21 Okt 2012

Aku Diajarkan Membenci Islam

“Selama ratusan tahun, kami diajarkan baik dalam sejarah dan buku-buku agama untuk membenci agama Islam dan menghinanya. Semua karikatur dan fitnah terhadap Nabi Muhammad yang beredar di media, adalah bagian dari materi pelajaran dan ujian di sekolah.”
 
Ini adalah cerita perjalananku dalam menemukan Islam.


 
Aku dilahirkan di kota Athena, Yunani dari keluarga Yunani Orthodok. Keluarga ayahku tinggal di Istanbul Turki hampir sepanjang hidup mereka, dan ayahku pun lahir dan dibesarkan disana. Keluarga ayahku adalah keluarga kaya, berpendidikan, dan seperti layaknya keluarga kristen orthodok yang tinggal di negara Islam, mereka pun melaksanaan ibadah sesuai agama mereka.


Kemudian datang suatu waktu dimana Pemerintah Turki memutuskan untuk mengusir warga Yunani mayoritas keluar dari Turki dan menyita semua kekayaan, rumah serta usaha mereka. Sehingga akhirnya keluarga ayahku harus kembali ke Yunani dengan tangan kosong. Itulah yang dilakukan muslim Turki terhadap mereka, dan hal tersebut menjadi sebuah validasi bagi mereka untuk membenci Islam.

Keluarga ibuku tinggal di perbatasan antara Yunani dan Turki. Pada saat penyerangan oleh Turki, tanah perbatasan tersebut dikuasi oleh Turki, dan mereka membakar rumah-rumah penduduk Yunani. Untuk menyelamatkan diri, warga-warga Yunani yang tinggal disana lari ke kota utama Yunani. Hal ini menjadi alasan untuk lebih membenci Muslim Turki.

Yunani selama lebih dari 400 tahun diduduki oleh Turki, dan kami diajarkan untuk mempercayai bahwa setiap kejahatan yang dilakukan terhadap warga Yunani, adalah tanggung jawab Islam. Orang-orang Turki adalah muslim dan kejahatan yang mereka lakukan mencerminkan kepercayaan agamanya.

Hal tersebut sebenarnya adalah rencana bijak yang dilakukan oleh Gereja Orthodok Yunani (agama dan politik di Yunani adalah satu kesatuan), untuk membangun kebencian di hati setiap orang Yunani terhadap Islam. Ini dilakukan untuk melindungi agama mereka dan mencegah warganya berpindah ke agama Islam.
Jadi selama ratusan tahun, kami diajarkan dalam sejarah dan buku-buku Islam untuk membenci dan menghina agama Islam.

Dalam buku kami, Islam bukanlah suatu agama dan Muhammad (keberkahan untuknya) bukanlah seorang nabi! Ia hanyalah pemimpin dan politikan cerdas yang mengumpulkan berbagai aturan dan hukum dari Yahudi dan Kristen, serta menambahkan beberapa idenya sendiri yang kemudian digunakan untuk menaklukan dunia.

Di sekolah kami diajarkan untuk menghina Muhammad dan istrinya atau para pengikutnya. Semua karikatur dan fitnah terhadap beliau yang beredar di media hari ini sebenarnya adalah bagian dari pelajaran dan materi ujian kami.

Alhamdulillah, Allah melindungi hatiku, dan kebencian terhadap Islam tidak memenuhi hatiku.
Warga Yunani lainnya pun juga berhasil menghilangkan beban warisan dari agama Orthodok yang disimpan di pundak mereka dan mereka telah terbuka. Atas kehendak Allah, mata, telinga dan hati mereka ditunjukkan untuk melihat Islam sebagai agama yang benar yang dikirim Allah, dan Muhammad adalah nabi yang sebenernya serta penutup dari semua nabi.

Orang-orang muslim percaya bahwa Allah mengirimkan utusannya untuk umat manusia sebagai pemberi petunjuk bagi mereka. Dimulai dari Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Musa dan 'Isa (semoga keberhakan untuk mereka semua). Namun, petunjukkan Allah yang terakhir di tutup oleh Nabi Muhammad (keberkahan untuknya).

Hal yang sangat membantukku adalah kenyataan bahwa kedua orangtuaku bukanlah orang yang sangat religius. Mereka jarang sekali melakukan ibadah sesuai agama mereka, dan hanya membawaku ke gereja pada saat pernikahan atau pemakaman.

