22 Mar 2013

Yuk, Shaum Sunnah


Shaum alias puasa, merupakan salah satu ibadah agung yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan. Dan tentu kamu tahu kalo shaum nggak hanya yang wajib saat Ramadhan saja, tapi banyak shaum sunnah yang Allah sunnahkan untuk kita, yang insya’Allah dapat nambah pundi-pundi amal kita sekaligus menyempurnakan kekurangan yang kita lakukan dalam shaum Ramadhan.




Pada prinsipnya, shaum dapat dilakukan pada hari apa saja, selain saat ‘Idul Fithri, ‘Idul ‘Adha, dan 3 hari tasyrik (pasca ‘Idul ‘Adha), asalkan nggak dikhususkan pada satu hari tertentu, kecuali emang ada dalilnya. Namun, ada beberapa shaum sunnah yang lazim dikenal dan tercantum dalam hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Shaum-shaum tersebut adalah sebagai berikut:


  1. Shaum Daud
    Shaum ini adalah shaum yang dicontohkan pertama kali oleh Nabi Dawud ‘alaih as-salam.
    Caranya: shaum berselang seling, maksudnya satu hari shaum, satu hari tidak, demikian seterusnya dengan konsisten.
    Waktu: bisa kapan saja, asalkan bukan pada hari yang diharamkan untuk shaum, seperti 2  hari raya  (‘Idul Fithri & ‘Idul ‘Adha) dan 3 hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).
    Hikmah: memiliki keutamaan karena sifat seimbangnya dan konsistensi pelaksanaannya.
  2. Shaum Arafah
    Shaum ini dilakukan oleh muslim yang nggak lagi wukuf di Arafah pada saat ibadah haji
    Caranya: sama seperti shaum biasa.
    Waktu: pada tanggal 9 Dzulhijjah (pada saat saudara muslim yang sedang beribadah haji menjalankan wukuf Arafah).
    Hikmah: jika dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh karena mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala, dapat menghapus dosa-dosa kecil 1 tahun sebelum shaum dan 1 tahun setelah shaum.
  3. Shaum 6 hari di bulan Syawal
    Shaum ini dilakukan pasca shaum wajib Ramadhan pada bulan Syawal.
    Caranya: dilakukan selama 6 hari (tidak harus berurutan) dalam bulan Syawal. Ada perbedaan pendapat, apakah wajib membayar hutang shaum Ramadhan dulu atau nggak. Namun yang lebih aman, shaum Ramadhan dilunasi dulu, karena yang wajib harus diutamakan dulu.
    Waktu: hanya pada hari-hari selama bulan Syawal
    Hikmah: yang melaksanakan shaum 6 hari di bulan Syawal setelah shaum Ramadhan maka pahalanya sama dengan jika shaum selama 1 tahun penuh
  4. Shaum hari Senin dan Kamis
    Shaum sunnah rutin yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis
    Caranya: sama seperti shaum biasa
    Waktu: hanya boleh pada hari Senin dan Kamis, tidak boleh hanya selalu Senin atau selalu Kamis saja
    Hikmah: menambah derajat kemuliaan, karena amal manusia ditunjukkan pada Allah setiap Senin dan Kamis
  5. Shaum pada 10 hari pertama bulan Dzulhijah
    Shaum yang dilakukan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah
    Caranya: sama seperti shaum biasa
    Waktu: hanya pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, kecuali pada tgl 10 Dzulhijjah (hari raya Idul Adha)
    Hikmah: Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menyukai amal shalih yang dilakukan pada 10 hari tersebut, salah satunya shaum.
  6. Shaum Tiga Hari Tiap Bulan atau Ayyamul Bidh
    Shaum ayyamul bidh adalah shaum 3 hari setiap bulan.
    Caranya: dilakukan dalam 3 hari berurutan
    Waktu: bebas, tetapi diutamakan pada hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan (pake kalender hijriyah), kecuali hari tasyrik (13 Dzulhijjah)
    Hikmah: berpeluang mendapat pahala seperti shaum selama setahun
  7. Shaum ‘Asyura dan Tasu’a
    Shaum ‘Asyura adalah shaum pada tanggal 10 Muharram, dan Tasu’a adalah shaum pada tanggal 9 atau 11 Muharram.
    Caranya: sama seperti shaum biasa
    Waktu: tanggal 9 dan 10 Muharram, atau tanggal 10 dan 11 Muharram
    Hikmah: shaum ‘Asyura akan menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu
  8. Shaum di bulan Muharram
    Shaum sunnah yang dilakukan di sepanjang bulan Muharram, bukan hanya pada ‘Asyura saja (10 Muharram)
    Caranya: sama seperti shaum biasa
    Waktu: sepanjang bulan Muharram
    Hikmah: menurut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, shaum di bulan Muharram adalah yang paling utama setelah Ramadhan
  9. Shaum di bulan Sya’ban
    Shaum yang dilakukan di sepanjang bulan Sya’ban, tapi tidak seluruh hari
    Caranya: sama seperti shaum biasa
    Waktu: hari-hari dalam bulan Sya’ban, kecuali tgl 30 Sya’ban (Yaumul Syak) karena saat itu meragukan antara masuk Ramadhan atau belum, namun menurut imam Syafi’i, jika shaum sunnah lainnya jatuh bertepatan pada Yaumul Syak, maka tidak mengapa dilakukan
    Hikmah: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam melakukan shaum sunnah lebih sering di bulan Sya’ban ketimbang bulan lainnya (kecuali Ramadhan)
  10. Shaum untuk pemuda yang belum menikah
    Shaum ini dilakukan sebagai pengingat diri pada pemuda yang memiliki syahwat tinggi tapi belum menikah.
    Caranya: sama seperti shaum biasa.
    Waktu: setiap saat kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk shaum.
    Hikmah: sebagai perisai dari godaan syahwat yang sangat kuat pada pemuda yang belum menikah.

