muttaqiin hingga dia meninggalkan sesuatu yang dibolehkan sebagai bentuk kewaspadaannya terhadap sesuatu yang bahaya” (HR Tirmidzi)
· Menundukkan Pandangan (Ghadl al Bashr): Hendaklah seseorang menundukkan pandangannya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah s.w.t, karena sesungguhnya pandangan itu mewariskan syahwat dan membuat pelakunya terjatuh ke dalam dosa dan maksiat… maka sehubungan dengan ini Al Quraan Al Kariim memberi peringatan terhadap pandangan yang berlebihan, firman Allah s.w.t: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya…” (An Nuur:30). Dan sabda Rasulullah s.a.w: “Pandangan itu satu panah dari panah-panah iblis”, juga sabdanya: “hendaklah kalian menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan, atau Allah akan memburukkan wajah-wajah kalian” (HR Thabrani)
· Menjaga Lisan: Hendaklah menjaga lisan dari banyak bicara, berkata keji dan kotor, serta mengada-ngada. Dan secara umum mejauhi perkataan yang laghaw, ghibah dan namimah (mengadu domba)… Berkata Imam Nawawi: “Ketahuilah, selayaknya bagi setiap mukallaf untuk menjaga lisannya dari tiap-tiap perkataan, kecuali perkataan yang telah jelas kemaslahatannya.
· Memiliki sifat Malu: Hendaklah memiliki sifat malu dalam setiap keadaan, tanpa menghalanginya untuk tetap berani membela kebenaran… dan termasuk sifat malu adalah tidak ikut campur dengan urusan orang lain, menundukkan pandangan, rendah hati, tidak meninggikan suara, qanaa’ah dan yang serupa dengannya… Sungguh telah diriwayatkan dari Rasulullah s.a.w bahwasanya beliau lebih malu dibandingkan dengan perawan dalam pingitan… Dan sabda beliau s.a.w: “Iman itu lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang, yang paling utama adalah qaul Laa ilaha illa Allah, dan yang paling ringan adalah menyingkirkan rintangan di jalan, dan malu itu termasuk cabang dari iman” (Muttafaq Alaih), dan sungguh telah berkata para ulama: “Hakikat malu itu adalah akhlaq yang ditimbulkan dari meninggalkan keburukan, dan menahan diri dari mengurangi hak orang lain”
· Al Hilm Wa Ash Shabr: Sesungguhnya sifat yang paling patut untuk ditanamkan setiap muslim pada dirinya adalah sifat sabar dan halim, karena perjuangan menegakkan islam dipenuhi dengan hal-hal yang dibenci, jalan da’wah penuh dengan onak dan duri.
· Bersifat jujur: Hendaklah berlaku jujur dan tidak berbuat dusta. Berkata benar walau terhadap dirinya sendiri tanpa takut celaan orang yang suka mencela…
· Tawaadhu: Hendaklah bersikap tawadhu khususnya terhadap saudara-saudara se muslim dan tidak membedakan antara yang kaya dan yang miskin… Rasulullah s.a.w pun minta perlindungan kepada Allah s.w.t dari sifat sombong, sabdanya: “Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada secercah kesombongan” (HR Muslim).
· Menjauhi zhan (prasangka), ghibah, dan menutupi aib kaum Muslimin: dalam hal ini Allah s.w.t telah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maka Penyayang” (Al Hujuraat:12), juga firmanNya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (Al Ahzab: 58).
0 comments :
Posting Komentar