Apa yang membawa ayahku keluar dari agamanya adalah korupsi yang ia lihat setiap harinya dilakukan oleh para pendeta.
Korupsi yang terjadi didalam lingkungan gereja, mendorong banyak anak-anak muda untuk menjauh dari agama dan mengarahkan mereka untuk mencari yang lain.

Sebagai seorang remaja aku senang membaca berbagai macam buku dan aku mereka kurang puas dan yakin dengan kristen. Aku percaya akan Tuhan, merasa takut dan mencintai-Nya, tetapi hal lainnya membuatku bingung.

Ku mulai mencari disekitarku, tetapi tak pernah mencari tahu tentang Islam (mungkin karena latar belakang keluargaku terhadap Islam).

Alhamdulillah, Allah mengasihani jiwaku dan menunjukkan jalan dari kegelapan menuju cahaya, dari neraka ke surgaNya.

Allah memberikanku seorang suami, yang terlahir muslim, menanamkan benih cinta pada hati kami dan menggiring kita hingga menikah tanpa ada perhatian khusus diantara kita mengenai perbedaan agama.
Suamiku bersedia menjawab setiap pertanyaanku tentang agamanya, tanpa menghina kepercayaanku (meskipun salah apa yang ada dalam agamaku). Ia pun tak pernah memberikan tekanan atau bahkan memintaku untuk mengganti agamaku.

Setelah tiga tahun menikah, memiliki kesempatan untuk mengetahui lebih jauh tentang Islam dan membaca kitab suci Al Quran, sebagaimana buku agama lainnya, aku merasa yakin bahwa tidak ada hal yang dinamakan trinitas, begitupun dengan Yesus sebagai Tuhan.

Orang muslim percaya pada satu Tuhan yang tak ada bandingannya. Yang tidak memiliki anak, atau istri dan tak ada yang layak disembah selain kepada-Nya! Tidak ada yang menandingi keilahian dan keagungan-Nya.
Dalam Qur'an Allah mendeskripsikan tentang dirinya;Al Ikhlas 1-4
“Katakanlah, '(Muhammad) Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'”
 
Tidak ada seorang pun yang berhak untuk dipanggil, dimintai permohonannya, dan disembah selain Allah.
Islam adalah penerimaan dan kepatuhan terhadap apa yang diajarkan oleh Allah yang telah diturunkan kepada nabi terakhirnya Muhammad.

Aku menjadi muslim, dan menyimpan rahasia ini dari keluarga dan teman-teman selama bertahun-tahun. Aku dan suamiku tinggal di Yunani dan mencoba untuk menjalankan Islam, tetapi hal tersebut sangat susah bahkan nyaris tidak memungkinkan.

Di negara asalku tidak ada mesjid, tidak ada akses untuk mempelajari Islam, tidak ada orang yang melakukan shalat, puasa atau wanita yang menggunakan hijab. Hanya ada beberapa imigran muslim yang datang ke Yunani untuk mencari kehidupan ekonomi yang lebih baik dan membiarkan gaya hidup barat menyerang mereka dan akhirnya mencemari mereka. Dan hasilnya, mereka tidak mengikuti agama mereka dan mereka benar-benar tersesat.

Kala itu benar-benar sangat sulit untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban agama Islam, terutama bagiku, yang terlahir bukan sebagai muslim dan ku tak memiliki pendidikan Islam.
Suami dan aku harus shalat dan menjalankan puasa mengandalkan kalender, tidak ada Adzan yang terdengar di telinga, tidak ada jamaah Islam yang mendukung. Kami merasa setiap hari berjalan mundur. Keyakinan kami menurun dan ombak membawa kami.

Kemudian ketika anak perempuan kami lahir, kami memutuskan untuk pindah ke negara muslim, untuk menyelamatkan jiwa kami dan anak kami, jika Tuhan mengijinkan. Kami tak ingin membesarkan anak kami di budaya barat yang terbuka dan harus berjuang untuk mempertahankan identitasnya dan mungkin akan berakhir dengan kesesatan. 

Segala puji bagi Allah, Ia telah menunjukkan kami dan memberi kami kesempatan untuk pindah ke negara Islam, dimana kami bisa mendengar suara Adzhan yang merdu dan kami bisa meningkatkan pengetahuan Islam kami serta lebih mencintai Allah dan juga Nabi kita Muhammad.

Sumber : http://www.eramuslim.com

0 comments :

Posting Komentar