Untuk masalah niat, sebenarnya itu adalah amalan hati. Maksudnya, niat tidak perlu dilafazkan dengan “nawaitu …”, “ushalii…”, dan sebagainya. Pokoknya berniat ingin shaun sunnah, gitu aja. Oke..

Sudah paham kan temen-temen. Makanya, yuuk kita shaum sunnah. Semoga Allah Ta’ala memudahkan langkah kita semua.

Referensi:

  1. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Dawud dan shaum yang paling disukai Allah adalah shaum Dawud. Ia tidur setengah malam dan bangun pada sepertiganya dan tidur lagi pada seperenamnya, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (Mutafaq’alaih)
  2. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, Shaum pada hari Arafah akan menghapus dosa 2 tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
  3. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa melaksankan shaum Ramadhan kemudian dilanjutukan dengan shaum 6 hari di bulan Syawal maka seakan-akan ia telah shaum selam setahun penuh.” (HR. Muslim)
  4. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Semua amal akan ditunjukkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika saat amalku ditunjukkan, aku dalam kondisi Shaum.” ( Hadits Hasan riwayat at Tirmidzi) Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi disebutkan bahwa arti ditunjukkan adalah ditunjukkan kepada Allah.
  5. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada hari dimana amal salih pada hari itu lebih disukai Allah dari pada sepuluh hari ini.” Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fisabilillah?” Beliau bersabda, ”Tidak pula jihad fisabilillah, kecuali seseorang yang pergi dengan hartanya lalu tidak kembali lagi.” (HR. At Tirmidzi,Abu Daud, dan Ahmad)
  6. Mu’adz radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Ummul Mukiminin ‘A’isyah radhiallahu ‘anha, “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘A’isyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709)
  7. Dari Abu Dzar berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menyuruh kami shaum tiga hari setiap bulan, yaitu pada hari ketiga belas,empat belas, dan lima belas. Beliau berkata, ‘Itu seperti shaum setahun.’” (HR. An Nasa’i)
  8. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang shaum pada hari Asyura’ maka beliau bersabda, “Akan menghapus dosa setahun yang lampau” (HR. Muslim)
  9. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. bersabda “Shaum yang paling utama setelah Ramadhan adalah shaum di Bulan Muharram dan Shalat yang paling utama setelah shalat fardu adalah shalat malam.” (HR. Muslim, at Tirmidzi dan Abu Daud). Meskipun dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lebih banyak shaum pada bulan Rajab, akan tetapi hal ini tidak menafikan fadhilah bulan Muharram.
  10. Dari ‘A’isyah, Ummul Mukminin radhiallahu ‘anha beliau berkata, “Rasullullah shalallahu ‘alaihi wa salam melaksanakan shaum hingga kami mengatakan beliau tidak pernah berbuka dan beliau berbuka (tidak shaum) hingga kami katakan beliau tak pernah shaum. Dan saya tidak melihat beliau menyempurnakan shaum sebulan penuh selain Ramadhan dan saya juga tidak melihat beliau lebih banyak menjalankan shaum dalam satu bulan kecuali di bulan Sya’ban.” (HR. Muslim)

  1. Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang shaum pada hari Syak maka ia telah mendurhakai Abu Al Qasim (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam) .” (HR. Bukhari)
  2. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka hendaklah segera menikah, karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah shaum karena shaum akan menjadi perisai baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Referensi:


0 comments :

Posting Komentar